Halo, P-assengers! Selamat datang lagi di website PIDAS, dan kali ini kalian berjumpa dengan artikel dari salah satu anggota yang agak telat join baru PIDAS! Semoga kalian gak bosen ya bacanya, hehe.
Di artikel perdanaku ini, aku bakal cerita-cerita sedikit tentang stereotype aku tentang PIDAS dan harapan aku selama menjadi anggota PIDAS. Tapi sebelum masuk ke sesi cerita, aku mau perkenalan dulu nih! Kenalin, nama aku Anastasia Vania dari kelas XI MIPA 3, ruangan kelasnya di pojokan lantai 3. Kalian bisa panggil aku Tasia, tapi jangan panggil Vania ya, nanti aku gak nengok kalau dipanggil begitu. Nah, udah kenal kan, sekarang aku langsung mulai aja ya ceritanya.
Aku pertama kali tau PIDAS ketika MPLS, kebetulan kakak mitra kelompok aku itu anggota PIDAS. Dia memperkenalkan PIDAS ke aku sebagai ekskul jurnalistik di SMAN 81, dan dia cerita-cerita tentang berbagai departemen di PIDAS. Waktu demo ekskul, anggota PIDAS tuh ramai banget! Udah ramai orangnya, jasnya merah lagi. Rasanya mau bilang “Wahai kakak-kakak PIDAS, jasmu mengalihkan duniaku”. Dari pertama dengar cerita tentang PIDAS, aku udah tertarik untuk masuk ekskul ini. Coba, kurang keren apa lagi ekskul ini? Satu ekskul aja udah bisa menjadi wadah buat berbagai cabang di bidang jurnalistik. Bukan cuma menjadi wadah menyalurkan minat dan bakat, tetapi juga tempat untuk membangun keluarga baru. Tapi karena satu dan lain hal, aku memutuskan untuk gak join PIDAS dulu.
Di luar ekspektasi, ternyata aku menyesal karena gak langsung join PIDAS.
Selama satu tahun aku mendengarkan cerita teman-teman anggota PIDAS dari berbagai departemen yang berbeda, pandangan aku tentang PIDAS tergambar dalam 3 kata. Sibuk, seru, keren. Sibuk, banyak tugas, dikejar deadline, pertemuan-pertemuan, dan lain-lain. Seru, banyak teman, kenal kakak kelas, punya keluarga baru, dan berbagai hal lainnya yang aku gak bisa jabarin satu-satu disini. Keren, peminatnya banyak banget, bahkan buat jadi anggotanya harus diseleksi dulu, terus dapat jas warna merah lagi! Buat aku, jas PIDAS tuh antimainstream banget!
‘Sibuk’ dan ‘seru’ itu bagai dua kutub berbeda yang bikin aku galau untuk masuk PIDAS pas kelas XI. Sementara, ‘keren’ itu bagai faktor pendukung kutub ‘seru’. Lama-kelamaan, ternyata kutub ‘seru’ berhasil menarik aku lebih kuat, sampai akhirnya aku menebus penyesalanku dengan mendaftarkan diri untuk masuk PIDAS. Singkat cerita, aku ikut seleksinya yang berupa wawancara. Setelah menunggu selama beberapa waktu, akhirnya ada pengumuman tentang orang-orang yang lolos seleksi. Kebetulan banget ketika diumumkan, aku lagi main hp, jadi aku langsung buka deh.
Dengan segala kegrogian, aku buka website PIDAS dan scroll terus ke bawah, sampai… “Bidang Humas Eksternal”. Nama di urutan pertama, temanku dikelas yang berbeda. Nama di urutan kedua…ternyata nama aku! Kaget dicampur senang, dibumbuin pake banget! Gosh, mimpi aku jadi kenyataan.
Karena masuk PIDAS merupakan mimpi yang terealisasikan, tentunya aku punya harapan selama satu tahun kedepan.
Pertama, aku mau belajar banyak hal. Mulai dari cara menghadapi berbagai karakteristik orang, bertanggungjawab, membiasakan diri dengan deadline, meningkatkan kedisiplinan, dan banyak hal lainnya. Kedua, aku mau menambah teman, baik dari angkatan aku sendiri, angkatan lain, atau bahkan sekolah lain. Ketiga, aku ingin banget bisa bekerja secara optimal di PIDAS dan bisa menjadi anggota keluarga PIDAS yang baik. Bersama dengan teman-teman, aku ingin bisa mengepakkan sayap PIDAS sekaligus mengarahkan pergerakannya. PIDAS harus terbang lebih tinggi, tapi juga harus terbang maju ke arah yang lebih baik daripada masa-masa sebelumnya.
Intinya, meskipun baru join, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang aku punya, aku mau memberikan kinerja yang terbaik buat PIDAS. Rela kerja lembur bagai kuda deh!
Pertemuan kita sampai sini dulu ya, terima kasih udah membaca ceritaku sampai selesai. Sampai jumpa di cerita berikutnya!