Berbagi Review Rasanya Makan Kodok

Halo halo hai P-assengers, kembali lagi dengan aku the one and only Chai dari Humas Media. Baru keinget sama tugas Kak Alifa pasal makan-makan kodok ini, sebenernya sih gak lupa cuma karena slogan eat the ugliest first aku ngerasa tugas ini bakal cepat aku selesaikan dengan hati yang senang. By the way dari hasil ngecek-cekin tulisan temen-temen maupun kakak-kakak di sini kayaknya udah terlalu banyak angkat topik cara ‘makan kodok’ ala mereka. Jujur, tips-tips yang mereka kasih pada bagus-bagus semua, motivatif dan inspiratif banget. Berhubung tips-tips yang mereka kasih udah sekiranya mencukupi, sekarang aku bakal berbagi pengalaman aja atau sekedar mengulas kejadian-kejadian makan kodok yang pernah aku alamin ini.

Disini aku bakal kasih pengalaman pribadi, kayaknya sih bakal ada beberapa cerita lain yang disisipkan. Disini aku akan menyudutkan ke topik “Eat the Frog” dalam aspek kehidupan sehari-hari, soal Organization Skills yang tidak kalah penting disini sepertinya akan menjadi bumbu pemanis bagi kisahku kali ini.

Dari yang pertama, salah satu pengalaman yang gak bakal aku lupain sampai pahit-pahitnya itu UN, mau SD dan SMP dua-duanya memiliki kisah unik yang beragam. Mulai dari kisah yang mengubah hidup anak 12 tahun yang dilanda Ujian Nasional. Kala itu aku bisa dibilang cukup ‘ambis’ dalam target UN ku. While i’m setting my table saat akan makan kodoknya, entah bagaimana ada badai yang menerjang mejaku. Step ke-7 yaitu lakukan setiap hari, belajar-belajar terus belajar untuk mencapai apa yang aku inginkan. Badai itu datang ketika kodok itu sudah disajikan. Dua hari sebelum UN aku demam tinggi, tidak bisa tidur nyenyak apalagi belajar, untungnya kedua orang tuaku tetap setia mendukungku dari segala terjangan yang terjadi. Yah, mau gak mau the ugliest frog yang awalnya UN harus ganti jadi ‘Sembuh’. Kodok yang aku akan santap bertambah, yaitu ‘sembuh’. Saat menjalankan UN yang dilaksanakan selama 3 hari senin, selasa, rabu dan disusul US yang terpisah menjadi kamis, jumat, senin, selasa. Orang tua serta keluarga ku yang lain sudah pasrah dengan cara main semesta yang kita tidak akan tahu sampai terlihat hasilnya. Kodok yang bertambah satu ini kujadikan acuan untuk kodok selanjutnya. Setiap hari bila aku selesai mengerjakan soal, aku akan tertidur di meja sekolah tempat aku mengisi LJK. Hingga saat UN selesai, tepat sebelum US keluargaku memutuskan agar aku melakukan cek darah.

Hasilnya? the frog that i was supposed to eat immediately, suddenly got uglier than before. Ternyata aku positif demam berdarah. Aku pasrah, keluarga pasrah. Kita berjuang bersama untuk melawan penyakit ini, mereka membantuku untuk terus semangat mempersiapkan diri untuk memakan kodok ‘sembuh’. Aku dirawat di hari perpotongan Ujian Sekolah, singkat cerita kodok itu sudah habis kumakan sembari kumakan kodok lainnya. Hari demi hari berlalu, hasil Ujian sudah keluar. Syukur, sekiranya itu yang dapat aku ucapkan, mulai dari Set table, ABCDE methods, sampai the ugliest frog. Tugasku kala itu hanya sembuh dan selesaikan UN dengan baik, usaha-usaha itu tidak mengkhianati hasilku.

Entah apakah analogi eat the ugliest first, sampai ke ceritaku atau tidak. Tetapi inti yang ingin aku sampaikan tetap sama. Ketika kita sudah membuat tujuan kita, jalani itu dengan maksimal. Gitu ajasih pengalaman yang mau aku kasih tau. Byee P-assengers! sampai bertemu di artikel selanjutnya. Salam hangat dari Chai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *