Totto-chan namanya. Gadis yang periang, polos namun cerdik ini adalah tokoh yang paling disorot dalam novel “Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela”. Saking polosnya, Totto-chan sempat dikeluarkan dari sekolahnya saat menduduki bangku sekolah dasar. Disinilah ceritanya dimulai, yaitu setelah ia pindah ke salah satu sekolah yang unik dan beda dari sekolah-sekolah lainnya, Tomoe Gakuen.
“Loh, kok bisa dikeluarin? Memangnya dia telah melakukan apa?”
Guru-guru di sekolah menganggap Totto-chan nakal. Padahal gadis cilik itu hanya memiliki keingin tahuan yang besar tentang sesuatu dan selalu dipandang aneh jika dibandingkan dengan teman-temannya. Alasan ia dikeluarkan dari sekolah, yaitu selalu membuat keributan di kelas. Mulai dari masalah laci, Totto-chan yang selalu membuka ratusan kali dan ditutup dengan cara dibanting, hingga memanggil para pemusik jalanan lewat jendela kelas yang langsung membuat murid di kelas berdiri di depan jendela untuk menonton pemusik tersebut.
“Kenapa sih, Tomoe Gakuen ini sekolah sekolah yang unik dan beda dari sekolah-sekolah lainnya?”
Rata-rata sekolah cenderung menuntut murid agar dapat memahami apa yang diajari guru, baik mudah maupun susah. Jadwal pelajaran disesuaikan dari jadwal yang dibuat sekolah, dan terlalu mengorientasi murid untuk menguasai nilai akademis tanpa memerhatikan non-akademis dan nilai moral yang tertanam pada siswa.
Tomoe Gakuen sangat jauh dari kriteria sekolah yang telah saya sebutkan di atas. Sistem pembelajaran tidak terlalu menekan murid-muridnya, jadwal pelajaran disesuaikan oleh kemauan murid dengan syarat mata pelajaran tersebut ada di daftar pelajaran per harinya. Selain belajar, Tomoe Gakuen sering mengadakan kegiatan di luar pembelajaran, seperti berenang, kemah di aula agar murid tidak kena basah jika hujan, piknik ke sumber air panas, “Tes Keberanian” untuk menguji keberanian murid dengan mengunjungi kuil dekat sekolah pada saat malam hari, dan lain-lain.
Tes masuk ke sekolah ini juga mudah. Saat Totto-chan pertama kali ke Tomoe Gakuen, ia bertemu kepala sekolah, Sosaku Kobayashi. Lalu kepala sekolah itu berkata “Sekarang, ceritakan semua tentang dirimu. Ceritakan semua dan apa saja yang ingin kau katakan”. Dengan berbagai macam topik pembicaraan yang ia punya, ternyata Totto-chan telah bercerita hingga 4 jam, dan kepala sekolah tersebut tidak merasa bosan sama sekali. Hanya dengan modal cerita, akhirnya Totto-chan masuk ke Tomoe Gakuen.
Ada hal yang menurut saya paling menarik dari sekolah ini: Kelasnya adalah gerbong kereta. Ruang kelas sekolah lain hanya sebuah ruangan biasa yang berisi meja dan kursi yang berderet, sedangkan ruang kelas Tomoe Gakuen adalah gerbong kereta api yang memiliki model yang lama, namun membuat murid nyaman dan seakan-akan sedang belajar dalam perjalanan di kereta. Tidak heran jika Totto-chan sangat senang dengan sekolah barunya, meskipun dia tidak tahu bahwa ia pindah sekolah karena dikeluarkan dari sekolah lamanya.
Selain Totto-chan, karakter yang saya sukai yaitu kepala sekolah. Ia sangat ramah, baik, dan bijaksana. Ia sangat memahami murid-murid di sekolahnya. Jika salah satu murid bermasalah, ia tidak langsung memberitahu kepada orang tua, melainkan menyelesaikannya berdua dengan murid yang bersangkutan terlebih dahulu sampai ia menyadari kesalahannya. Setelah itu, kepala sekolah akan berkata, “Sekarang, minta maaf”.
Apa yang sangat saya sukai dari kepala sekolah, yaitu ia selalu berkata kepada Totto-chan, “Kau benar-benar anak baik” setiap berpapasan dengannya. Meskipun pada saat itu Totto-chan belum memahami apa maksud dari kata-kata tersebut, lama kelamaan ia paham bahwa kepala sekolah telah menanamkan dalam-dalam keyakinannya bahwa Totto-chan memang anak yang baik.
Hari demi hari dilewati Totto-chan dengan kegembiraan di sekolah itu, sampai suatu saat peristiwa yang tak terduga pun terjadi. Saat itu merupakaan tahun dimana jatuhnya bom-bom di langit, hingga membuat Tomoe Gakuen hangus tidak bersisa. Kecintaan kepala sekolah terhadap murid-muridnya jauh lebih kuat daripada api yang sekarang membakar sekolahnya.
Novel ini sangat humoris dan bermanfaat karena menambah wawasan tentang pentingnya penanaman moral dan karakter siswa untuk dikembangkan dengan baik dan benar. Disini saya hanya memberikan garis besar dari novel ini. Saya sangat merekomendasikan untuk dibaca sendiri karena ceritanya sangat menarik. Semoga artikel saya dapat mendorong kalian agar banyak membaca karena membaca itu seru!