Befriend Yourself

Halo, P-assengers! Balik lagi di artikel PIDAS gue. Kali ini, topik pembahasan kita lumayan berat dan rada panjang. Semoga kalian gak bosen ya bacanya! ^^

Selama enam belas tahun terakhir gue hidup, banyak sekali hal-hal yang udah terjadi. Nggak jarang gue duduk diam termenung memikirkan 6063 hari gue menghembuskan napas di dunia ini, tapi semua balik ke satu pertanyaan,
“Have I lived my life to the fullest?”

Gue ini … bisa dibilang tipe pemikir. Malah kadang overthinking. But, let’s save that story in another day. Yang mau gue sampaikan adalah, gue sering menghabiskan waktu buat mikir hal-hal yang mungkin orang lain jarang pikirin, seperti the purpose of life, gimana kalo gue dilahirkan dari keluarga yang beda, gimana kalo gue dilahirkan di masa depan, gimana kehidupan gue sebelumnya, dan apakah reinkarnasi itu nyata. Kadang gue ngerasa hal-hal seperti itu perlu dipikirkan juga, tapi in a good way.

Kalian tau slogan ‘YOLO’ which means You Only Live Once, ‘kan? Gue rasa, gue nggak bisa menerapkan slogan itu untuk diri gue. Kenapa? Karena gue pribadi menafsirkan slogan tersebut sebagai imbauan untuk do everything that makes you happy karena hidup Cuma sekali, right?

Ya nggak salah. Kita harus ngelakuin hal-hal yang membuat kita seneng. Tapi senang itu tidak selamanya baik. Selama gue hidup, gue selalu memperhitungkan langkah-langkah yang gue ambil, semua penuh dengan kehati-hatian, tapi pasti. Gue nggak bisa memikirkan perkara esok untuk esok hari–nggak bisa. Kalau gue bisa kerjakan sekarang ya gue kerjakan. Tapi munafik banget sih kalo dibilang gue gak pernah prokrastinasi. Sebenarnya simple-nya, di saat orang lain sibuk untuk melakukan everything that makes them happy karena hidup cuma sekali, gue lebih milih untuk melakukan hal yang membuat gue happy dan memberikan energi-energi positif, karena hidup Cuma sekali jadi sayang kalo diisi sama hal-hal nggak penting.

Kesannya idealis banget ya? But, ini gue. Ini diri gue. Gue ini berprinsip banget dan akan terus berpegang teguh pada itu.

Ngomongin tentang diri, gue percaya semua orang punya keunikan masing-masing ya nggak, sih?

Gue, gue dari dulu selalu percaya ilmu itu luas, nggak ada batasannya. Gue nggak pernah nyesel kalo belajar sesuatu, di dalam maupun di luar sekolah. Ada beberapa sikap gue yang sering gue lakuin dan kalo gue pikir-pikir … lucu juga, hehehe.
Gue suka banget sama politik. Bener-bener suka. Fanatik kayak fans sepak bola. Kegiatan sehari-hari gue nggak jauh-jauh dari baca berita dari CNN Indonesia, baca-bacain opini netizen mostly dari Twitter, trus channel yang paling gue sering tonton di youtube ya Najwa Shihab, Menjadi Manusia, VICE Indonesia, OverSimplified, TED-Ed, Remotivi, dll. Tapi paling sering sih, nonton channel berita yang isinya debat, haha. Mungkin banyak orang yang nganggep hal-hal kayak gini tuh, ngebosenin banget nggak sih? Tapi kalo gue, I found my happiness and entertainment in them, haha aneh ya?

Ada kejadian tadi pagi, ini lucu banget sih menurut gue. Gue lagi ngerjain tugas Fisika sambil nonton Youtube di sekolah, dan hal yang gue tonton itu Kuliah Ekonomi-nya Ibu Sri Mulyani Indrawati di STAN. Waktu zaman-zamannya debat capres juga gue live streaming debat itu sambil ngerjain laporan praktikum biologi gue, anehnya bukannya malah gak fokus tapi gue bisa tetep fokus di dua hal tersebut dan cepet kelar. Emang ya, kalo kita lagi ngelakuin hal yang bener-bener genuinely kita suka, nggak bakal berat jalaninnya. Itu sih yang gue rasain selama ini.

Tapi di balik lucu-lucunya hidup gue ini, pasti ada suramnya juga. Kalo ditanya apa yang paling susah gue lakuin di dunia ini, jawaban gue 5 tahun yang lalu dan sekarang nggak akan pernah berubah:

Self Love.

Mencintai diri sendiri merupakan hal yang penting dalam hidup kita. Tanpa kita sadari dengan mencintai diri sendiri, kita akan memiliki pandangan yang positif terhadap hidup. Kita dapat merasakan hidup tanpa perlu memikirkan beban yang berujung pada stress. Dengan meningkatkan self-love, kita juga dapat merasakan bahagia dengan cara yang sederhana. Self-love is one of these concepts that you just get. You don’t logically understand it. You feel it.

Gue pribadi, seringkali terlalu fokus pada kekurangan yang ada pada diri gue, gue cenderung memikirkan perkataan orang lain sehingga kita menjadi stress. Gue hanya menghabiskan waktu pada kekurangan dan kesalahan gue dan hanya meratapi keterpurukan tersebut seolah kekurangan dan kesalahan gue akan menetap selamanya dalam diri gue.

Terkadang kita lupa bahwa selain kekurangan kita juga memiliki kelebihan. Kita kurang memperhatikan diri kita sendiri dan terlalu fokus dengan pandangan orang lain yang membuat kita tidak puas dengan diri kita sendiri dan lupa bahwa ada hal yang dinamakan “self-improvement” yang dapat membuat kita menjadi lebih baik lagi.

16 tahun gue hidup, I’ve known myself too well. All too well. Now what matters is acceptance. Can I accept myself with all of my weakness?

If you put on a few kilos, would you still look in the mirror with the love and appreciation? Do you like yourself even when your hair is messy and you got a few pimples on your face?
Or what when you acted really mean to somebody – do you still like yourself then?
What we often take for self-love is a conditional liking of the person we are.
Instead of pure love, we judge ourselves. If you we do something right, we reward ourselves with love. But when we do something bad, we punish ourselves by taking that love away. We become the harshest punisher in our lives.
And this is a whole point of self love. It’s to befriend yourself and feel completely happy and whole even when there is nobody else next to you.
We need to stop depriving ourselves from things that we like and that make us happy.
From now on, give yourself a permission to do things you enjoy. You don’t always need to do things that make sense or that build your career. Spending time doing things just because you like them should be just as important.

Gue harap, kita semua bisa mengenal diri kita dan meraih kebahagiaan yang kita harapkan

Ciao!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *