Saat ini sudah beredar isu tentang ‘Drug Liberalization’ atau undang-undangyang menghapus pelarangan penggunaan narkoba. Sementara sekarang yang masih umum adalah ‘Drug Liberalization’ dan ‘Drug Re-legalization’. ‘Drug Re-legalization’ atau re-legalisasi zat narkoba itu suatu proses untuk menghapus larangan pemerintah akan zat narkoba tertentu, relegalisasi narkoba terbagi atas legalisasi penuh, yang benar-benar menghapus semua kontrol dan legalisasi sebagian, dimana pada obat tertentu memiliki ketentuan beredar dengan syarat ‘terkontrol’.
Jenis-jenis legalisasi
Legalisasi terkontrol mencakup pemberian label dengan instruksi dosis, keterbatasan usia, batas jumlah pembelian pada jangka waktu tertentu, pembatasan iklan untuk peredaran, dan disediakan formulir persyaratan. Pendukung gerakan ini juga menegaskan larangan pembelian individu dengan syarat tertentu. Dan beberapa obat sudah diberikan persyaratan tersebut, nikotin, alkohol, kafein dan antibiotik adalah contohnya.
Legalisasi penuh tidak akan melibatkan peraturan pemerintah setempatnya. Kebijakan ini dibuat dengan alasan yang diberikan oleh libertarian, karena pemerintah tidak memiliki hak sama sekali untuk mendikte apa-apa saja yang masuk dalam tubuh seseorang. Namun beberapa kalangan menentang peraturan penggunaan obat terlarang karena khawatir kebijakan ini akan membawa masalah karena akan semakin banyak pengguna-pengguna obat terlarang.
Sedangkan, Deskriminalisasi narkoba adalah jenis liberalisasi narkoba yang melibatkan mengenduran kontrol dan pengurangan hukuman atas penggunaan obat-obatan terlarang yang disebut dalam undang-undang saat ini. Beberapa kebijakan pro dengan legalisasi ini, yaitu menyetujui diberikannya denda daripada penjara. Para pelaku pengguna obat-obatan terlarang yang tertangkap divonis denda tanpa diberikan catatan kriminal permanen. Deskriminalisasi sudah diterapkan di beberapa wilayah anti-ganja seperti di New York, California. Sedang di negara lain sudah melegalkan psikotropika dengan pemberian hukuman denda pada pengguna obat terlarang satu ini.
Ekonomi juga ikut andil dalam debat legalisasi zat narkotika ini. Dengan mereka yang mendukung liberalisasi obat-obatan terlarang menyatakan bahwa kriminalisasi akan menambah jumlah kejahatan seperti pembunuhan dan pencurian. Di beberapa negara berkembang, penjualan obat terlarang juga dapat memberikan jalan keluar dari kemiskinan masyarakat. Mereka yang menentang liberalisasi zat narkotika, malah akan menambah penggunaan dan berpendapat pertambahan kelaziman penggunaan zat terlarang tersebut akan menurunkan produktivitas para pekerja.
Secara historis, penggunaan obat-obatan psikoaktif telah ilegal di Amerika Serikat kecuali dalam kasus-kasus tertentu ketaatan agama atau praktek medis. Perang terhadap penggunaan narkoba adalah gerakan pada masa kini untuk menendang obat-obatan terlarang dari Amerika dan telah memperoleh dukungan selama bertahun-tahun. Lawan yang dihadapi saat Perang terhadap Narkoba terutama mendorong pelunakan hukum yang mengatur ganja, obat resep dan psychedelics. Obat keras seperti heroin dan kokain biasanya dibiarkan saja .
Debat melegalisasi narkoba
Dalam menganalisis argumen untuk/dan terhadap liberalisasi obat di Amerika Serikat, banyak orang membandingkan peraturan negara-negara lain. Di Kanada, budidaya ganja adalah ilegal kecuali untuk kasus tertentu penggunaan medis. Namun, ada kampanye besar untuk membuat substansi hukum nasional. Brasil telah mengikuti kebijakan dekriminalisasi selama beberapa dekade terakhir. Penggunaan narkoba dihukum hanya dengan denda, sementara pengedar narkoba dapat dihukum dengan hukuman penjara.
Manusia telah menggunakan obat psychedelic sejak dari dulu, tetapi undang-undang untuk mengatur zat ini adalah sebuah konsep yang agak baru.
Dunia memang luas adanya, dan orang-orang yang menempati Bumi adalah orang-orang yang berbeda pula. Setiap orang memiliki sebuah kepercayaan yang mereka pegang erat dalam dirinya, berpegang pada prinsip hidup, agama, ilmu dan bahkan tidak memiliki pegangan, inilah yang harus diwaspadai dari para pemuda saat ini. Dimana saat satu belahan dunia melegalkan obat-obatan yang justru harusnya terlarang, disinilah ajang para pemuda berlomba-lomba mencari siapa mereka dan apakah jati diri mereka, bagaimana saat mereka harus menanggapi hal yang terjadi semacam ini. Sekarang semuanya kembali pada kepercayaan dan iman masing-masing.
Drug liberalization seems to be the new trend, but to what degree will the government relax drug laws before it is too much?