gambar: google
Bahan Bakar Minyak atau masyarakat lebih senang menyebutnya BBM. BBM adalah suatu hal penting yang diperlukan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas, Bagaimana tidak? Di zaman yang sudah banyak menggunakan mesin ini, manusia tidak luput dari yang namanya BBM karena digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin yang dapat meringakan pekerjaan manusia.
Tapi BBM di dunia ini tidak gratis, semua orang harus membelinya. Tapi apa harganya sama di setiap negara? Tentu tidak ada faktor-faktor tertentu yang membuat harga bbm ada yang mahal dan ada yang normal, bahkan murah. Di Indonesia sendiri harga BBM kerap tidak stabil. Kadang harganya naik hingga mencekik rakyat dan kadang harga nya turun menjadi normal.
Soal BBM mungkin masih ada dari kita yang pemikirannya “BBM turun harusnya harga sembako ikutan turun dong.” Sebenarnya itu belum tentu berhubungan. Mengapa tidak? Ada salah satu pendapat pedagang yang mengomentari tentang hal itu
“Enggak berpengaruh, harga BBM turun” ujar Sri salah satu pedagang di Pasar Modern Bumi Serpong Damai, Tanggerang, Minggu (18/01/2015) yang dikutip oleh METROTIMOR.com
Sri Berpendapat seperti itu karena pada saat harga sembako naik di pasar itu bukan karena BBM naik,melainkan memang stok sembako di pasar tersebut langka dikarenakan telatnya distribusi.
Tapi ada juga yang mengatakan bahwa itu berpengaruh,
“Dampak kenaikan BBM, sudah tentu ada pengaruhnya, karena transportasi pengangkut kebutuhan pokok tersebut menggunakan BBM. Nah secara otomatis berdampak pada harga kebutuhan yang dimaksud,” ujar Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Dharmasraya, Khairuddin yang dikutip oleh Kompasiana.com
Sebenarnya inilah pemikiran kita yang sudah harus mulai lebih kritis dalam berfikir, tidak selamanya BBM naik membuat harga pun naik, walaupun sudah banyak kejadian seperti itu. Dan tidak pula berfikir bahwa jika BBM turun maka harga sembako harus turun. Karena jika kita terus-terusan berfikir seperti itu, warga Indonesia tidak akan tahu sebab dari harga naik dan turun nya sembako, karena ‘mindset’ kita akan terus berfikir bahwa harga sembako dikarenakan naik atau turunnya harga BBM.
BBM di Indonesia beberapa waktu ini sudah menaikan harga BBM naik sebesar Rp 2.000 per liter pada Senin malam, 17 November 2014. Menurut Menteri Keuangan Indonesia bahwa kenaikan harga BBM ini nantinya dana akan dalokasikan untuk infrastruktur dan lain-lain yang akan membangun.
Namun di awal tahun 2015 BBM Turun kebali menjadi Rp.7600 per liter disebabkan oleh harga minyak sudah turun lebih dari 30%.
Tidak seindah kabarnya , kebijakan tersebut tidak lepas dari pro-kontra, yap.. semua kebijakan pasti ada yang mendukung dan ada yang menolak, itu sudah pasti. Beberapa pihak mengatakan bahwa Jokowi (Presiden RI yang sekarang) telah menerapkan janjinya tentang BBM murah. Namun di sisi lain ada pula yang mengatakan bahwa itu ada ‘jebakan’ dari Jokowi agar masyarakat terbiasa dengan BBM non Subsidi
Namun apapun itu pro dan kontra nya masyarakat hanyalah ingin Kebijakan itu bisa menyejahterakan masyarakat kurang mampu. Pasalnya walaupun BBM tahun ini sudah turun namun harga sembako tidak lah ikut turun. Inilah yang membuat masyarakat geram dengan pemerintah.
Tetapi ada beberapa pedagang yang menepis pendapat tentang harga sembako yang harusnya ikut turun, “pasokan yang terbatas dari daerah dan tingginya permintaan menyebabkan terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran” ujar Syarifah salah satu pedagang.
“Ada yang namanya kekakuan harga. Sekalipun harga BBM itu diturunkan, harga-harga yang sudah naik tidak akan turun,” kata ekonom Indef, Enny Sri Hartati, di Jakarta, Kamis (1/1). Koran-jakarta.com
Namun jika dilihat dari aspek yang ada tahun ini bahwa harga sembako memanglah tidak berpengaruh cukup besar terhadap turunnya harga BBM. Telatnya Kontribusi barang, Kelangkaan sumber daya, dan yang lainnya bisa menjadi faktor kenaikan harga sembako.
Namun Jokowi tetap berjanji :
“Saya akan kejar, mungkin ada pemilik-pemilik perusahaan distribusi, logistik, distributor besar atau grosir besar untuk sembako agar harga juga ikut turun,” janji Jokowi di hadapan ekonom dan pengusaha saat acara Indonesia Outlook 2015 di Jakarta, Kamis (15/1). oleh:masshar2000.com
Tapi itu semua kembali dari diri masing masing bagaimana kita menyikapi hal tersebut. Kita sebagai masyarakat hanya bisa menyikapi kebijakan pemerintah dengan kritis dan menunggu janji janji pemerintah dengan bijak. Semoga saja kedepannya pemerintah dapat lebih memikirkan nasib masyarakat yang kurang mampu terhadap kebijakan yang dibuatnya tetapi tidak juga membani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semua tidak ada yang dirugikan baik Negara atau Warga Negara.
Satu kutipan yang bisa dipegang oleh Masyarakat Indonesia sekarang
“All human wisdom is summed up in two words – wait and hope.” – Alexandre Dumas