Halo, P-assengers! Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu yaa. Kembali lagi bersama PIDAS81 melalui program kerja Berawal dari Tulisan Edisi Kedua. Pada edisi ini, PIDAS bakal membahas persoalan yang belakangan lagi jadi hot news, yaitu tentang vaksin COVID-19. Kira-kira ada apa ya di balik topik ini? Biar gak penasaran, yuk baca artikelnya!
Pastinya P-assengers sudah pada tahukan tentang berita vaksinasi COVID-19. Nah, isu ini menimbulkan banyak pro dan kontra, lho. Oleh karena itu, PIDAS telah menyebarkan kuesioner untuk mengetahui dan mengulas pendapat P-assengers mengenai program vaksinasi tersebut.
Berdasarkan hasil survei kami yang diisi oleh responden berjumlah lebih dari 60 orang, PIDAS pun merangkum jawaban-jawaban P-assengers yang nantinya akan dicantumkan di artikel ini. Tanpa berlama-lama langsung aja yuk! Tapi sebelum baca artikelnya, yuk lihat dulu infografik mengenai vaksin COVID-19!
Pertanyaan 1: Kalian tahu ga sih apa itu vaksin?
Setelah ditinjau dari kuesioner, seluruh responden sudah mengetahui istilah vaksin. Kata vaksin sendiri berasal dari bahasa Latin “vacca” yang berarti sapi. Istilah ini tercipta pada tahun 1976.
Pertanyaan 2: Jika tahu, coba jelaskan apa itu vaksin!
“Vaksin adalah salah satu bentuk dari imunisasi yang bertujuan membuat tubuh manusia kebal akan suatu virus. Vaksin biasanya dibuat dari virus yang dilemahkan, kemudian disuntikkan ke tubuh sehingga tubuh bisa mengenali virus tersebut dan dapat membuat antibodi sebagai bentuk kekebalan tubuh.”—Illa, pelajar.
Nah temen-temen, pernyataan Illa itu sudah bener nih. Biar lebih paham, PIDAS mau kasih tahu pengertian vaksin versi Kementerian Kesehatan.
Menurut Kementerian Kesehatan, vaksin adalah produk biologi berisi antigen yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Pertanyaan 3: Menurut kalian, bagaimana pandangan masyarakat mengenai vaksin COVID-19 yang sudah hadir akhir-akhir ini?
“Menurut saya sendiri, vaksin COVID-19 yang hadir belum menjamin 100% dapat menjaga sistem kekebalan dari COVID-19.”—Mutiara Salsabila, pelajar.
“Banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap Vaksin COVID-19. Masyarakat yang kontra cenderung termakan berita hoax mengenai “vaksin berbahaya” dan konspirasi-konspirasi vaksin lainnya. Sedangkan saya dan masyarakat Indonesia yang pro vaksinasi sangat mendukung program ini karena sudah disetujui izin edarnya oleh BPOM dan para tenaga kesehatan sudah memakainya, terlebih lagi pak presiden.”—April, pelajar.
Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa para responden menghadirkan pandangan yang beragam, tentunya ada yang pro dan juga kontra.
Menurut April, sebagai masyarakat pro-vaksin dia sangat mendukung program ini karena vaksin yang diedarkan telah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ditambah lagi, para tenaga medis dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mendapatkan vaksin terlebih dahulu.
Berbeda dengan Mutiara Salsabila yang menganggap bahwa vaksin COVID-19 yang hadir belum bisa menjamin 100% untuk dapat menjaga kekebalan tubuh dari virus ini.
Pertanyaan 4: Sebagai masyarakat yang belum ditargetkan mendapat jatah vaksin, apakah kamu ingin mendapatkan kesempatan tersebut?
Ternyata, masih cukup banyak responden berusia <18 tahun yang masih ragu untuk menerima vaksin. Tetapi cukup banyak juga yang sudah bersedia menerima vaksin apabila kesempatannya sudah datang. Sedangkan, yang menjawab tidak hanyalah 4.7% dari seluruh responden. Berarti, masih ada responden yang belum bersedia untuk melakukan vaksinasi.
Pertanyaan 5: Sebagai salah satu masyarakat yang menjadi target mendapat jatah vaksin, apakah kamu bersedia menerimanya?
Berbeda dengan diagram sebelumnya, diagram ini menunjukkan bahwa responden yang berusia >18 tahun sudah banyak yang bersedia menerima jatah vaksin. Masih ada juga yang ragu-ragu sebanyak 28.6%. Walaupun usia mereka sudah cukup untuk ikut program vaksinasi, ternyata 14.3% menunjukkan ketidaksediaannya untuk menerima jatah vaksin COVID-19 ini.
Pertanyaan 6: Apa alasan kamu memilih Ya/Tidak/Mungkin dalam hal mendapatkan kesempatan divaksin?
“Jika sudah ADA vaksin untuk umur di bawah 18 tahun, saya bersedia divaksin untuk turut menyukseskan program vaksinasi di Indonesia agar lebih cepat terbentuk Herd Immunity, yang akhirnya dapat menyelesaikan pandemi.”—Nayla, pelajar.
“Alasan saya adalah setelah divaksin kemungkinan besar ada efek samping seperti demam atau yang lebih parahnya lagi ketika tubuhnya tidak kuat terhadap vaksin yang diberikan malah akan terkena virus yang berada di vaksin tersebut.”—Anonim, pelajar.
Lagi-lagi alasannya menunjukkan pro dan kontra nih, P-assengers. Menurut Nayla, apabila vaksin untuk usia delapan belas tahun ke bawah telah tersedia, dia bersedia melakukan vaksinasi untuk menciptakan herd immunity dan diharapkan bisa mengakhiri pandemi ini.
Namun, vaksin tidak akan menghentikan pandemi ini P-assengers. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa vaksin tidak akan cukup menghentikan pandemi virus corona (COVID-19). Vaksin COVID-19 hanya menjadi salah satu alat untuk mengendalikan penyebaran virus.
Meskipun vaksinasi menciptakan herd immunity, tidak akan ada artinya jika setelah divaksin TIDAK menerapkan protokol kesehatan. Mengapa demikian? Kalau individu yang sedang dalam proses vaksinasi yang tidak melakukan perlindungan 3M efektif bisa tertular COVID-19. Ingat, vaksinasi akan berjalan efektif apabila kita secara disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Pendapat Nayla tadi bertolak belakang dengan responden anonim yang mengatakan bahwa, dia masih ragu untuk divaksin karena mengkhawatirkan efek samping setelah disuntik vaksin COVID-19.
Namun, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) telah menyampaikan bahwa efek samping dari vaksin ini tidak perlu dikhawatirkan karena masih dianggap wajar dan tidak semua orang yang divaksinasi mengalaminya.
Pertanyaan 7: Jika kalian berkesempatan untuk divaksin, apakah kalian akan menerimanya?
Wah, ternyata 50.8% dari responden masih ragu-ragu untuk menerima program vaksinasi ini, P-assengers. Tetapi, banyak juga yang sudah siap untuk menerima vaksin dari pemerintah. Sedangkan, hanya sedikit orang yang tidak mau menerima vaksinasi ini mungkin karena beberapa alasan tersendiri atau karena rumor-rumor yang beredar di media.
Mau tidak mau, siap tidak siap, kita tetap harus menjalankan program ini ya, P-assengers. Karena program ini merupakan satu bentuk ikhtiar yang dilakukan untuk bisa segera memperlambat laju penyebaran virus corona.
Pertanyaan 8: Menurut kalian, sepenting apa vaksin COVID-19?
“Sangat sangat penting. Menurut saya, vaksin adalah salah satu cara utama untuk menyelesaikan suatu pandemi dan menciptakan herd immunity dengan cepat, di samping menerapkan protokol kesehatan, dan sebagainya. Anggap ada 2 kelompok besar, yang 1 divaksin dan yang 1 tidak, maka akan terlihat jauh perbedaan tingkat penularan maupun tingkat kematian antara 2 kelompok tersebut.”—Anonim.
Menurut responden yang identitasnya tidak disebutkan, dia menganggap bahwa vaksin itu sangat penting dan merupakan salah satu cara untuk membentuk herd immunity. PIDAS inget lagi ya bahwa, vaksin itu bukan untuk menghentikan pandemi, namun hanya untuk memperlambat. Walau sudah vaksin, tetap patuhi protokol kesehatan ya, P-assengers!
Pertanyaan 9: Kalian tahu ga sih apa saja jenis vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia?
“Setahu saya vaksin yang baru diizinkan BPOM adalah vaksin CoronaVac, dan kalau tidak salah setahu saya pemerintah mau impor lagi (Pfizer, dll) namun sepertinya akan diteliti/uji klinis lebih lanjut.”—Anonim.
Nah, betul banget tuh jawabannya! Jadi, vaksin yang baru beredar hanyalah vaksin CoronaVac. Namun, masih banyak lagi vaksin yang masih diuji klinis dan nantinya juga akan beredar di Indonesia. Total akan ada tujuh vaksin yang digunakan Indonesia, yaitu:
- Vaksin COVID-19 yang diproduksi PT Bio Farma
- Vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca
- Vaksin COVID-19 China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
- Vaksin COVID-19 Moderna
- Vaksin COVID-19 Novavax
- Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNtech
- Vaksin COVID-19 Sinovac
Nah, itu dia pertanyaan dan jawaban-jawaban dari para responden mengenai vaksin COVID-19. Jawabannya beragam banget nih. Akan tetapi, pro dan kontra terhadap suatu isu itu adalah hal yang wajar kok, P-assengers. Eits, walaupun pendapatnya berbeda-beda, tetapi harus tetap mau bekerja sama untuk menekan laju penyebaran virus ini, yaa. Salah satunya dengan vaksin. Eits, protokolnya juga jangan dilupain!
Biar tau lebih jelas mengenai vaksin COVID-19 dan tanggapan dari pihak yang lebih berpengalaman, nonton video dibawah ini yuk, P-assengers! Video ini berisi pandangan-pandangan dari pihak PIDAS, Iluni PIDAS, bahkan dari dokter loh, P-assengers. Bermanfaat banget! Kita jadi bakal tahu apakah kekhawatiran kita mengenai vaksin ini benar atau tidak. Yuk, kita tonton videonya, P-assengers!
Sampai di sini dulu ya artikelnya. Sampai bertemu di Berawal dari Tulisan edisi selanjutnya, P-assengers! Stay safe and stay healthy!
Sumber:
- https://www.bbc.com/indonesia/majalah-48668611
- https://www.kemkes.go.id/resources/download/info terkini/buku%20saku%20infovaksin%20v3.pdf
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201117061424-37-202291/who-vaksin-corona-tak-akan-hentikan-pandemi
- https://covid19.go.id/p/berita/protokol-kesehatan-dan-vaksin-saling-melengkapi-guna-akhiri-covid-19
- Sudah Divaksin, Kok Masih Bisa Positif COVID-19? | Newsletter | LINE TODAY
- https://www.beritasatu.com/kesehatan/723117/efek-samping-vaksin-ringan-masyarakat-tidak-perlu-khawatir
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5322926/daftar-7-vaksin-covid-19-yang-beredar-di-indonesia