Halo!
Kembali lagi dengan tugas tulis-menulis, walaupun sekarang trennya nge-vlog ya.. Hehehe. Well, menulis is (kind of) still my jam, padahal seringnya nulis nggak jelas. Ya udah, berhubung sekarang ada tugas nulis lagi, kali ini mau nulis sesuatu yang (kayaknya semoga) lebih produktif.
Let’s get started!
Jadi, kalian pasti tau, kan, si Zaskia Gotik yang melecehkan Pancasila di salah satu stasiun TV? Nah, kalian juga pasti tau, dong, kalau salah satu siswa SMA di Medan, Sonya Depari, yang mengaku sebagai anak jenderal? Kasus ini udah bikin orang-orang Indonesia jengkel sama kedua orang ini, ditambah-tambah mereka dijadiin Duta.
Duta itu apa, sih?
Cek dulu, yuk, artinya dari KBBI.
duta/du·ta/ n 1 orang yang diutus oleh pemerintah (raja dan sebagainya) untuk melakukan tugas khusus, biasanya ke luar negeri; utusan; misi: Raja akan mengirimkan — penjemput yang dikawal oleh satuan kehormatan; 2 orang yang mewakili suatu negara di negara lain untuk mengurus kepentingan negara yang diwakilinya, membantu dan melindungi warga negaranya yang tinggal di negara itu, dan sebagainya;
Hm…
Ya, tetap aja hal yang mereka lakukan itu sangat nggak pantas. Dari si Zaskia Gotik, yang menghina Pancasila, yaitu menjawab Bebek Nungging saat ditanya apa lambang Pancasila. Tidak itu saja, dia juga menjawab 32 Agustus saat ditanya kapan proklamasi Indonesia diproklamirkan, di sebuah stasiun TV swasta ternama. Siapa yang tidak kesal, kalau lambang negara dihina-hina, padahal proses memperjuangkannya membutuhkan waktu yang lama, effort yang banyak, dan belum juga hambatan-hambatan yang dihadapi pahlawan-pahlawan pada waktu itu. Padahal sudah terang-terang dijelaskan di Pasal 68 UU 24/2009:
“Setiap orang yang mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).”
Tidak lama, disusul dengan berakhirnya Ujian Nasional SMA se-Indonesia. Kalian pasti udah familiar, dong, kalau banyak siswa/i yang ingin merayakan hal tersebut dengan mencorat-coret seragam mereka sebagai tanda ‘kebebasan’. Salah satu dari mereka adalah Sonya Ekapari Sembiring atau Sonya Depari, nama yang sudah dikenal. Ya, Sonya tidak ingin ditilang saat sedang konvoi merayakan berakhirnya Ujian Nasional bersama teman-temannya. Ia pun mengaku sebagai anak jenderal, Irjen Pol Arman Depari, yang ternyata kalau itu adalah pamannya.
Hal ini sudah membuat amarah orang-orang menjadi meluap-luap karena perbuatan mereka. Apa lagi untuk Zaskia Gotik. Dia adalah public figure yang seharusnya menjadi contoh buat orang banyak, namun yang sudah dia lakukan bukan yang seharusnya dia lakukan. Orang-orang kesal terhadap Zaskia karena mereka pikir Zaskia tidak tau rasanya memperjuangkan kemerdekaan. Dan banyak juga orang-orang yang menganggap perbuatan Sonya Depari tidak sopan terhadap orang yang lebih tua darinya.
Amarah para netizen semakin membara dengan dijadikannya Zaskia Gotik dan Sonya Depari sebagai duta. Zaskia dijadikan sebagai Duta Pancasila oleh politikus DPR dan MPR meskipun hanya bermodal menghafal Pancasila, sedangkan Sonya Depari dijadikan sebagai Duta Anti Narkoba oleh Gereja Reformis di Medan dan juga oleh BNN. Reaksi dari netizen selain amarah, yaitu bingung terhadap ‘penobatan’ mereka menjadi duta.
Menurut mereka, masalahnya, menjadi duta itu tanggung jawabnya besar, dan tugasnya tidak main-main. Memang betul. Balik lagi ke arti duta tadi,
orang yang diutus oleh pemerintah (raja dan sebagainya) untuk melakukan tugas khusus, biasanya ke luar negeri; utusan; misi
orang yang mewakili suatu negara di negara lain untuk mengurus kepentingan negara yang diwakilinya, membantu dan melindungi warga negaranya yang tinggal di negara itu, dan sebagainya;
Yap, mewakili suatu negara untuk mengurus kepentingan negara yang diwakilinya. Itu sudah terdengar sangat berat, apalagi saat dijalankan.
Namun, apa sih tujuannya mereka berdua dijadikan ‘Duta’?
Menurut Devie Rahmawati, seorang Pengamat Sosial Universitas Indonesia (yang dihubungi merdeka.com),
“Biar orang ingat, jangan sampai lakukan hal seperti itu lagi, karena anda akan jadi Zaskia Gotik. Jadi anda jangan sampai lupa atau menghina sebab kalian akan direspon sangat negatif oleh semua orang,”
Menurutnya, menjadikan Zaskia Gotik menjadi Duta Pancasila akan sejalan dengan program Revolusi Mental-nya pak Joko Widodo. Devie menambahkan,
“Sebuah revolusi kalau itu diwakili oleh sosok yang sangat ideal, yang benar-benar sempurna ya tidak ada revolusi karena tidak ada perubahan. Tapi ketika ini direpresentasikan oleh orang yang pernah berbuat salah kemudian dia mau berubah dan tidak melakukan itu lagi ini manusiawi,”
Berpindah ke Sonya Depari, menurut Gereja Reformis yang menjadikannya ia seorang Duta Anti Narkoba, alasannya adalah untuk mengembalikan kepercayaan diri Sonya, karena berita ia mengaku menjadi anak jenderal (dan ternyata ia bukan anak jenderal) menjadi viral, dan karena itu ia di-bully di media sosial, yang mana membuat Sonya menjadi trauma. Orang-orang mengambil fotonya dari media sosial Instagram dan menyebarkannya, men-slut-shaming Sonya, sehingga Sonya harus mengunci akunnya tersebut. Ditambah lagi dengan Ayahnya yang meninggal setelah 2 hari berita tersebut tersebar, karena stres dengan perbuatan yang telah Sonya lakukan.
Tapi, kalian pernah nggak, sih, punya teman yang melakukan kesalahan namun malah diberi tugas agar ia kapok dengan perbuatannya? Mungkin, ini alasan dari orang-orang yang membuat Zaskia dan Sonya menjadi Duta Pancasila dan Duta Anti Narkoba. Mereka diberi tanggung jawab yang besar, supaya mereka belajar arti sebenarnya dari hal tersebut, dan semoga dari hal-hal yang telah mereka pelajari bisa membuat mereka lebih mengerti dan bisa diajarkan ke orang banyak.
Opini gue?
Kayaknya paragraf-paragraf yang udah gue tulis di atas udah termasuk sebagai opini.
Ya.. Kita liat aja ke depannya, mereka berhasil atau nggak dalam menjadi Duta Pancasila dan Duta Anti Narkoba. Semoga ini keputusan yang benar dan dapat merubah mereka, sekaligus orang banyak supaya nggak mengulangi hal yang sama.
Sekian dulu tulisan dari gue. Udah lewat bates nulis, ehe. Semoga bermanfaat, ya!
Bye, guys!
(Diolah dari berbagai sumber)