Pada suatu hari nanti
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
Karya : Sapardi Djoko Damono
Karya diatas termasuk ke dalam karya sastra berbentuk puisi yang dikarang oleh Sapardi Djoko Damono.
Karya Sastra? Apaan tuh? Gak penting, membosankan!, Kenapasih bahas-bahas karya sastra?, alah cuma tugas Bahasa Indonesia doang yang bahas ginian! Kalian semua salah tentang karya sastra. Teman-teman tau kan Bahasa Indonesia termasuk ke dalam bahasa yang susah? Nah karena di dalam Bahasa Indonesia tersebut terdapat banyak kata konotasi yang memiliki makna tinggi. Coba aja baca puisi-puisi Bahasa Indonesia, pasti kalian akan takjub dengan hebatnya Bahasa Indonesia mengolah karya sastra. Dan banyak orang yang berkata, orang cerdas merupakan orang yang pintar dalam berbahasa!
Nah lalu bagi yang masih merasa asing dengan nama Sapardi Djoko Damono ini, beliau merupakan seorang sastrawan yang sangat terkenal dengan puisinya yang bergenre roman, salah satunya yang berjudul Hujan Bulan Juni. Coba deh teman-teman lihat puisi-puisi karya Sapardi Djoko Pramono, pasti baper deh.
Saya tertarik untuk membahas karyanya yang berjudul Pada Suatu Hari Nanti. Puisi ini mengartikan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Dan tidak butuh waktu lama untuk dapat menelaah dan mengerti tentang kandungan atau makna dari puisi tersbut. Lalu saya juga ingin membahas isi puisi tersbut karena menurut saya, puisi tersebut termasuk salah satu karya Sapardi Djoko Damono yang bisa menginspirasi para pemuda jaman sekarang. Bagaimana tidak? Cob abaca bait pertamanya dahulu. Sudah jelas bukan makna yang terkandung? Dalam bait pertama tersebut tersirat arti bahwa walaupun jika nanti pengarang puisi tersebut sudah tidak dapat menulis karya-karyanya lagi, Ia ingin karya-karyanya tersebut masih bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, dan jiwa pengarang tersebut pun akan masih tetap hidup bersama karya-karyanya. Nah, oleh karena itulah remaja sekarang ini sudah tidak pantas lagi untuk bermalas-malasan. Coba deh berusaha untuk maju, daripada menyesal di akhir waktu? Karena “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi sesama.”
Loh, lalu kenapa ini artikel ini dishare di blog PIDAS? Coba nih liat visi PIDAS yang tertulis:
Bergerak berinovasi, bekarya menginspirasi
Abis itu apa hubungannya visi sama puisi Pada Suatu Hari Nanti tersebut apa? Nah! Coba deh dibaca lagi. Cocok banget kan sama kandungan puisi Pada Suatu Hari Nanti sama visi PIDAS. Coba bayangin kalo PIDAS tidak berinovasi dan hanya bergerak monoton. Pasti dong tidak ada yang tertarik sama PIDAS. Dalam visi PIDAS tersebut juga PIDAS ingin selalu bekarya agar nama PIDAS dapat terbang lebih tinggi lagi. PIDAS ingin menjadi media yang sangat dibutuhkan bagi berbagai kalangan. Kami anggota PIDAS ingin selalu karya-karya kami tersimpan dan selalu berguna atau menginspirasi berbagai kalangan. Lalu cara PIDAS mewujudkannya adalah dengan menjalankan Misinya yang salah satunya tertulis “Menanamkan kultur belajar demi menambah wawasan dan mengasah kemampuan anggota PIDAS SMAN 81 Jakarta”. Dengan Misi tersebut para anggota PIDAS pun dapat mewujudkan impiannya agar karyanya selalu menginspirasi. Siapa tahu, salah satu dari anggota PIDAS bisa berkarya besar dan dikenal oleh semua orang bukan?
Sumber :
http://composhare.blogspot.com/2015/06/analisis-puisi-pada-suatu-hari-nanti-Sapardi-Djoko-Damon.html