Oke, pertama kenalan dulu nih, nama saya Ukasyah NH dan alhamdulillah sudah sekitar 6 bulanan menjabat sebagai Kepala Departemen Daring. Pada artikel kali ini saya akan menceritakan bagaimana pengalaman 180 hari menjabat sebagai Kadep Daring.
Pada tanggal 23 Agustus 2016, melalui salah satu media daring PIDAS yaitu web, 14 anggota baru (termasuk CDMSS) bergabung kedalam Departemen Daring. Ditambah dengan anggota sebelumnya, maka anggota Departemen Daring menjadi 28 orang dan penjelajahan menempuh kerasnya sosial media pun dimulai.
Penjelahan pertama, kesialan menghampiri Saya, sehari setelah pengumuman penerimaan anggota baru PIDAS. Smartphone saya yang bermerk ternama dan menjadi top pembelian di Eropa yaitu OPPO mengalami kerusakan sehingga saya tidak bisa berkomunikasi termasuk dengan PIDAS sendiri sehingga kegiatan saya di Daring terhambat dan ini termasuk problem dimana bisa mempengaruhi postingan PIDAS. Untungnya seminggu kemudian masalah teratasi dengan terbelinya LG K8 ini yang nantinya menjadi pembantu yang sangat penting bagi saya saat menjabat.
Pada 1 September 2016, selepas mendengar ceramah, saya langsung berlari ke kantin untuk mendata tema per anggota dan sekaligus melakukan pertemuan pertama dengan anggota Daring. Kayak gimana perasaanya? Jujur Saya grogi, tetapi ketika melihat anggota yang lebih grogi saat perkenalan saya pun sadar saya harus enjoy, apalagi ketika melihat Agus memperkenalkan namanya, Saya sadar jika grogi suara Anda bisa terdengar seperti bayi Tapir alias pelan.
Setelah tatap muka pertama dengan anggota, obrolan kami di grup pun semakin berwarna, tidak hanya saling bertukar ide wording atau konsul PIDAS curhat, tetapi juga membicarakan hal-hal non daring lainnya seperti tugas sekolah, guru-guru yang unik serta cewe-cewe cantik fenomena SMA. Kami membicarakannya seperti bertukar pikiran antara kakak-kakak kriminal dengan adek-adek yang polos (Kecuali Agus).
Penjelajahan selanjutnya yang saya lewati bersama Daring adalah melewati challenge bernama RKAT. Rapat Kerja Awal Tahun (RKAT) adalah rapat pada umumnya yang memaparkan tentang program kerja selama kepengurusan, BUT ada yel-yelnya di akhir acara dan itu menjadi pemacu semangat saya mendapatkan bintang pertama untuk Daring. Yel-yel harus bagus, itu yang terpikirkan oleh saya ketika mendapat pengumuman RKAT akan dilaksanakan. Berbekal keisengan saya ganti lirik dan latihan gerakan di ruang 317, Departemen Daring pun berhasil mendapat predikat yel-yel terbaik di RKAT 2016 kemarin yeayy. Ini dia foto saat tampil yel-yel.
Pengalaman saya selama menjabat tentu tidak lepas dari program mingguan yang terdiri dari 3 program yaitu:
- PIDAS curhat
- Posting di line@
- Posting di Instagram
Oke mari kita mulai dari PIDAS curhat (Picur) dahulu. PIDAS curhat salah satu program yang ditunggu pelajar khususnya pelajar SMAN 81 yang ingin mengobrol ria di chat tetapi teman bicaranya sedang sibuk atau bahkan tidak punya teman bicara contohnya seperti teman saya Daffa Alif (Becanda lip). Jadi tugas utama saya disni adalah sebagai pengatur jadwal admin yang bertugas, tentunya admin-admin di PIDAS curhat ini sudah pernah dilatih lohh selama 1 bulan untuk bisa menjadi lawan bicara yang baik, tetapi kembali lagi ke selera obrolan masing-masing orang.
Nah, pengalaman yang didapat dari Picur ini banyak banget asli (Ini bukan testimoni lebay kayak di iklan klinik kesehatan) dari sini saya bisa belajar bahwa manusia itu mempunyai cara berkomunikasi yang berbeda-beda dan secara tidak sadar kondisi yang telah membentuknya. Contohnya jika pelajar SMA sebelum ulangan maka mereka akan mengobrol ria dengan PIDAS membahas soal-soal ulangan dan masih banyak contoh lainnya.
Selanjutnya ada postingan di line@. Berdasarkan tema ada 4 kategori yaitu Musik, Film, News dan Misteri. Masing-masing tema memilki timnya sendiri yang terus berusaha mendapatkan informasi aktual, faktual serta menginspirasi tentunya. Begitu juga Instagram, bedanya di Instagram rubriknya berbeda, diantaranya bahas bahasa, seputar kampus, tahukah kamu, dan PIDAS quiz. Media sosial itulah yang membuat saya sangat suka berisik, cerewet, ribet dan panic di grup ketika terjadi kesalahan atau keterlambatan diantara program-program tadi.
Buru-buru, typo, lupa hashtag, tanda baca salah, wording kurang srek, urutan foto salah, laterep, jadwal mendadak, lewat deadline, telat posting, baterai habis, kuota habis, lupa dan ketiduran. Itu setidaknya 14 kata yang menjadi top chart awal kepanikan utama saya.
Setelah menjabat saya mendapatkan kebiasaan-kebiasaaan yang tidak saya dapat sebelum menjabat. Hebatnya, kebiasaan ini juga bisa mempengaruhi mood saya. Saya bisa dibuat sangat bangga, bisa juga dibuat panik. Kebiasaan itu antara lain:
- Melihat jumlah likers, comment dan siapa saja yang menyukai sebuah postingan.
- Menginginkan pembuatan wording yang cepat agar tidak terlewat deadline.
- Menghitung kenaikan followers di social media setiap bulannya (Jika sempat, seminggu sekali)
Ada satu lagi nih. Diantara sosmed-sosmed PIDAS tentunya Anda sudah biasa melihat postingan dengan intro seperti:
Selamat malam! (emot senyum), Hai semua! (emot senyum lebar), Halo semua! (emot senyum lebih lebar)
Pengalaman saya selama 180 hari menjabat diantaranya adalah kata-kata itu sudah menjadi kebiasaan bahkan hingga buku pelajaran dan grup kelas, yaa jadi harap maklum aja caption saya buat share artikel di line kalimatnya begitu.
Nah,kita tinggalkan kebiasaan aneh saya tadi menuju pengalaman khusus selama memimpin Departemen Daring dan pengalaman kerja sama dengan Victorious.
Pengalaman selama memimpin
Pengalaman yang saya dapat selama 6 bulan ini antara lain adalah pemimpin harus bisa menghidupkan suasana dan mempunyai goals yang jelas karena kalau enggak ya nanti gitu-gitu aja. Ketika pemimpin bersemangat untuk membuat suatu perubahan dan ikut berpatisipasi maksimal dalam setiap programnya maka anggotanya pun akan mengikuti semangat itu dan akan bekerja keras untuk menggapai apa yang mereka ingin. Terbukti ketika RKAT dan bulan Desember 2016 saat Daring sukses memborong 3 penghargaan BOTM, itu semua berawal dari niat kami untuk memenangkannya sejak awal serta kerja keras yang dibarengi disiplin waktu.
Pengalaman kerja sama
Nah, ini yang pengalaman yang paling penting yang saya dapet. Selama kira-kira 180 hari, di setiap kegiatan PIDAS memerlukan kerja sama. Contohnya? Kerja sama antar sesama pengurus.
Kita semua bekerja sama untuk membuat PIDAS seperti apa yang dilihat sekarang dan itu tentunya membutuhkan kerja sama yang baik. Dengan Sekar dan Tiara hampir setiap hari kita ngobrol di grup bahas postingan di sosmed PIDAS. Dengan Dalif bahas web sekolah, dengan Cetak kita bahas Mading made by you, dengan Multi kita bahas postingan video liputan, dengan Humas Kita bahas medpar, dengan Gladiators bahas program kerja, dengan kak Mine dan Pak Sai bahas kinerja PIDAS dan masih banyak lagi.
Contoh kedua kerja sama antara Saya dan anak-anak Daring.
Buat jadwal, liputan, tim desain, tim tema, PJ bulanan, minta tolong wording dan lain-lain merupakan bentuk kerja sama yang terjalin antara saya dan para anggota Daring. Walaupun ada yang laterep, gak di read, cuek, dan pasif tapi overall kalian asik untuk diajak kerja sama dan saya sangat berterima kasih atas itu.
Yak, sepertinya artikelnya sudah panjang, kalau dilanjutin kemungkinan besar akan bosan, jadi sampai disini dulu cerita pengalaman saya, terima kasih sudah membaca sampai habis dan sampai ketemu di tulisan selanjutnya.