Heyho, P-assangers! Balik lagi sama gue, Anastasia Vania, remaja 16 tahun yang gak tau hobinya apa.
Tanpa bermaksud rasis, gue dengan bangga memperkenalkan diri gue sebagai anak jurusan MIPA. Tapi kali ini, gue lagi gak pengen bahas yang berbau IPA. Gue akan bahas mainannya anak IPS di bidang sejarah, yaitu tentang Masa Praproklamasi dan Pascaproklamasi Kemerdekaan Indonesia!
Excited ga lo semua? Engga ya? Gara-gara topiknya ngebosenin? Oke oke, gue janji bakal ngebahas topik ini dengan semenarik mungkin. Jadi, bacanya jangan stop sampai disini ya, yuk lanjut!
Sebelum gue terjun ke topik utama, gue mau bagi sedikit info yang mungkin bisa bikin kalian lebih menghargai betapa sulitnya gue bikin artikel ini..eh salah. Maksud gue, lebih menghargai perjuangan pahlawan yang super duper berat dan panjang banget demi kemerdekaan negara kita tercinta.
Kemerdekaan itu cita-cita utama, target besar, tujuan yang pengen banget dicapai sama setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Makanya, Proklamasi Kemerdekaan ini punya makna yang luar biasa buat masyarakat negara ini. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berarti bangsa kita udah bebas dari penjajahan dan udah layak menjalani kehidupan sebagai bangsa merdeka. Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan Indonesia melawan penjajahan. Lebih jauh lagi, Proklamasi juga sumber hukum bagi pembentukan NKRI menjadi negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur, serta lepas dari belenggu penjajahan bangsa lain.
Nah, dalam banget kan maknanya? Setelah tau maknanya sedalam itu, gue cukup yakin kalian makin penasaran sama kejadian-kejadian yang mewujudkan Proklamasi dan hal-hal yang terjadi setelah Proklamasi. So, let’s jump in to our topic!
Pertama, gue mau bahas tentang Masa Praproklamasi. Di masa ini, ada 3 peristiwa penting yang jadi sorotan karena pengaruhnya yang besar banget dalam merealisasikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Apa aja tuh peristiwanya? Gue akan bahas satu-satu.
1. Jepang nyerah sama Sekutu!
Diawali janji Perdana Menteri Koiso bahwa Indonesia akan merdeka, dibentuklah Dokuritsu Junbi Cosakai alias BPUPKI tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI itu singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.
Setelah tugas BPUPKI terselesaikan dengan baik, BPUPKI dibubarkan dan dibentuklah Dokuristu Junbi Inkai alias PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Soekarno.
5 hari setelah PPKI dibentuk, Marsekal Terauchi di Vietnam sebagai perwakilan pihak Jepang memberi informasi ke perwakilan Indonesia bahwa Proklamasi bisa dilakukan tanggal 24 Agustus 1945 oleh PPKI.
Setelah informasi sampai ke tokoh pergerakan yang lain, ternyata ada 1 tokoh yang punya feeling ga enak sama Jepang, Sutan Syahrir. Ya, menurut dia, informasi itu cuma akal-akalan Jepang buat menipu Indonesia, jadi dia mendesak supaya Proklamasi bisa dilakukan lebih cepat.
Sayangnya, Soekarno ga setuju sama Sutan Syahrir. Soekarno merasa bahwa Jepang belum sepenuhnya nyerah. Dan kalau Proklamasi mau dilakukan saat itu juga, bisa-bisa ada pertumpahan darah! Jadi, Soekarno bilang bahwa Sutan Syahrir ga berhak untuk memproklamasikan kemerdekaan, karena itu merupakan hak PPKI.
Tanggal 14 Agustus, Jepang akhirnya menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Kalo peristiwa yang satu ini, gue rasa kalian semua udah pada tau garis besarnya. Jelas, dilatarbelakangi perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan muda yang bikin suasana jadi panas.
Kata golongan muda, mereka ga rela kalo Proklamasi dilakukan menurut sistemnya PPKI, karena PPKI itu bentukan Jepang, dan Proklamasi ini punya bangsa Indonesia, bukan Jepang! Jadi, mereka mau Proklamasi dilaksanakan atas dasar perjuangan Indonesia sendiri, bukan karena hadiah dari Jepang. Mumpung lagi ada kekosongan kekuasaan, mereka pengen Proklamasi dilakukan sesegera mungkin.
Tapi, golongan tua ga setuju. Menurut mereka, meskipun Jepang udah kalah dan nyerah terhadap Sekutu, tapi kekuatan militernya di Indonesia ga boleh dianggap sepele. Mereka kekeh bahwa Proklamasi harus dilakukan sesuai prosedur maklumat Jepang.
Pro dan kontra ini membawa kedua golongan ke suatu rapat yang mengantarkan mereka ke terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
16 Agustus 1945, para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan maksud agar kedua tokoh tersebut bebas dari pengaruh Jepang dan Proklamasi dapat dilakukan secepatnya.
Sementara itu di Jakarta, ada kesepakatan dari golongan tua yang diwakili Ahmad Subardjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Mereka sepakat bahwa Proklamasi harus dilakukan di Jakarta dan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya jam 12:00.
Akhirnya, golongan muda mengutus Yusuf Kunto buat mengantarkan Ahmad Subardjo yang mau jemput Soekarno dan Hatta.
Sekitar jam 23:00, rombongan dari Rengasdengklok sampai di rumah Bung Karno, tepatnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Dan sekitar jam 02:00, teks Proklamasi langsung disusun di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
3. Perumusan Teks Proklamasi
Teks Proklamasi disusun di rumah Laksamana Maeda karena lebih aman dari ancaman militer Jepang. Teks Proklamasi disusun oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Subardjo, terus diketik sama Sayuti Melik.
Udah sampai step final, masih ada aja perdebatan! Masalah apa lagi sih? Astaga, masalah tanda tangan. Bung Hatta pengen semua orang Indonesia yang hadir disitu tanda tangan di teks Proklamasi, tapi menurut Sukarni, lebih baik Soekarno dan Hatta aja yang tanda tangan.
Keputusan akhir yang diambil usul Sukarni, karena Soekarno dan Hatta merupakan orang yang paling berpengaruh di mata masyarakat Indonesia. Selain itu, disepakati juga bahwa Soekarno yang bakal bacain teks Proklamasi di depan semua masyarakat Indonesia.
Sip, selesai deh masa Praproklamasi. Teks Proklamasi akhirnya dideklarasikan di kediaman Soekarno dan disiarkan tiga kali berturut-turut lewat radio oleh F. Wuz. Sekarang, gue mau langsung bahas kelanjutan perjuangan bangsa kita setelah Proklamasi.
1. Perjuangan amanin dokumentasi momen Proklamasi
Kalian tau ga, video dan foto-foto Proklamasi yang kalian sering lihat itu ada perjuangannya juga? Jadi, semua bentuk dokumentasi itu sebenarnya udah mau dirampas sama tentara Jepang! Tapi Indonesia punya fotografer handal, namanya Frans Mendoer. Fotografer kita ini ternyata bohong sama Jepang, dia bilang bahwa dokumentasinya udah diserahkan ke Barisan Pelopor.
Padahal aslinya, dokumentasi itu ditanam di bawah pohon di halaman Kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, baru deh dokumentasinya disebarluaskan.
Wah, kece banget ya akalnya Frans Mendoer!
2. Perjuangan nyebarin kabar ke seluruh Indonesia!
Jepang tuh bersikeras banget buat nutupin sejarah bangsa kita. Hal ini bikin bangsa kita harus muter otak, cari cara buat sebarin berita Proklamasi ke seluruh Indonesia.
Awalnya, pemuda berusaha buat ambil alih kantor RRI, tapi belum berhasil. Terus, gara-gara pemuda yang bekerja di ANTARA, naskah proklamasi berhasil disiarkan lewat morce cast! Berita itu ternyata nyebar sampai San Fransisco dan Australia. Jam 19.00, Jusuf Ronodipuro akhirnya berhasil nyebarin teks proklamasi lewat RRI!
Penyebaran berita proklamasi juga dilakukan melalui mulut ke mulut, selebaran, graffiti, dan lain-lain.
3. Sekutu datang lagi ke Indonesia
Waduh, panik ga tuh bacanya?
Sekutu menyangka bahwa setelah Jepang nyerah, mereka punya hak atas kekuasaan Jepang di Indonesia.
Bagi Sekutu, setelah PD II, negara-negara bekas jajahan Jepang itu tanggung jawab Sekutu buat melucuti senjata tentara Jepang, memulangkan tentara Jepang, dan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang khususnya di Indonesia.
4. Perjuangan ngehapus kelompok-kelompok radikal
Nah, kalo yang satu ini masalahnya timbul dari internal kita sendiri nih.
Pertama, dari kelompok Islam radikal. Ada salah satu gerakan yang bikin geger seluruh negara, yaitu DI/TII. Gerakan yang dimulai di Jawa Barat, Aceh, dan Makassar didasari oleh kelompok masyarakat yang pengen menjadikan syariat Islam sebagai dasar negara Indonesia. Gerakan ini terhenti setelah pemimpinnya terbunuh pada tahun 1960-an.
Kedua, dari PKI alias Partai Komunis Indonesia. Kalian semua pasti tau gerakannya yang paling terkenal. Ga salah lagi, pastinya G30S/PKI. Tapi gue ga akan ceritain kronologinya disini, karena panjang banget dan mungkin kalian akan bete. So, lanjut ke poin berikutnya!
5. Perjuangan ngerebut Papua Barat
Persengketaan Irian Barat adalah sebuah konflik diplomatik dan politik antara Belanda dan Indonesia terhadap wilayah Nugini Belanda.
Sebelum Belanda datang, dua kesultanan Indonesia, yaitu Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate diklaim telah menguasai Papua Barat.
Pas Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949, pemerintah Indonesia mengklaim bahwa setengah Nugini yang dikuasai oleh Belanda pada dasarnya berada pada wilayah Hindia Belanda, dan Indonesia yang saat itu baru berdiri berhak atas bekas jajahan Belanda itu.
Sampai sini, gue rasa kalian udah lelah baca artikel gue yang panjang ini. Semoga dengan artikel ini, kita semua sebagai pemuda Indonesia bisa semakin memahami dan menghargai perjuangan pahlawan-pahlawan kita. Gue Anastasia, pamit undur diri. Terima kasih udah baca artikel gue kali ini. See you next time!