Pada siang hari itu, di tengah-tengah rasa bingung, lelah, dan panas, saya memandang kedepan sana. Menatap lurus pada punggung berjas kuning yang membawa kami menuju kearah yang tak saya tahu pasti, namun jelas bahwa kaki ini sedang menapaki sebuah koridor baru. Yang corak keramiknya belum akrab di penglihatan, dan dentingan suaranya yang belum akrab di telinga. Namun ada satu yang pasti, bahwa disini saya berdiri, di sebuah ruangan penuh karton warna-warni, yang semuanya adalah seperti karya seni, tetapi juga sarat akan informasi. Bagi saya, merupakan suatu hal yang baru untuk berpikir kreatif, apalagi menciptakan karya-karya yang serupa dengan barisan panjang di dinding tersebut, belakangan terdengar seruan keras remaja perempuan berjaket merah, “Selamat datang semuanya di ruangan demo ekskul PIDAS!”, saya terkejut, sekaligus bertanya-tanya, PIDAS itu apa?
Kira-kira begitulah awalnya, hingga kini kalian akan membaca tulisan saya. Dulu waktu SMP, saya orang yang tidak terlalu aktif, tidak terlalu dikenal, apalagi mudah bergaul. Namun, entah mengapa, semua atmosfir SMA membuat saya berpikir untuk keluar dari zona nyaman, menuju sebuah perubahan menjadi orang yang serba aktif dan ingin mencoba untuk bergaul dengan semua kalangan di sekolah. Dari mulai ikut seleksi MPK, daftar PIDAS, diwawancara KPPO, juga diwawancara kakak-kakak Marvellous, sampai akhirnya berhasil keterima di keduanya. Ada perasaan senang, gembira, dan bahkan takut. Takut gagal memegang tanggung jawab sebesar itu.
Saya mau cerita tentang 365 hari yang telah saya lalui di PIDAS, segala macam perkenalan yang dimulai dari kumpul departemen cetak (waktu itu masih divisi), bikin yel-yel heboh, sampai RKAT dan inagurasi. Segalanya itu penuh kesan dan kadang membuat saya suka terharu sendiri, tentang betapa Tuhan sangat baik telah menakdirkan saya untuk bisa berada di tengah-tengah PIDAS, yang notabenenya merupakan ekskul terseru dan terkompak pertama yang sudah saya jalanin seumur hidup ini.
Ada banyak pengalaman berharga yang menanti untuk digapai, dan segudang pelajaran membanjir di grup line PIDAS, terutama dengan adanya seorang inspirator di PIDAS, yang juga merangkap sebagai pelatih kami, yaitu Kak Ojan, yang saat ini sudah lengser dari tempatnya, tetapi hadirnya masih kerap dirindukan.
Kalau menurut saya pribadi, PIDAS itu begitu unik, suka memberi kejutan dan seperti sebuah buku penuh teka-teki yang harus saya baca sampai akhir, baru saya paham maknanya. Percayalah, dengan cerita saja tidak akan bisa saya tularkan perasaan dag-dig-dug, haru, dan bahagia yang telah saya lalui bersamanya. Berawal dari pembuatan mading cetak pertama dan berikutnya, petualangan bersama Ghĕlisto, yang bisa kalian baca di http://www.pidas81.org/tentang-share-with-pidas-2016/, juga kegiatan lain yang selalu memberikan pelajaran dan pengalaman baru, benar-benar menakjubkan.
Tetapi diluar semua itu, ada banyak hal yang saking banyaknya, tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Namun ada satu yang selalu saya kagumi, sebagai ekskul dengan jumlah member terbanyak, PIDAS masih mampu menyentuh hati setiap anggtoanya, memberikan beragam kenangan dan goresan senyum bagi kami, tentu saja, itulah eksistensi yang harus terus dijaga oleh setiap penerusnya. Tentang bagaimana menjadikan setiap hal yang kita jalani di dalamnya, tetap terasa seperti rumah, yang memberikan perlindungan, kasih sayang, dan amanat, yang akhirnya menyiapkan seluruh anggotanya, untuk mencapai jenjang yang lebih baik sebagai seorang manusia, dan siap untuk menggapai mimpi yang tinggi.
Akhir kata,
Terimakasih PIDAS untuk 1 tahun berharganya,
Dan,
Selamat datang untuk 1 tahun kedepan.
Tak lupa, teruslah menginspirasi, dan munculkanlah deretan senyum yang dapat kami gunakan sebagai penyemangat meraih bintang-bintang
Satu lagi, tolong katakan pada waktu, supaya jangan terlalu cepat berjalan, sebab saya masih ingin melewati segalanya bersama PIDAS.
credit: https://gentole.wordpress.com/2012/04/11/waktu-sains-memori-puisi/