Bangsaku Dini Hari

Tidak, tidak.
Teks yang akan saya tulis ini bukanlah soal netizen Indonesia yang sedang berjayanya karena setiap comment asiknya di youtube, ataupun tentang selebgram-selebgram yang sibuk melakukan paid promote di Insta Story. Ini bukan soal anak kecil yang sudah bermain Facebook dan juga bukan soal beberapa remaja berkumpul bersama dan berangkat tawuran ramai-ramai.

Saya atulisan1kan menulis tentang pemuda dan pemudi Indonesia, dan harapan saya sebagai salah satu dari pemuda dan pemudi Indonesia. Seperti yang bisa kita lihat, beberapa kalimat diatas  pada paragraf pertama yang saya tulis adalah contoh dari menyimpangnya moral kebanyakan generasi penerus bangsa masa kini. Generasi Mecin, some says. But sebenarnya tidak. Mengapa kita mau jadi generasi mecin? Mengapa kita mau menjadi generasi menunduk? Semua itu karena kita melabelkan diri kita sendiri dan mulai merasa seperti ‘ah, gue kan generasi mecin, ikut komen ah manatau famous.’ Sehingga lama kelamaan kita akan menjadi the real generasi mecin.

 

Sebagai salah satu dari generasi penerus bangsa, saya ingin pertama mengubah perspektif saya sendiri, dan melanjutkannya dengan mengubah perspektif orang lain. Perspektif tentang apakah ini? Perspektif yang saya maksudkan adalah perspektif siapakah sebenarnya generasi penerus bangsa itu?

Saya ingin pertama membiasakan diri saya untuk membatasi penggunaan handphone yang berlebih, dan membiasakan diri untuk lebih menghargai keberagaman karena jika bukan kita, generasi penerus yang sudah berpikiran terbuka, siapa lagi yang akan menghargai keberagaman di Indonesia ini ? Saya juga ingin mulai menjaga kebersihan lingkungan di sekitar saya, dengan contoh paling mudah adalah menjaga kebersihan ruang kelas.

Selain itu saya juga ingin berkarya dan berprestasi dalam rangka menunjukkan bahwa kita bisa menghasilkan sesuatu yang produktif dan bermanfaat. Kita bukan hanya netizen yang suka komen asal di Youtube, bukan hanya pengguna Instagram yang menganggap bahwa segala kehidupan harus diabadikan ke Instagram lewat gambar-gambar hasil editan berkelas, kita bukan hanya pelajar yang sekedar melakukan kewajiban yaitu belajar. Kita, kita adalah generasi penerus bangsa Indonesia.

Tidak akan mudah pastinya. Namun saya memiliki suatu kepercayaan bahwa jika seseorang memang sudah niat melakukan sesuatu maka tidak ada yang tidak mungkin. Selain itu, mengingat adanya kata-kata Mutiara dari Pak Soekarno yang berbunyi :

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”

“Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri.”

Saya mendapat motivasi dari  dua kalimat yang sangat membakar api semangat ini. Jika saja saya berhasil melakukan segala yang saya sebutkan diatas, maka tentunya saya akan bisa mempengaruhi teman-teman saya untuk melakukannya juga. Sulit, sulit pastinya. Mengapa ? Karena tidak semua orang ingin berubah, tidak semua orang ingin keluar dari kebiasaan lama atau comfort zone mereka. Namun disinilah tantangan terbesar generasi kita. Kita harus keluar dari label ‘generasi mecin’ . Kita harus mulai menamai diri sendiri dengan ‘ generasi maju’ , ‘generasi berbakat’,  ‘ generasi disiplin’ , dan mulai menghidupkan makna dibalik nama generasi tersebut.

Sebagai generasi penerus bangsa, saya yang sudah diajarkan tentang sejarah Indonesia dan mengetahui tentang beberapa peristiwa yang menyakitkan hati setiap bangsa akan berusaha untuk tidak mengulang peristiwa-peristiwa tersebut, yang tidak boleh terulang atau beberapa sejarah kelam Indonesia.

Tidak, saya tidak ingin bangsa ini terjajah lagi. Saya tidak ingin bangsa ini hidup dalam kegelapan dari dunia luar lagi. Jangan ingin dijajah ! Saya sebagai generasi penerus bangsa ingin mulai memajukan produk-produk Indonesia punya. Jika kita terus menerus menggunakan produk luar yang entah diberikan kepada kita dengan harga yang bisa dibilang murah karena sudah secondhand atau bagaimanapun keadaannya ( Seperti beberapa kendaraan umum di Indonesia ) bukankah itu sama saja dengan dijajah secara tidak langsung ? Saya tidak ingin bangsa ini terjajah secara tidak langsung juga.

Ayo, sebagai generasi penerus bangsa , cintailah produk dalam negeri. Mungkin sekarang banyak yang mengenal istilah hypebeast. Namun apakah hypebeast itu lebih penting disbanding bangsa sendiri yang generasi penerusnya mulai menyimpang moralnya ? Tentu saja tidak. Banyak yang berkata, ‘produk Indonesia kurang berkualitas.’ Mungkin bisa dibilang beberapa memang tapi itu karena kurangnya ilmu kita untuk memproduksinya. Oleh karena itu saya juga ingin menimba ilmu di luar negeri dan mengaplikasikan ilmu baik dan bermanfaat yang saya dapat untuk Indonesia. Mungkin banyak yang berkata ‘Ah, tidak dihargai tau disini.’ Namun saya memiliki pengharapan kuat bahwa untuk dihargai memang butuh proses yang tentunya tidak mudah, namun usaha tidak akan mengkhianati hasil. Pasti, pasti suatu saat akan dihargai juga. Kita hanya perlu terus berjuang sampai saat itu tiba.

Untuk paragraph terakhir ini, saya sebagai generasi penerus bangsa ingin sekali menghapuskan adanya krisis kemanusiaan di Indonesia. Banyak kasus criminal dengan berbagai modus terjadi zaman sekarang ini. Semua berawal dari kurangnya rasa kemanusiaan. Oleh karena itu, saya ingin memulainya dengan diri saya sendiri lagi, yaitu dengan mengasihi orang lain, yang semoga dengan saya melakukannya maka orang lain akan terpacu dan termotivasi untuk melakukannya juga. Jika kita sebagai manusia menghargai penuh rasa kemanusiaan, maka kejadian-kejadian criminal pasti dapat berkurang.

Sebagai penutup dari beberapa paragraph penuh janji ini, saya hanyalah salah satu orang dari generasi ini. Sangat banyak jumlah pemuda pemudi Indonesia masa kini. Oleh karena itu, saya tidak bisa melakukan semua ini tanpa bantuan yang lainnya. Jadi, mari kita mulai bekerja sama untuk membangun bangsa ini. Kita memang tidak sama, tapi kita kerja sama.

Sekian terimakasih. – Patricia ( XMIPA4 /27 )

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *