Agonizing Portuguese Colonialism

 

Hey P-assengers! Kembali lagi bersama aku, Mimi. Artikel kali ini akan membahas seputar penjajahan, pasti kalian udah sering denger tentang sejarah penjajahan dari pelajaran IPS pas SMP deh. Nah, sekarang aku pengen mengulas kembali nih!

Sudah beratus-ratus tahun Indonesia kerap dijajah oleh banyak negara, seperti tak ada henti-hentinya penderitaan tanah air pusaka ini, mengalami tumpah darah sekian  banyaknya, sudah beribu-ribu tombak bambu yang dikerahkan kepada mereka, hanya memiliki wilayah dan kepulauan yang luas, namun rasanya selalu tersiksa.

Rempah-rempah, ya itulah sebab pertama mengapa para penjajah sangat ingin menguasai negara Indonesia ini, bukan hanya rempah-rempahnya saja, namun kekayaan alamnya yang begitu melimpah, menggiurkan negara asing untuk mengambil semua kekayaan ini.

Sebenarnya, awal mula kedatangan bangsa Eropa hanya ingin melakukan perdagangan rempah-rempah, namun lambat laun pasti akan terjadi hubungan, awalnya hubungan ini merupakan hubungan baik, tapi karena keserakahannya bangsa Eropa malah memiliki niat-niat tidak baik terhadap tanah air ini, mereka berfikir akan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat jika menguasai negara ini, daripada harus selalu melakukan perdagangan.

Bangsa Eropa, yaitu negara Portugis, berfikir bahwa untuk menguasai rempah-rempah ini, haruslah menguasai suatu wilayah yang banyak akan rempah-rempah yaitu Malaka, Portugis mulai menguasai Malaka sejak 10 Agustus 1511 yang pasukannya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Tokoh ini jugalah yang membuat kawasan nusantara dikenal oleh bangsa Eropa, terutama Inggris dan Belanda.

 

ALFONSO

Alfonso de Albuquerqe

Portugis jugalah yang mempelopori penjelajahan Samudra, Banyak faktor yang membuat Portugis dan bangsa lain untuk menjelajah samudera, salah satunya adalah adanya semangat 3G, gold, glory gospel. Portugis dan Spanyol saling berebut kekuasaan daerah, jadilah dua wilayah kekuasaan, yaitu Perjanjian Tordesillas. Portugis berlayar ke arah timur, sedangkan Spanyol ke arah barat.

Pada saat Portugis berhasil menguasai Malaka, para pedagangan Islam memindahkan tempat perdagangan menuju daerah pesisir pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Pada tahun 1510, setelah mengalami banyak pertempuran, penderitaan, dan kekacauan internal, tampaknya Portugis hampir mencapai tujuannya. Sasaran yang paling penting adalah menyerang ujung timur perdagangan Asia di Maluku.

Pada tahun 1521, untuk pertama kalinya rempah-rempah diangkut secara langsung dari Nusantara, tepatnya dari Maluku menuju Eropa. Peristiwa tersebut menandakan bahwa Portugis telah membuka jalur pelayaran menuju Nusantara, padahal sebelumnya, rempah-rempah yang dibawa dari Indonesia harus melewati lika-liku dan perjalanan yang panjang. Rempah-rempah yang sangat digemari pada saat itu adalah antara lain cengkeh, lada, merica, pada, dan lain lain.

Hingga kemudian Alfonso d’Albuquerque berhasil menduduki Goa di tahun 1510, Malaka di tahun 1511 dan Ormuz ditahun 1515. Inilah asalah mula terjadinya penjajahan di Indonesia.  Alfonso tidak ada henti-hentinya untuk berniat memperluas kekuasaannya, semakin ia berhasil, maka ia terus membuat rencana baru untuk mengambil kekuasaan wilayah lainnya. Nusantara sudah menjadi maritim paling penting bagi bangsa Portugis.

Pada tahun 1512 Portugis melakukan hubungan dengan Sunda untuk membuat perjanjian penandatanganan mengenai perdagangan, perjanjian itu diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522, pada hari yang sama dibentuk suatu prasasti yang dikenal dengan Prasasti Sunda-Portugal yang bertempat di Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

tugu perjanjian

Tugu Perjanjian Sunda-Portugis

Sudah banyak perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap kesewenangan bangsa Portugis. Salah satunya, kerajaan Aceh mengangkat senjata terhadap Portugis dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1629. Aceh melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka dikarenakan monopoli yang dilakukan Portugis di Malaka sangat merugikan Aceh, terutama saat Portugis menangkap kapal dagang Aceh.

Dibalik semua penjajahan Portugis itu banyak pengaruh-pengaruh Portugis yang ditinggalkannya, antara lain :

Pengaruh Portugis di Indonesia

  1. Penyebaran agama Kristen Katholik di Indonesia
  2. Alat music keroncong
  3. Tanjidor (tangedor) dan Ondel-ondel
  4. Kampung Tugu Jakarta utara terdapat banyak keturunan Portugis
  5. Nama-nama orang Indonesia timur yang mendapat pengaruh dari Portugis
  6. Penggunaan bahasa Portugis yang diserap dalam bahasa Indonesia seperti mesa (meja), bandaira (bendera), boneca (boneka)

 

Dari penjajahan Portugis tersebut banyak hikmah dan nilai positif lainnya, walaupun sudah membuat kerugian dan kesengsaraan yang besar, tapi pasti ada sesuatu yang bisa kita ambil dibaliknya, dengan dijajahnya suatu wilayah maka akan terciptalah suatu persatuan yang kuat, menjadi bangsa yang terjajah tentu bukan keinginan bagi setiap bangsa, selain itu penjajahan juga dapat menambah ilmu pengetahuan bagi bangsa, bahwa sesungguhnya rakyat nusantara memiliki hak untuk mengatur kehidupan mereka sendiri dengan peraturan tertentu dalam Undang-Undang.

Sumber :

PENJAJAHAN BANGSA PORTUGIS DAN SPANYOL DI INDONESIA

http://buihkata.blogspot.com/2012/10/perlawanan-rakyat-malaka-dan-maluku.html

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *