Hi, P-Assangers! Balik lagi sama aku, setelah lama gak nulis lagi disini. Pada kesempatan kali ini, aku bakal ngenalin sosok yang mungkin sampai saat ini aku juga masih berusaha untuk mengenali dirinya lebih baik. Semoga dengan tulisan ini, kita bisa sedikit kenal dengan perempuan ini.
Seorang perempuan yang penuh akan keceriaan satu ini bernama Khayrani Shaffah Rachmansa, atau biasa dikenal dengan sapaan Shaffah. Kerabat dekatnya pun tak jarang memanggilnya Apaw. Saat ini, ia sedang mengenyam pendidikan kelas 11 dari bangku di karmarnya tepat di hadapan sebuah laptop dan tangannya yang terus mengetik.
Terlihat dari namanya yang memiliki arti yaitu segala kebaikan yang tercurah dari dalam dirinya, Shaffah merupakan orang yang bertanggung jawab dan perhatian terhadap lingkungan dan teman-temannya. Namanya pun sudah disimpan oleh orang tuanya sejak kelahiran kakak laki-lakinya sebagai sebuah doa, hingga 13 bulan kemudian lahirlah Shaffah yang menjadi jawaban dari doa kedua orang tuanya. Si bungsu ini lahir di Rumah Sakit Bunda yang terletak di pusat Kota Jakarta pada hari Sabtu tanggal 22 Mei 2004 tepat pukul 4 sore.
Shaffah merupakan seorang perempuan gemini yang yang penuh semangat dan antusias untuk mencapai target dalam hidupnya. Terlahir dari keluarga yang dapat dibilang cukup harmonis dan saling mendukung, kedua orang tua Shaffah selalu memperbolehkannya untuk melakukan apapun yang ia inginkan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Ia juga memiliki target dalam hidupnya dan sangat tekun untuk menggapainya.
Dibalik itu semua, Shaffah memiliki sisi dari dirinya yang tak ia sukai. Ia merupakan seorang yang cukup emosional. Ia juga sangat moody hingga membuat dirinya malas untuk melakukan suatu hal. Sampai saat ini, dia berusaha untuk mengendalikan sisi dirinya ini.
Mungkin salah satu yang aneh dari dirinya adalah hobinya. Ia memiliki suatu hobi yang mungkin jarang digemari oleh orang-orang seusianya, yaitu mengikuti organisasi. Hobi tersebut sulit untuk diakui, namun benar adanya. Sejak duduk di bangku SMP, ia tak pernah terlewat untuk mendaftarkan diri mengikuti organisasi mulai dari organisasi sekolah dan ekstrakurikuler hingga bagian dari kepanitiaan suatu acara. Itulah yang membuat dirinya belajar di luar pengetahuan akademik, seperti berkomitmen dan mengatur waktu. Ia selalu mengingatkan dirinya untuk selalu yakin pada diri sendiri dan berpegang teguh pada prinsip, karena pada akhirnya Tuhan lah yang memutuskan jalan yang terbaik untuknya.
Gimana udah pada kenal belum sama Apaw?
Mungkin itu aja yang bisa aku sampaikan saat ini tentang dirinya. Thank you, P-Assangers! See you next time.