Di mana Riau ? Riau yang terkenal sebagai provinsi penghasil energi terbesar di Indonesia yang terdiri dari minyak bumi, gas bumi, dan kelapa sawit, sudah dua bulan lebih dikepung kabut asap. Warga luar biasa menderita. Oksigen yang melimpah di Bumi bak menipis di wilayah mereka. Udara tercemar, bernapas pun sulit. Kini sudah tertutupi oleh kabut asap yang menyesakkan. Apa penyebabnya ? Bagaimana bisa terjadi ? Siapa pelaku dibalik semua ini ? Berapa banyak korban jiwa ? Apa dampak buruk dari segala aspek ? Bagaimana upaya pemerintah menangani bencana kabut asap tersebut.
Sejak beberapa bulan terakhir, kabut asap mengepul di wilayah di Riau. Penyebabnya, kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu ditambah asap kiriman akibat kebakaran hutan dan lahan yang juga terjadi di Jambi dan Sumatera Selatan. Kabut asap, merupakan bencana tahunan yang menyelimuti Riau sejak 18 tahun terakhir. Pembukaan area hutan menjadi lahan perkebunan menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru merilisi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang menyelimuti sejumlah wilayah di Riau terus memburuk yang mengakibatkan jarak pandang berkisar 50 meter.
“Ini merupakan kabut asap terburuk dan terlama sepanjang sejarah Riau,” kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), titik panas terbanyak berada di Sumatra Selatan dengan jumlah 384 titik. Sementara di Riau hanya tercatat satu titik panas saja. —-( Sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151006091306-20-83062/kabut-asap-di-riau-kembali-pekat-jarak-pandang-30-meter/ )
Tahukah Anda, bahaya besar yang ditimbulkan jika menghirup kabut asap itu ? Diantaranya mengganggu kehidupan masyarakat, seperti terbatasnya jarak pandang, tercemarnya air bersih. Jika dikonsumsi masyarakat, bisa menganggu saluran cerna. Selain itu, dapat mencemari buah-buahan dan sayur-sayuran, timbul berbagai penyakit terutama gangguan pada pernapasan. Berikut ini dampak akibat gangguan asap bagi kesehatan :
- Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
- Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
- Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
- Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
- Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
- Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment).
Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, gangguan kesehatan akan lebih mudah terjadi pada orang yang gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak. ( Sumber : http://health.kompas.com/read/2015/09/07/100657423/Bahaya.Kabut.Asap.Bagi.Kesehatan )
Cara menanggulangi dampak buruk kabut asap terhadap kesehatan, di antaranya dengan memakai masker saat keluar rumah, memperbanyak minum air putih, mencuci buah atau sayur sebelum dimakan, kurangi aktivitas di luar rumah terutama bagi penderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup.
Selain berdampak buruk bagi kesehatan, ternyata kabut asap juga dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan perekonomian. Ribuan hektar hutan dan lahan rusak sehingga satwa yang menghuni kawasan terbakar juga terancam mati. Kerugian akibat kebakaran lahan serta kabut asap diperkirakan miliaran rupiah.
Apa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi bencana kabut asap tersebut ?
Dalam jangka pendek, pemerintah memanfaatkan hujan buatan, pemadaman dari udara dan dari darat. Sejumlah pesawat dikerahkan untuk memadamkan kebakaran lahan di Riau, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, serta di Jambi.
Bencana kabut asap yang kian meresahkan ini membuat Presiden Jokowi kemarin menggelar rapat terbatas secara mendadak. Pemerintah RI pun mengisyaratkan bakal menerima bantuan asing untuk mengatasi bencana kabut asap yang meyebar hingga ke negara-negara tetangga itu.
Sementara Kementerian Kesehatan mengatakan telah mengirimkan 27.595 ton bantuan kesehatan seperti obat-obatan, masker, dan tabung oksigen untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah warga yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Zat apa saja yang terkandung dalam kabut asap sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit ?
Sulfur dioksida, yang dapat mengakibatkan iritasi sistem pernapasan terutama pada tenggorokan. Karbon Monoksida, menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Nitrogen dioksida, bersifat racun tertutama terhadap paru-paru. Oksidan, dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi bagi orang-orang yang sensitif. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.
Dokter spesialis paru dan pernapasan Riau, dr Munir Umar Sp.P, menjelaskan, bahaya sesungguhnya yang ditimbulkan oleh asap adalah kematian massal. Pasalnya, asap mengandung zat berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrit dioksida, hidrokarbon, dan banyak lagi, yang efeknya menganggu oksigen dalam tubuh.
“Seperti karbon monoksida itu merupakan zat berbentuk gas yang sangat berbahaya untuk tubuh manusia. Jika menghirup dalam waktu yang cukup lama, zat ini membuat daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh manusia melemah. Kemudian muncullah penyakit asma menjadi akut, infeksi saluran pernapasan akut. Jika ini terjadi yang dampaknya adalah kematian,” terang dr Munir Umar saat ditemui Okezone di tempat praktiknya.
(Sumber : http://news.okezone.com/read/2015/09/09/340/1210994/kabut-asap-ibarat-malaikat-pancabut-nyawa )