Apresiasi Vs. Apropriasi

Hai, P-assengers! Apa kabar kalian semua? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat, ya! Artikel kali ini akan membicarakan tentang salah satu fenomena yang sedang trending di media sosial, khususnya Instagram. Apa sih fenomenanya?

Akhir-akhir ini, Arie Kriting, seorang pelawak Indonesia, tengah mempermasalahkan perihal Ikon PON XX Papua yang menurutnya tidak mencerminkan tanah kelahirannya. “Penunjukkan Nagita Slavina ini sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya cultural appropriation”, ungkapnya dalam unggahan Instagram-nya. Ada yang setuju dengan pendapat sang pelawak itu. Ada pula yang tidak setuju karena beralasan bahwa hal tersebut merupakan bentuk apresiasi sang ikon terhadap Papua. Lantas, apakah bedanya apresiasi dan apropriasi budaya?

Kita harus paham terlebih dahulu artinya budaya. Budaya adalah hasil dari sebuah budi daya manusia yang telah turun temurun yang kemudian menjadi sebuah tradisi. Budaya sendiri terbagi dua, yaitu budaya material dan budaya non-material. Budaya material mengacu pada objek fisik, sumber daya, dan ruang yang digunakan untuk mendefinisikan sifat kebudayaan. Contohnya monumen, ornamen, bangunan, dsb. Sedangkan budaya non-material mengacu pada cara berpikir dan sistem kepercayaan dari setiap budaya, dengan kata lain, bersifat abstrak.

Nah, setelah paham dengan arti budaya, mari kita bedakan antara apresiasi dan apropriasi budaya. Apresiasi budaya adalah tindakan saling memahami dan memberi manfaat bagi kedua belah pihak saat menerapkan atau menggambarkan sebuah budaya. Sedangkan, apropriasi budaya adalah perbuatan mengambil atau menggunakan sesuatu dari sebuah budaya yang bukan milik sendiri, terutama tanpa menunjukkan pemahaman terhadap budaya tersebut. Praktisnya, apresiasi budaya lebih diartikan sebagai tindakan menghormati sebuah budaya karena pemahamannya terhadap budaya tersebut. Lain halnya dengan apropriasi budaya yang sekedar mengambil inspirasi suatu budaya tanpa memikirkan etis atau tidaknya karena kurangnya pemahaman.

Mari kita ambil beberapa contoh. Setahun yang lalu, rumah mode Dior pernah menjadikan kain Endek Bali dalam koleksinya dalam gelaran Paris Fashion Week. Tentunya, hal ini mengangkat popularitas dari kebudayaan Indonesia, khususnya Bali. Hal inilah yang disebut dengan apresiasi budaya. Mengapa demikian? Dilansir dari CNN Indonesia, Direktur Artistik Dior menyatakan bahwa inspirasi ini didapatkan dari kebudayaan serta craftmanship Indonesia, terutama para penenun Bali. Selain itu, pihak Dior telah melakukan riset mendalam serta berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Paris untuk memastikan kesesuian dengan kebudayaan dan pusaka Bali.

Contoh lainnya adalah kejadian yang pernah tertimpa oleh penyanyi tanah air yang mendunia, Agnez Mo. Dua tahun yang lalu, penyanyi yang satu ini pernah mengganti gaya rambut yang diduga meniru gaya rambut wanita suku Afrika-Amerika. Ia langsung membantahnya dengan mengklaim bahwa ia mengadopsinya dari gaya rambut wanita Papua. Hal inilah yang disebut dengan apropriasi budaya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan ia bukanlah orang asli Papua yang berwarna kulit gelap. Selain itu, identitas Papua yang masih diperjuangkan dalam menghadapi diskriminasi saat itu menambah tuduhan bahwa penyanyi tanah air itu melakukan eksploitasi dan apropriasi budaya. 

Namun, hal ini bukanlah kesempatan kita untuk menghakimi seseorang yang melakukan apropriasi maupun eksploitasi budaya. Kita sebagai orang yang mengerti dengan masalah tersebut diharuskan untuk memberi tahu dan membimbing mereka agar lebih paham dan sadar dengan masalah kebudayaan yang mendalam ini.

Nah, bagaimana P-assengers? Lebih terbuka dengan masalah ini, kan? Oleh karena itu, sampai sini dulu artikel kali ini. Semoga P-assengers dapat tetap dan lebih menghargai kebudayaan lain, ya! Sampai jumpa di lain artikel, P-assengers!

Referensi:

  1. https://www.thefineryreport.com/articles/2020/10/5/what-is-considered-cultural-appreciation-9cnz2
  2. https://www.thefineryreport.com/articles/2020/9/30/apa-arti-apropriasi-budaya
  3. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001802/pendidikan/apresiasi%20budaya%20ok.pdf
  4. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200930104702-277-552601/dior-pakai-kain-endek-bali-di-paris-fashion-week
  5. https://kumparan.com/kumparanhits/memahami-cultural-appropriation-yang-dituduhkan-ke-agnez-mo-1rfeC1JXSqt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *