hadiah bukan hukuman

Sudahkah kalian mendengar pengangkatan duta karena menyela sesuatu yang penting? Ya, baru-baru ini kita mendengar pengangkatan artis Zaskia Gotik menjadi kedutaan pancasila karena menyela pancasila dengan “Bebek nungging” di salah satu acara tv swasta ternama. Ada juga pengakuan Seorang putri bernama Sonya Depari Sembiring yang mengamuk saat ditilang oleh polisi wanita, ia menggunakan  nama Deputi Penindakan BNN irjen pol Arman Depari sebagai tameng dan mengaku sebagai anak jenderal.

Inilah Indonesia saat ini, melakukan suatu kesalahan malah mendapat hadiah berupa jabatan bukannya hukuman yang membuatnya jera. Hukuman  Kasus Zaskia Gotik berbeda dengan kasus seorang pemuda yang dipenjara karena menginjak-injak lambang pramuka.

Mengapa derajat orang yang berbeda mendapat hukuman yang berbeda? inilah kehidupan saat ini derajat menentukan segalanya. Tidak memandang dari besar kesalahan yang dibuat tetapi berdasarkan derajat yang dipandang.

Pemerintah mengangkat kedua orang yang mempunyai kasus ini menjadi duta pancasila dan anti narkoba karena pelanggaran hukum yang dilanggar. Sebelum pengangkatan mereka menjadi kedutaan pancasila dan anti narkoba, tiap-tiap mereka mendapatkan komentar pedas dari masyarakat melalui social media, komentar tersebut berupa mencaci maki mereka dengan hal-hal yang negative. Apa ganjaran bagi para pencaci maki? Tidak ada, karena pemerintah kurang memerhatikan hal-hal seperti itu. Padahal perkataan para pencaci maki itu dapat tergolong SARA dan merusak kehidupan mereka. Seperti contoh ayah Sonya Depari meninggal dunia karena tidak dapat menahan cacian masyarakat terhadap putrinya. Ada juga yang ikut-ikutan menghakimi tetapi tidak tahu letak permasalahannya dimana.

Pendapat Rakyat Indonesia zaman kini? Lebih banyak menghakimi sesuatu yang bukan hal yang perlu diurus oleh mereka, terlebih lagi dengan mencaci maki itu hanya mempersulit keadaan, menambah beban pikiran terhadap orang yang melanggar. Komentar tidak masalah tapi harus menaati norma kesopanan saat berbicara terhadap orang lain, lebih bagus lagi apabila tidak berkomentar tapi mengetahui permasalahan tersebut dan menyaringnya sehingga permasalahan tersebut tidak sampai terulang lagi.

Setelah Zaskia Gotik terangkat menjadi duta pancasila dan mendapat kehormatan untuk membacakan pancasila didepan umum saat ulang tahun TNI AD, Zaskia Gotik melakukan kesalahan penyebutan sila ke-4. Hal ini dibesar-besarkan masyarakat dan mendapat bahan untuk mencaci maki Zaskia Gotik padahal tentara TNI AD ini tidak mempersalahkan masalah tersebut malahan mereka tidak menganggapi kesalahan penyebutan pancasila sila ke empat  sebagai masalah yang besar dan menganggapnya seperti “angin berlalu”. Setelah kejadian tersebut terus saja berbagai caci makian masyarakat terhadap Zaskia Gotik ini.

Setelah Sonya Depari memenuhi panggilan ke lapangan banteng di Medan oleh panitia gereja dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan berfoto dengan polisi wanita yang menilangnya dengan rangkulan dan mengupload sebuah perdamaian tersebut, kembali lagi para pencaci maki yang langsung membajiri komentar-komentar yang tidak pantas untuk diucapkan apalagi ini adalah sebuah kemajuan untuk Sonya berhubung ia telah menyelesaikan masalah yang sempat gempar beberapa bulan ini. Kemudian Sonya Depari diangkat sebagai duta anti narkoba oleh Gereja Reformis dengan harapan memulihkan kepercayaan diri yang hilang setelah kasus dirinya yang mengaku sebagai anak jenderal Sonya. Pencaci maki pun kembali dengan bahan cacian yang baru, yang membingungkan adalah pembenci Sonya selalu cepat menanggapi saat informasi mengenainya yang terbaru yang terdapat berada di dalam social media.

Pantaskah Sonya Depari menjadi duta anti Narkoba? Itu semua bergantung kembali kepada dirinya karena kita belum mengetahui apa yang dia lakukan kedepannya. Lebih baik diam memperhatikan daripada berkomentar yang tidak bermanfaat padahal sadar tidak disadari komentar yang Tergolong SARA adalah sebuah pelanggaran hukum yang sebenarnya hukuman yang cukup berat.

Adakah komentar positif tentang mereka? Tentu saja ada, karena para pembela ini ingin meluruskan permasalah tersebut dan ingin memberhentikan caci maki yang datang kepada Zaskia Gotik dan Sonya Depari. Jangan memberikan sebuah keraguan terhadap mereka hanya berdasarkan perbuatan yang mereka lakukan,kesalahan yang dilakukan dapat dibayar dengan kebenaran yang setimpal. seharusnya kita menyemangati dan mendoakan mereka agar mereka menjalankan tugas tugas mereka dengan baik. Memang salah tetapi tidak ada salahnya berpikir positif.

Inilah kemampuan media di Indonesia, menyampaikan informasi terbaru tetapi belum diuji kebenarannya dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Berita-berita yang tidak jelas(hoax) seperti ini yang menyebabkan terjadi caci maki dari masyarakat untuk mereka karena biasanya berita-berita ini memiliki sifat menambah-nambahkan masalah. Maksudnya baik untuk memberi informasi terbaru dengan judul yang membuat penasaran ketika sekilas terlihat lalu di buka dan membaca informasi tersebut. Tetapi ada baiknya bila diperjelas terlebih dahulu sebelum diumbar kemana mana. Ini juga berlaku bagi para pembaca, jangan mudah percaya apa yang berita tampilkan atau lampirkan tetapi harus mencari kebenarannya juga dan menginformasikan kepada orang lain hal-hal yang bersifat membangun,menambah wawasan bagi orang lain maupun dirinya.

Untuk kalian para pencaci maki, tolong hentikan tindakan kalian yang hanya merusak moral,budaya bangsa kita sebelum tindakan kalian memecah belah bangsa kita ini. Jangan ikut-ikutan hal-hal ini karena dapat menimbulkan fitnah baru dan bahan baru untuk mencaci maki. Jadilah pendukung bukan perusak atau mengompori orang lain. Memang sulit, tetapi tidak ada salahnya mencoba untuk menghilangkan budaya membully atau mencaci maki orang lain yang bahkan tidak kita kenal. Bagaimana dengan pendapat anda? Termasuk golongan manakah anda?.

Sumber:-

www.bintang .com

www.newsth.com

www.tribunnews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *