Dear, Pak Presiden: Sepucuk Surat untuk Bapak Presiden

Dear, Pak Presiden

Sebelumnya, saya ingin mengapresiasi dan berterimakasih atas kerja keras Bapak selama satu tahun ini. Pasti sangat sulit mejadi orang nomor satu di Indonesia, dimana seorang figur pemimpin yang diandalkan sangat dibutuhkan.

Saya hanyalah seorang siswi di salah satu SMA di Jakarta, Pak. Dan akhir-akhir ini, kami semua sedang prihatin mendengar kabar saudara kami di Riau sana yang tidak seberuntung kami. Sungguh mengenaskan bencana ini Pak… Bagaimana tidak? Hutan seluas itu yang seharusnya menjadi pasokan oksigen yang melimpah bagi masyarakat Riau, justru memangsa balik karena tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Di manakah para oknum-oknum itu sekarang, Pak? Apakah mereka sudah dipenjara?  Atau apakah mereka justru pergi ke luar negeri membawa keuntungan besar dari aktivitasnya yang mengancam ribuan rakyat Bapak?

Saya hanyalah seorang siswi di salah satu SMA di Jakarta, Pak. Saya tidak tahu rasanya menghirup kabut asap. Udara di kota saya masih aman untuk bernafas tiap hembusnya. Namun, saudara kami, mereka menghirup asap-asap yang dapat mengancam nyawa pada setiap nafas yang mereka ambil. Asap-asap itu melewati paru-paru mereka, Pak. Sungguh tak terbayang betapa sakitnya…

Saya hanyalah seorang siswi di salah satu SMA di Jakarta, Pak. Setiap paginya saya masih berangkat ke sekolah, menyapa guru dan teman-teman saya. Namun, saudara kami, keadaan sekolah mereka sudah tidak layak. Mereka sudah tidak memperoleh ilmu selama berbulan-bulan. Ilmu yang mereka butuhkan untuk menghantarkan mereka kepada cita-cita mereka, Ilmu yang mereka butuhkan untuk mengangkat negeri kita.

Saya hanyalah seorang siswi di salah satu SMA di Jakarta, Pak. Setiap sore, setelah dari sekolah saya pulang ke rumah saya. Rumah tercinta tempat dimana kami sekeluarga bercengkrama, tempat dimana saya menghabiskan waktu paling lama saya selama sehari. Namun, saudara kami disana, Rumah mereka sudah tidak nyaman dipenuhi asap-asap yang menyelimuti atap mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang harus mengungsi di rumah singgah, yang semakin lama semakain ramai pengunjungnya.  Lalu nasib mereka bagimana, Pak? Ke manakah mereka harus pergi?

Saya hanyalah seorang siswi di salah satu SMA di Jakarta,Pak. Sebenarnya saya malu, karena tidak banyak yang dapat saya lakukan demi membantu jiwa-jiwa mereka yang terancam. Saya sedih, Pak apa yang saya dan teman-teman bisa lakukan hanyalah sekedar memanjatkan doa-doa kepada-Nya. Tidak banyak yang dapat kami lakukan untuk mereka yang pasrah dalam tebalnya asap.

Saya hanyalah seorang siswi di salah satu SMA di Jakarta, Pak. Saya tidak mengerti benar prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam menangani sebuah bencana seperti ini. Namun kiranya, Bapak memiliki semua fasilitas itu. Saya yakin, Bapak dikelilingi orang-orang tercerdas di Indonesia ini. Bapak Wakil Presiden, Para menteri, dan Para pejabat tinggi Negara, mereka semua pasti lulusan sekolah-sekolah terbaik dan bergelar tinggi. Gelar setinggi itu pasti berarti berlimpahnya ilmu yang mereka miliki kan, Pak? Apalagi banyak dari mereka yang mengambil pendidikan spesialis perhutanan. Wah, pasti mereka telah mempelajari hal seperti ini selama bertahun-tahun lamanya. Tapi.. mungkin memang sedikit lancang jika saya memohon yang muluk-muluk, dimana saya yang masih duduk di bangku SMA ini  tidak mengerti apa-apa.

Rasanya tidak adil, Pak. Mereka hidup dalam kesengsaraan di saat kami masih leha-leha. Sebuah Negara adalah suatu wadah dimana kenyamanan dan rasa aman setiap warganya, tak terkecuali dapat terjamin. Namun saat ini, mereka semua sedang ketakutan dan kebingungan, Pak. Tidak banyak hal yang dapat mereka lakukan bahkan untuk menyelamatkan nyawa mereka sendiri selain pasrah kepada uluran tangan pemerintah. Ini nyawa ribuan orang yang kita bicarakan, Pak. Mereka hanya butuh kepastian. Sebuah kepastian untuk mereka pegang. Setitik harapan untuk mereka impikan. Dan sepatah kalimat yang bisa mereka sampaikan kepada anak-anak mereka. Bahwa keadaan akan membaik.

Saya tahu Bapak pasti sudah bekerja keras menangani seluruh masalah di negeri ini, khususnya Riau. Namun, saya mohon, kami mohon, segenap rakyat Indonesia memohon kepada Bapak untuk bekerja sedikit, hanya sedikit lebih keras demi terjaminnya keselamatan saudara-saudara kami sekaligus para penerus Bangsa ini.

 


Salam sejahtera,

Wargamu yang masih beruntung

Nadia Putri Azzahra Julianto

Foto : nasional.harianterbit.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *