“Sampah”. Pasti sering kita mendengar kata itu maupun ketemu sama bendanya langsung. Di kamar ada. Di jalan ada. Di kelas ada. Dimana-mana pasti ada sampah. Mau yang organik ataupun anorganik. Mau di tempat sampah ataupun sembarangan. Parahnya lagi semakin banyak sampah anorganik yang dibuang sembarangan. Padahal sampah anorganik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai. Indonesia pun berada di posisi kedua terbesar sebagai penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Maka dibutuhkan jalan keluar agar sampah anorganik tidak menumpuk. Salah satunya dengan mendaur ulang sampah-sampah ini.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru . Di saat ini, semakin banyak hasil kerajinan dari bahan-bahan bekas atau yang biasanya disebut kerajinan daur ulang. Salah satunya adalah kerajinan dari bungkus kopi. Pasti banyak diantara kita yang suka minum kopi dan terkadang bungkusnya hanya dibuang begitu saja. Tapi ternyata bungkus kopi bisa berguna juga. Contoh hasil karya dari bungkus kopi adalah dompet dan tas.
Proses pembuatannya bisa dibilang tidak memakan waktu yang lama apabila sudah paham cara pembuatannya. Tetapi dibutuhkan rasa kesabaran dan ketelatenan yang tinggi karena prosesnya bisa dibilang cukup rumit. Selain itu barang-barang yang diperlukan mudah dicari, yaitu bungkus kopi, jarum jahit besar, benang, dan resleting. Akan tetapi, diperlukan banyak sekali bungkus kopi untuk membuat kerajinan ini. Terutama pada saat akan membuat dompet berukuran besar atau tas. Selain bungkus kopi, bisa digunakan pula bungkus susu. Apabila berencana untuk membuat kerajinan ini, ada baiknya mengumpulkan bungkus bekas dari jauh-jauh hari. Di dalam proses pembuatan, bungkus kopi ini bisa disusun sesuai motif yang diinginkan. Jadi selain berfungsi untuk dipakai, kerajinan ini dapat menampilkan sisi seni lewat motif yang ada.
Tanpa sadar, hasil karya kerajinan ini berkaitan dengan visi PIDAS SMAN 81, yaitu “Bergerak Berinovasi, Bekarya Menginspirasi”. Dalam berinovasi kita harus mampu untuk bergerak terutama untuk keluar dari zona nyaman kita. Kita harus bisa bergerak saat tahu bahwa sampah di Indonesia mulai menumpuk. Orang-orang yang telah membuat kerajinan ini mulai bergerak dengan berinovasi dalam membuat suatu kerajinan yang berasal dari bungkus bekas kopi. Yang selain bisa dinilai dari fungsi pakai, juga bisa dinilai dari fungsi hiasnya. Pada akhirnya, karya-karya seperti ini dapat menginspirasi kita semua untuk membuat sebuah karya yang berasal dari barang-barang bekas. Karya-karya ini menunjukan bahwa bukan hanya dari barang-barang mahal dan baru saja yang bisa membuat suatu barang terlihat indah. Dapat dilihat bahwa dari barang bekas pun, kita dapat mengolahnya menjadi sebuah kerajinan yang memiliki nilai. Selain itu, kerajinan ini dapat membuka lahan pekerjaan baru. Dengan adanya kerajinan dari barang bekas, bukan hanya bisa mengurangi sampah anorganik di bumi, tetapi juga bisa menjadi lahan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Jadi, di saat muda ini, ada baiknya kita mulai bergerak untuk mengurangi sampah di Indonesia dengan mendaur ulang barang-barang yang masih layak pakai. Mari kita berinovasi dengan barang-barang bekas yang ada di sekitar kita dan membuat orang-orang terinspirasi dengan hasil karya kita. Mari kita sama-sama bergerak berinovasi dan bekarya menginspirasi.
source :
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277-112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang
Kreatif sekali nih yang buat tas dan dompet dari kemasan kopi yang sudah tak terpakai.. Menginspirasi sekali, terimakasih