Halo, P-assengers! Sudah pernah dengar film pendek berjudul “Anak Lanang”? Film Pendek yang diproduksi oleh Ravacana Films dan digarap oleh sutradara Wahyu Agung Prasetyo ini patut kita beri apresiasi, loh. Memangnya kenapa, sih? Yuk, mari simak ringkasan di bawah ini.
Dalam durasi 14 menit 37 detik, film pendek ini mengajak kita mengikuti perjalanan 4 anak lanang (laki-laki) berseragam sekolah dasar yang hendak pulang ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan pulang ke rumah, keempatnya menaiki becak dan dalam perjalanan menuju rumah, lah, berbagai bincang oleh keempat anak laki dan tukang becak mengisi film ini.
Uniknya, perbincangan ini memiliki banyak makna tersirat, salah satunya dapat kita pahami betul bahwa karakter masing-masing anak yang tercermin saat berbincang, tidak jauh sama dari sifat orang tua mereka. Selain itu, masih banyak bincangan, pertengkaran kecil oleh tokoh-tokoh, hingga pembawaan isu dan pesan-pesan sosial yang dikemas dengan tersirat dan baik, membuat film pendek ini patut diacungkan jempol.
Selain keunikan di atas, keunikan lain dari film ini adalah teknik one-shot yang digunakan menurut saya sangat patut diberi apresiasi, terlebih pemerah tokoh-tokoh utama dalam cerita ini masih sangat muda, namun perbincangan selama 14 menit berjalan dengan tidak kaku dan terasa canggung, malah terasa sangat natural dan menghibur penonton. Ditambah lagi dengan penggunaan bahasa Jawa yang menggambarkan suasana Yogyakarta pada latar tempatnya, memberi ciri khas pada film. Dengan banyaknya keunikan ini, film Anak Lanang berhasil mendapat perhatian dari banyak masyarakat hingga dari negara-negara lain, dibuktikan dengan perolehan pencapaian “Outstanding Achievement” di Indonesian Film Festival Australia yang ke-14.
Durasi film yang singkat, percakapan dan pertengkaran kecil yang menghibur, tak lupa dengan pesan tersiratnya, rekomendasi sekali untuk P-assengers tonton di waktu luang, nih!