B.J.H. Berkarya Membangun Negeri

Habibie, nama yang sudah tidak asing lagi di telinga kita bukan?. Tetapi apakah kalian tahu bagaimana perjalanan hidup beliau sehingga ia mencapai kesuksesannya?. Kalian dapat mengetahui perjalanan hidup Habibie melalui film karya Hanung Bramantyo yang berjudul “Rudy Habibie”. Film ini mengulang sukses film sebelumnya yaitu “Habibie dan Ainun”. Meski terdapat pergantian pemain, film ini tetap[…]

Awal Pengabdian

“Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu.” -John F. Kennedy Untuk Garuda yang ke-71, Rabu, 17 Agustus 2016. Hari kemerdekaan yang sepertinya biasa saja. Terlihat bendera yang terlipat rapi, pasukan yang siap nan gagah dengan seragam kebanggaannya, paduan suara, serta perangkat upacara lainnya yang telah dipersiapkan dengan[…]

An Unforgettable Year With PIDAS

“Kak, PIDAS itu apa, sih?” Itu merupakan sepenggal pertanyaan yang aku tanyakan saat MOS tahun lalu. Entah kenapa dari awal mendengar kata PIDAS, aku langsung tertarik karena katanya, PIDAS mirip seperti ekskul jurnalistik dan katanya juga, PIDAS punya jas tersendiri. Dari SMP aku memang tertarik banget sama hal-hal yang berbau jurnalistik. Jadi, tanpa ragu aku[…]

Mawar dari Tratva untuk Gatra

Melalui kesulitan untuk kehormatan,   17 Agustus 2016, menjadi salah satu hari terhebat dan—selamanya jadi hari yang akan saya ingat sepanjang hayat saya. Di mana saya mengucap sumpah jabatan Pengurus OSIS, dan berderaian air mata. Di mana saya—dengan Pengurus OSIS lainnya dengan bangga dan dengan sangat hormat mengucapkan “TRATVA!” secara amat lantang. Hingga memberikan penghargaan[…]

MarKiBas

Assalamulaikum! Halo semua. Waktu pun berlalu dengan cepat dan nggak keras sudah setahun aku bergabung dengan PIDAS. Banyak banget pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran selama di PIDAS. MarKiBas(Mari Kilas Balik )! Jadi pada saat 81 expo, aku melihat kakak-kakak yang memakai jas merah tuh keren banget. Nah di ruangan itu kakak-kakak jas merah menjelaskan “PIDAS[…]

Serangga Yang Perkasa

Halo! Selamat datang di artikel saya, Falah Abiyyu. Selamat Membaca! A Bug’s Life   Mendengar kata “Serangga Yang Perkasa” pasti akan langsung membuat kita membayangkan seekor semut. Semut memang terkenal sebagai hewan kecil yang perkasa, dan di sini saya akan membahas mengenai Film bertemakan semut, A Bug’s Life.   A Bug’s Life, siapa yang tidak[…]

Inspiration from a Massacre

  Pada kesempatan ini, saya akan mengulas sebuah lukisan yang diberi nama Massacre of The Innocents. Di karya ini, di gambarkan sebuah suasan yang sedih, penuh amarah, duka dan bahkan benci. Massacre of The Innocents ini adalah subjek dari dua lukisan oleh Peter Paul Rubens yang menggambarkan episode dari kisah Alkitab. Lukisan ini adalah lukisan pertama dari 2 lukisan bersubjek sama, yang berukuran 142 x 182 cm, dicat setelah kembali ke Antwerp pada 1611. Peter Paul Rubens Rubens merupakan salah satu pembela damai.Ia berasal dari Antwerp, yang merupakan kota yang dihantui kengerian perang. Pelukis, punggawa dan diplomat yang membuat ia seorang pecinta kedamaian. Maka dari itu, setelah kembali dari italia pada tahun 1611 atau 1612, ia melukiskan sebuah adegan dari cerita pembantaian oleh Herodes yang dijadikan bahan pidato untuk argumen yang lebih horror, brutal dan berfokus pada kekejaman. Ia berkata “saya tinggal di sebuah era dimana kita berhutang pada alam atas kerugian yang ditimbulkan perang keagamaan. Kita berlimpah dengan contoh luar biasa dari wakil kekejaman, tidak ada yang ditemukan dalam sejarah kuno lebih ekstrim dari apa yang kita saksikan sehari-hari. “ Cerita di balik lukisan Herodes dinobatkan “Raja orang Yahudi” oleh Senat Romawi di 40 SM di Roma. Dia, bagaimanapun, seorang raja tanpa kerajaan. Sekembalinya ke Tanah Israel, ia bersama tentara Romawi akhirnya mampu merebut Yerusalem. Hal pertama yang ia lakukan adalah untuk menghilangkan pendahulunya , yaitu Hasmonean. Herodes terus mengeksekusi keluarga Hasmonean. Ia menyingkirkan kakak iparnya, Aristobulus, yang berusia 18 tahun. Dia ditenggelamkan oleh bawahan Herodes di kolam renang istana.Ibu mertuanya, Alexandra (ibu dari Mariamme) dieksekusi di 28 BC . Dia bahkan membunuh istri keduanya Miriamme . Miriamme adalah pengantin yang ia cintai sampai mati.  Herodes juga membunuh ketiga anaknya. Dua yang pertama, Alexander dan Aristobulus, anak-anak Mariamme, dicekik di Sebaste (Samaria) dan dimakamkan di Alexandrium. Yang terakhir, hanya lima hari sebelum kematian Herodes sendiri, adalah Antipater yang dikuburkan tanpa upacara di Hyrcania. Herodes Agung menjadi sangat paranoid selama empat tahun terakhir hidupnya. Pada suatu ia membantai 300 orang militer. Pada waktu lain, ia membunuh sejumlah orang Farisi dieksekusi pada tahun yang sama setelah terungkap bahwa mereka diprediksikan oleh istri Pheroras bahwa mereka akan menguasai bangsa. Juga ada prediksi lain dari tiga orang bijak, yaitu bahwa akan ada lahirnya “raja orang yahudi” yang bernama Yesus. Orang-orang majus dari Timur tidak tiba di Yerusalem untuk mengunjungi Herodes dan kemudian pergi ke Betlehem sampai setidaknya 50 hari setelah kelahiran Tuhan Yesus, tetapi lebih dari kemungkinan satu tahun untuk satu setengah tahun kemudian. Herodes bertanya kepada orang bijak ketika bintang pertama muncul dan memerintahkan mereka untuk pergi dan menemukan “Raja orang Yahudi” dan kembali lalu mengatakan kepadanya sehingga ia bisa pergi dan menyembah Anak itu juga. Herodes menyadari bahwa ia ditipu ketika orang-orang majus kembali ke rumah dengan cara lain setelah mereka diperingatkan dalam mimpi niat jahat Herodes. Herodes menghitung usia anak muda itu berdasarkan kesaksian dari orang-orang bijak pada waktu bintang pertama muncul. Dia memerintahkan untuk dibantainya semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya yang berumur dua tahun atau lebih muda. Herodes meninggal pada bulan Maret 4 SM, hanya di bawah dua tahun dari kelahiran Yesus. Sangkut pautnya dengan Visi PIDAS Visi PIDAS adalah “Bergerak berinovasi, bekarya menginspirasi”. Dari karya ini, ada sangkut pautnya dengan visi PIDAS. Ini merupakan bentuk inovasi Rubens, karena pada masa itu, banyak karya-karya lain yang bertema sama, tapi karya Rubens ini termasuk karya yang paling tajam dari segi penceritaannya. Disini ia menggambarkan penuh, bagaimana rusuhnya keadaan disaat itu, betapa kuatnya cinta ibu kepada anaknya yang seakan-akan membuat kira serasa berada di tengah kerusuhan itu sambil mendengar tangisan wanita-wanita terhadap mayat bayi yang ada ditangan mereka. Sehingga banyak yang berkata bahwa karya Rubens inilah yang terbaik dari yang lainnya. Walaupun lukisan ini seakan dibuat dengan amarah, kekejaman, kenestapaan, dan miris hati, lukisan ini tetap menginspirasi banyak orang. Seperti yang dikatakan Rubens, banyak hal yang lebih mengerikan terjadi hanya karna perang agama. Lukisan ini dibuat seakan memaksa kita melihat bagaimana kengerian jalanan yang dipenuhi dengan mayat orang yang tidak bersalah. Sehingga, lukisan ini menjadi inspirasi banyak orang tentang bagaimana seramnya[…]

Year of Marvel, The Year of Endless Ambition.

Halo semuanya! Gue bikin artikel lagi, nih. Kali ini, gue akan menceritakan tentang pengalaman 1 tahun gue di PIDAS v3.0 #marvellous. Jangan lupa siapkan popcorn yaa 🙂 !! Pertama-tama, lebih dari satu tahun yang lalu, saat ada demo ekskul, salah satu ekskul pertama yang menarik perhatian gue adalah PIDAS, gue penasaran dengan ekskul satu ini[…]

“Never Look Back, Never Give Up”

Bagi penikmat musik indie pasti tidak asing dengan group band HAIM.  Group musik yang  terdiri dari Danielle Haim, Alana Haim, Este Haim dan (Dash Hutton) ini membawakan genre musik indie rock/soft rock. HAIM dibentuk pada tahun 2007 dan mulai aktif dalam industri musik internasional pada tahun 2012, dan merilis album pertamanya yaitu “Days Are Gone”[…]