Halo, P-assangers! Ketemu lagi, nih, sama aku, Violina, di artikel PIDAS81. Kali ini aku mau bahas apa, sih? Dilihat dari judulnya, kayaknya berkaitan dengan sejarah, ya. Tepat banget. Di artikel ini aku bakal ngebahas tentang Zaman Prasejarah.
Aduh, dengar kata ‘sejarah’, yang terlintas di pikiran kita pertama kali pasti bacaan yang panjang banget, tanggal-tanggal yang harus dihafalkan, remed—eh, enggak, dong, ya.
Jauh sebelum zaman modern yang penuh dengan peralatan canggih seperti sekarang ini, pernah mikir, enggak, sih, ribuan hingga jutaan tahun yang lalu, tuh, bumi seperti apa? Enggak mungkin, kan, zaman dulu sudah ada teknologi se-high tech sekarang, hehe.
Apa, sih, Zaman Prasejarah itu? Zaman Prasejarah atau juga disebut zaman praaksara adalah masa dimana perilaku dan anatomi manusia pertama kali muncul. Zaman Prasejarah juga merupakan kurun waktu terpanjang dalam sejarah umat manusia, karena seperti yang sudah aku sebutkan tadi, pada zaman inilah masa dimana manusia hadir di bumi untuk pertama kali sampai adanya catatan sejarah yang juga diikuti dengan ditemukannya pengetahuan tentang tulisan atau aksara, yang menandai dimulainya era sejarah.
Zaman Prasejarah tentunya meninggalkan banyak sekali peninggalan. Peninggalan-peninggalan itu meliputi sisa-sisa tulang belulang manusia dan benda-benda yang pernah dibuat dan dipakai. Para peneliti juga mempelajari benda-benda alam seperti batu, tulang belulang hewan, maupun cangkang kerang untuk mengetahui bentuk interaksi antar manusia purba dengan alam sekitarnya.
Pembagian Zaman Prasejarah dibagi menjadi dua, yang pertama didasarkan penelitian geologi, dan yang kedua didasarkan dengan peralatan dan hasil kebudayaan para manusia purba. Nah, lho, banyak banget, dong? Hmm, daripada penasaran, yuk, kita mulai dari pembagian berdasarkan penelitian geologi!
Zaman paling awal disebut Zaman Arkaikum, tapi ada juga yang menyebut Azoikum ataupun Arkezoikum. Intinya, planet Bumi baru terbentuk. Suhu kulit Bumi juga sangat tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Zaman ini berlangsung sejak 540 juta hingga 2.500 juta tahun yang lalu.
Jutaan tahun berikutnya, suhu Bumi mulai lebih dingin, tanda-tanda kehidupan mulai muncul walaupun jumlahnya masih sedikit, misalnya mikroorganisme seperti sel prokariotik. Zaman ini disebut dengan Zaman Paleozoikum, atau juga sering disebut zaman primer karena munculnya tanda-tanda kehidupan itu. Zaman ini berlangsung sejak 540 juta hingga 245 juta tahun yang lalu.
Selanjutnya, ada Zaman Mesozaikum, atau zaman sekunder. Pada zaman ini iklim di Bumi mulai membaik—sungai-sungai serta danau banyak yang mengering karena curah hujan yang mulai berkurang. Zaman ini juga sering disebut zaman reptil karena didonimasi dengan perkembangan jenis reptil. Pada zaman ini, nih, hewan-hewan besar seperti dinosaurus mulai muncul. Zaman Mesozaikum ini sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Trias, masa dimana terdapat ikan, amfibi, dan reptil; Jura, pada masa ini terdapat kehidupan reptil; dan yang terakhir Calcium, masa dimana pohon-pohon besar serta burung-burung besar mulai muncul.
Sekarang kita sampai di babak zaman yang terakhir, nih, yaitu Zaman Neozoikum. Keadaan Bumi sudah mulai membaik dan kehidupan berkembang pesat. Zaman ini diperkirakan berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Zaman Neozoikum sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zaman Tersier dan Zaman Kuarter. Zaman Tersier ditandai dengan berkurangnya jenis-jenis hewan besar, dan munculnya hewan-hewan menyusui seperti kera dan monyet. Sedangkan Zaman Kuarter sendiri merupakan zaman terpenting dalam kehidupan karena mulai munculnya kehidupan manusia purba.
Nah, tadi, kan, kita sudah ngebahas pembagian zaman berdasarkan penelitian geologi. Sekarang bagaimana dengan pembagian zaman yang kedua, ya? Zaman Prasejarah ini spesifiknya akan kujelaskan sesuai dengan prasejarah yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Zaman Prasejarah ini dibagi menjadi lima babak, dimana pembagian kelima babak itu didasarkan dari peralatan yang dipakai manusia purba, dan juga kemampuan yang dimiliki oleh manusia purba. Apa saja, ya, babak-babak itu? Yuk, kita baca lebih lanjut!
Zaman Prasejarah diawali dengan Zaman Batu. Sesuai namanya, pada masa ini manusia belum mengenal logam dan memanfaatkan batu sebagai alat.
Zaman Batu ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama yaitu Zaman Batu Tua, atau bahasa kerennya Zaman Paleolitikum. Zaman ini berlangsung pada zaman pleistosen, yang merupakan awal dari Zaman Prasejarah. Pada masa ini manusia purba belum mengenal bercocok tanam karena peralatan yang mereka miliki saat itu belum bisa digunakan untuk menggemburkan tanah. Maka dari itu, mereka memperoleh makanan dengan cara berburu dan meramu. Berburu adalah kegiatan mendapatkan makanan dengan berburu binatang, sedangkan yang dimaksud meramu adalah mengumpulkan tumbuh-tumbuhan langsung dari alam.
Nah, biar gampang dalam berburu dan mengumpulkan bahan makanan, manusia-manusia purba ini memilih tempat tinggal yang berada di sekitar sumber air, hutan, sungai, danau, dan juga rawa. Mereka juga biasanya menggunakan gua-gua sebagai tempat istirahat sementara saat harus mencari makan dan berpindah tempat. Hmm, berpindah tempat? Iya, mereka ini hidup nomaden. Apa itu nomaden? Maksudnya nomaden itu, mereka harus mencari tempat tinggal baru jika sumber makanan di tempat sebelumnya telah habis. Manusia purba juga hidup berkelompok untuk melindungi diri jika ada serangan hewan buas.
Terdapat dua kebudayaan yang menjadi patokan di zaman ini. Yang pertama, ada Alat Budaya Pacitan, yang ditemukan oleh Sesuai namanya, peralatan-peralatan manusia ini ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Alat Budaya Pacitan terdiri dari dua jenis peralatan batu, yaitu kapak genggam (hand adze) dan kapak perimbas (chopper). Kapak genggam biasanya digunakan untuk menggali, memotong, dan menguliti. Sedangkan kapak perimbas biasanya digunakan untuk merimbas kayu, memecah tulang, dan juga sebagai senjata.
Yang kedua yaitu Alat Budaya Ngandong. Alat-alat ini bisa berupa sudip, mata tombak, dan belati. Biasanya alat-alat ini terbuat dari tanduk, tulang, dan duri ikan. Kenapa, ya, dinamakan Alat Budaya Ngandong? Nah, sama kayak Alat Budaya Pacitan, alat-alat ini ditemukan di Ngandong, Blora, Jawa Tengah.
Lanjut, yuk, ke babak berikutnya! Selanjutnya, kita ke Zaman Mesolitikum. Wah, nama apa lagi, ya, itu? Kita masih di Zaman Batu, kok! Tapi, sekarang kita lagi di Zaman Batu Tengah. Enggak jauh beda dengan Zaman Batu Tua, manusia-manusia purba ini masih melanjutkan kegiatan berburu dan meramu. Cuma, manusia purba ini mulai makin pintar, deh, hehe. Mereka sudah mulai belajar mengolah tanah, juga menggunakan alat-alat seperti perangkap, panah, dan alat jerat untuk berburu.
Jika pada zaman sebelumnya manusia yang hidup diidentifikasikan sebagai Homo Erectus dan Homo Wajakensis, pada zaman ini para ahli menemukan bahwa yang hidup pada Zaman Batu Tengah ini adalah manusia Australomelanesid.
Terdapat dua kebudayaan pada zaman ini. Yang pertama adalah Alat Budaya Kyokkenmodinger. Apa, ya, itu, Kyokkenmodinger? Kyokkenmodinger berasal dari kata kyokken yang artinya dapur, dan modding yang berarti sampah. Jadi, Kyokkenmodinger maksudnya adalah sisa-sisa makanan yang dibuang. Bukti-bukti dari kebudayaan ini adalah kulit kerang, juga ditemukan beberapa peralatan seperti kapak pebble yang digunakan untuk memotong dan menguliti.
Selanjutnya adalah Alat Budaya Abris Sous Roche. Apa lagi, tuh? Abris Sous Roche adalah gua-gua yang pernah dijadikan tempat tinggal. Nah, pada gua ini ditemukan berbagai perkakas seperti ujung panah, flakke, batu penggilingan, sudip, mata tombak, dan belati.
Sekarang, kita menuju zaman batu berikutnya yaitu Zaman Batu Muda. Zaman Batu Muda juga mempunyai bahasa keren yaitu Zaman Neolitikum. Neolitikum berasal dari kata neo yang berarti baru atau muda dan lithos yang berarti batu. Pada zaman ini masa pleistosen telah berakhir dan berganti menjadi masa holosen. Hal ini ditandai dengan iklim yang mulai panas dan juga naiknya permukaan laut sehingga darat menyempit. Pertumbuhan manusia purba juga semakin meningkat, sehingga daerah perburuan pun menyempit. Akhirnya, kegiatan berburu tidak bisa lagi digunakan sebagai mata pencaharian pokok. Manusia purba mulai berusaha untuk menghasilkan bahan makanannya sendiri. Dengan cara apa, ya? Yap, dengan cara membudidayakan tanaman dan juga beternak. Jadi, jika di zaman sebelumnya manusia purba masih mengumpulkan makanan, di zaman ini manusia purba sudah mengalami peningkatan dengan menghasilkan makanan.
Nah, sekarang kita tiba, nih, di zaman batu yang terakhir, yaitu Zaman Batu Besar! Zaman Batu Besar, atau yang disebut juga dengan Zaman Megalitikum diperkirakan berkembang sejak Zaman Neolitikum hingga Zaman Logam. Kata Megalitikum sendiri diambil dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu. Kenapa, ya, disebut Zaman Batu Besar? Karena manusia-manusia yang hidup di zaman ini mulai membangun bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu. Bangunan-bangunan itu tidak dibangun tanpa sebab, bangunan-bangunan besar itu berkaitan dengan kepercayaan mereka. Misalnya, mereka membangun menhir (batu yang menyerupai tugu) untuk menghormati para nenek moyang. Untuk menaruh sesajen, mereka juga membangun dolmen yang berbentuk seperti meja. Mereka juga mendirikan sarkofagus, yaitu tempat penyimpanan mayat. Selain itu, ada juga punden berundak sebagai tempat pemujaan bertingkat. Ditemukan juga arca atau patung batu sebagai simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka.
Yeay, selesai juga, deh, Zaman Batu! Eits, tapi kita belum selesai. Setelah Zaman Batu, akhirnya kita sampai di zaman yang terakhir, yaitu Zaman Logam! Peralatan yang terbuat dari batu sudah dianggap tidak efektif lagi untuk digunakan selama kehidupan sehari-hari. Manusia memerlukan alat yang lebih kuat dan dapat bertahan lama. Maka dari itulah mereka mulai mengenal dan mempelajari teknik peleburan biji logam. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu bivalve dan a cire perdue. Apa lagi, tuh? Bivalve adalah cetakan batu, sedangkan a cire perdue adalah cetakan lilin.
Zaman Logam juga disebut Zaman Perundagian. Kenapa demikian? Karena munculnya golongan undagi, yaitu masyarakat yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
Zaman Logam dibagi menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah Zaman Perunggu. Zaman Perunggu adalah bagian yang paling mendominasi di Zaman Logam ini. Teknologi logam kuno yang terdapat di Indonesia dipengaruhi oleh Vietnam. Hasil teknologi ini dikenal dengan sebutan Budaya Dong Son yang menjadi pusat kebudayaan pada Zaman Perunggu. Peralatan yang ditinggalkan antara lain nekara, moko, dan kapak corong.
Selanjutnya ada Zaman Besi. Alat-alat yang dihasilkan misalnya mata pisau, mata sabit, mata pedang, dan cangkul. Bagian yang terakhir adalah Zaman Tembaga. Sayangnya manusia purba di Indonesia tidak melewati zaman ini sehingga tidak ada peralatan yang dihasilkan.
Wah, kita sudah sampai di penghujung artikel, nih! Terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk baca artikel mengenai Zaman Prasejarah ini! Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan P-assangers. Sampai ketemu lagi di artikel selanjutnya!
Sumber:
https://www.zonasiswa.com/2016/08/mengenal-zaman-prasejarahpraaksara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasejarah