Heyo P-assengers!
Udah lama nih aku nggak nulis artikel di web PIDAS tercinta ini. Diselang waktu yang cukup lama ini, banyak hal yang udah berubah sama PIDAS. Kepengurusannya sudah berganti, juga ada adik-adik baru yang sudah bergabung ke PIDAS. Aku mau ngucapin terima kasih dulu ke kakak-kakak Victorius, dan of course our beloved Kak Mine yang telah membimbing aku dan Incredible sampai saat ini.
Nah, lanjut ke artikelnya. Artikel kali ini akan berisi mimpi-mimpi aku dan pandangan aku ke masa depan aku. Tanpa basa basi, langsung aja yuk ke artikel yang menarik ini heheheh.
“So you’re a little weird? Work it! A little different? OWN it! Better to be a nerd than one of the herd!” -Mandy Hale
Artikel ini aku awali dengan sebuah quote dari Mandy Hale. Singkatnya, quote ini menuliskan bahwa kalau kita berbeda atau aneh, kita harus embrace ke-anehan kita. Masih mending jadi orang aneh daripada jadi salah satu bagian dari kawanan orang yang biasa-biasa saja.
Lanjut ke pembahasan utamanya, yaitu Mimpi. Aku yakin kalin semua sudah tau arti mimpi, bukan mimpi saat tidur lho, tapi maksud disini adalah cita-cita, pandangan kita kedepannya. Mimpi setiap orang pastinya berbeda-beda, juga berdasarkan latar belakang yang berbeda-beda. Maka dari itu, sebelum aku menyebutkan mimpiku apa, aku mau menjelaskan latar belakang tentang pandangan aku terhadap sebuah mimpi.
Lahir di negara yang cukup old-fashioned atau bahkan conservative, kepribadianku bisa dibilang “aneh”. Aku orangnya feminine. Masyarakat melihat seorang cowok feminine pasti langsung menaruh label aneh. Apa lagi pandangan cowok lainnya bahkan sampai ke orang-orang yang sudah tua.
Sejak kecil, aku suka menggambar, menghias, bahkan ke busana, ya, fashion. Untung saja, walau keluargaku batak tulen, mereka masih bisa mengerti, walau tidak 100%. Kalau bicara masyarakat, aku berbohong kalau bilang aku tidak ditindas. Walau terlihat kuat, aku sebenarnya sangat benci dengan candaan-candaan laki-laki tipikal SMP ataupun SMA. Salah satunya adalah mereka jokingly menaruh aku di kelompok bersama perempuan saat dilakukan pembagian kelompok antara laki-laki dan perempuan. Dengan gampangnya, mereka berkata “oh, gue kira lu cewe.” Terlihat sederhana, tapi setelah diulang sekian kali, lawakan itu menjadi sebuah singgungan tajam bagiku. Bahkan, sampai sekarang, cowok-cowok lain menjauhiku, karna mereka menganggap aku “banci”. Sempat saat aku sudah tidak kuat menahan semuanya, aku sampai pindah sekolah saat SMP, ya, hanya untuk menghindari orang-orang yang berpikiran sempit itu. Karena aku sudah terbiasa, hal ini menjadi kecil bagiku. Tapi aku khawatir dengan anak-anak lainnya yang dianggap “aneh”
Anak-anak di negara conservative ini tidak bisa dengan bebas mengekspresikan dirinya. Mereka harus bisa memenuhi gender-role mereka. Jika tidak, mereka akan ditindas dan dikucilkan masyarakat. “Laki-laki tidak boleh jadi chef, fashion designer atau bahkan dancer”. Pemikiran ini yang menghancurkan mimpi-mimpi anak jaman sekarang. ‘Laki-laki kan harus macho, masa mainnnya masak-masakan, masa mainnya boneka?’
Terlihat biasa saja, tapi masa depan mereka sudah berubah. Yang seharusnya mereka bisa menjalankan apa yang disukai hati mereka, apa passion mereka, terpaksa harus mereka ubah untuk dapat menyesuaikan diri dengan pandangan masyarakat.
Hal ini juga terjadi padaku, aku dulu bermimpi untuk menjadi seorang pelukis, sekian lama beralih ke fashion designer. Karena tidak lazim untuk masyarakat, aku memendam jauh-jauh mimpi itu agar tidak lagi ditindas oleh teman, bahkan guru. Sekarang, aku ingin menjadi designer grafis, tapi masih saja dilarang oleh orang tua, dan akibat desakan masyarakat dengan pandangan mereka yang sempit dan larangan orang tua, aku masih bingung untuk menjadi apa di kedepannya, bahkan, untuk ambil jurusan saja bingung.
Karena harus nyambung dengan topik kali ini, yaitu mimpi, mendingan aku menyebutkan passion aku yang akan aku sambungkan dengan mimpiku. Shockingly, aku orangnya suka banget kimia, jadi satu dari sekian banyak mimpiku adalah untuk menjadi chemist/pharmacist. Yang kedua, aku suka banget menciptakan sesuatu, atau bisa dibilang, berimajinasi (rekayasa), dari situ, aku berpikiran untuk mengambil jurusan rekayasa genetika (ga nyambung oke). Selanjutnya, aku orangnya suka ngomong, ya bisa dilihat dari artikel yang berbelit-belit ini. Selain suka ngomong, aku juga suka dengerin orang, nah dari situ aku mau jurusan psikologi. Nah yang selanjutnya yang aku damba-dambakan, aku ini suka menggambar, design, bahkan fashion, makannya aku ingin FSRD (amin seribu amin) atau ke luar negri untuk menjadi fashion designer. Terakhir, yang paling baru nih mimpinya, aku ingin menjadi esthetician (bisa cari di google). Ya intinya kosmetologi, atau jatuhnya bisa-bisa ke dermatologist dan pastinya gak di Indonesia.
Diantara sekian banyak mimpi, yang paling aku junjung tinggi itu adalah chemist/pharmacist, dan esthetician/dermatologist. Aku hanya bisa bekerja keras dan menyerahkan sisanya di tangan Tuhan dan doa. Aminin ya!!!
Nah, itu pandangan aku di 5-10 tahun kedepan. Apa sih hubungannya sama PIDAS?
PIDAS adalah ekskul yang melatih jiwa kreatif, bersosial, dan masih banyak lagi. Di departemen aku, yaitu CETAK, aku diajak untuk kreatif terus menerus dengan ide yang tentunya harus fresh dan original. Dari sekian banyak mimpi yang kusebutkan, semuanya butuh tingkat ke-kreatifitasan yang tinggi, jiwa yang peka, dan bahkan pandai bersosialisasi. Makannya, dengan bantuan ekskul PIDAS tercinta ini, aku mau mengasah berbagai aspek tersebut untuk masa depanku.
Udah sih, segitu saja. Maaf kalau artikelnya agak panjang dan berbelit-belit, malahan jadi curhat. Aku sudah menceritakan mimpiku, sekarang giliranmu!
Sampai ketemu lagi, P-assengers!