Di Balik Kacamata Aliyannisa

Terselip sepasang kacamata tepat di atas batang hidung perempuan itu. Seolah membingkai kedua matanya yang selalu terlihat penasaran akan dunia di sekelilingnya. Aliyannisa Fasyamillah Hafizha, itulah nama dari sosok yang canggung itu. Keluarga dan teman-temannya kerap memanggilnya dengan panggilan lain. Terkadang Fasya, Aca, atau bahkan Camil.

Processed with VSCO with  preset

Si Kacamata

Ia dilahirkan pada hari minggu yang berkah. Tepatnya pada tanggal 27 November 2005, di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta Selatan. Bayi perempuan itu menjadi anak semata wayang kedua orang tuanya hingga adik laki-lakinya lahir beberapa tahun setelahnya. Sejak saat itu, Aliyannisa terpaksa menjadi seorang kakak sulung bagi kedua adiknya yang manja.

Aliyannisa adalah seorang pribadi yang skeptis, selalu mempertanyakan segala hal yang tidak dia ketahui. “Dunia ini penuh dengan rahasia.” Itulah kutipan favoritnya yang selalu diingatnya. Pandangan inilah yang membuat hobi pertamanya muncul. Membaca. Ia gemar sekali membaca hal-hal yang dia pandang menarik. Mulai dari buku-buku filosofi seperti The world of Sophie hingga buku-buku misteri seperti serial Sherlock Holmes.

Ia memiliki sebuah kebiasaan unik yang membuat dirinya susah menyelesaikan satu karya literasi dalam waktu yang singkat. Setiap kali Aliyannisa menemukan suatu perkataan atau aksi yang menarik di dalam bukunya, dia akan menutup bukunya dan menatap dinding kamarnya. Ia akan terus memikirkan arti sesungguhnya dari hal tersebut sebelum dia berani membuka kembali bukunya. Baik itu dalam kurun waktu satu hari atau bahkan seminggu.

 

PhotoScan (7)PhotoScan (4)

Selain dari hobi membacanya itu, dia juga gemar menulis dan membuat jurnal. Biasanya dia menempel potongan majalah, koran, hingga foto kehidupan sehari-harinya pada jurnalnya. Dilengkapi tulisan tangannya yang tidak rapih, bak dokter. Menurut dirinya, tidak masalah jurnalnya berantakan, yang terpenting adalah rasa lega dan bangga yang Ia rasakan setelah menyelesaikan jurnalnya itu. Seperti latar belakang novel yang cliché, kedua hobinya ini adalah mengapa dia memilih PIDAS sebagai ekskulnya pada SMAN 81.

 

Selesai sudah cerita di balik kacamata Aliyannisa. Masih penasaran?

 

Aliyannisa Fasyamillah Hafizha

Divisi News Cetak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *