Satu Tahun ‘Ngurusin’ Negara, Berhasilkah?

Satu tahun yang lalu, kita kedapatan penghuni baru di Istana Negara. Satu tahun yang lalu, kita semua percaya kalau perubahan itu akan ada dan nyata. Satu tahun yang lalu, sedang marak-maraknya slogan “Kerja, Kerja, Kerja”. Dan satu tahun yang lalu, kita semua menaruh harapan tinggi tentang masa depan bangsa. Tapi, setelah satu tahun terlampaui.. Apa masih ada harapan itu?

Beberapa isu kaya harga BBM yang fluktuatif, pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi, campur tangan parpol dalam kepemimpinan, serta kontroversi hukuman mati, menjadi hal yang hangat dibicarakan pada 100 hari pertama Jokowi-JK menjabat. Dan itu, menurut gue pribadi, cukup perkenalan yang amat buruk. Harapan-harapan tinggi tadi itu seakan menciut hari demi hari.

Belum selesai sama isu-isu diatas, di pertengahan tahun masyarakat harus sekali lagi menerima kebijakan pemerintah terkait pengalihan subsidi BBM. Nggak sedikit rakyat yang teriak karena, nyatanya memang, harga kebutuhan sehari-hari naik drastis. Dan Ibu kota dipenuhi dengan demo-demo anarkis.

Dan yang menjadi sorotan belakangan ini, yaitu pelemahan rupiah. Masa kepemimpinan Jokowi-JK yang diharapkan mampu membawa reformasi pada tata kelola ekonomi Indonesia, justru malah melemahkan perekonomian negara. Fakta bahwa rupiah yang sempet nyentuh Rp 14.800 per Dollar AS, membuat sejarah baru dalam masa kepemimpinannya. Dan yang tak kalah tragis, bencana asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Banyak sekolah yang diliburkan, aktivitas warga terganggu, kerugian ekonomi akibat kabut asap diperkirakan mencapai lebih dari Rp 20 triliun, dan puluhan ribu warga terserang ISPA (inveksi saluran pernapasan akut).

Tetapi, menurut gue pribadi, sebagai warga negara yang nggak bisa membantu terlalu banyak terhadap masalah-masalah yang dihadapi negaranya, kenapa sih kita nggak mencoba menjadi pemuda pencari solusi? Bukan malah jadi pemuda pencaci maki.. Dan jelas, bashing mereka di twitter dan demo anarkis itu bukan solusi sama sekali. Ok, let’s admit it. Negara kita lagi terpuruk sekarang. Tapi, bisa aja, negara kita lagi di posisi hancur-hancuran untuk menuai hasil memuaskan di lima tahun mendatang? Banyak rakyat yang teriak terkait harga kebutuhan mahal, dan itu sebenernya karena kita dulu dimanjakan subsidi dan impor. Sementara kita tahu sendiri kalau impor memberikan efek yang buruk pada neraca perdagangan. Dan soal pengalihan subsidi BBM ke pembangunan infrastruktur,  itu baru bisa kita rasakan setelah jangka panjang. Satu hal yang Jokowi-JK harus lakukan itu adalah mereka harus bisa meyakinkan rakyatnya kalau semua proses pembangunan khususnya infrastruktur yang sedang dilakukan, baru bisa dinikmati beberapa tahun mendatang.

Ngurus negara segede Indonesia tuh nggak semudah itu, kawan. Jangankan satu tahun, yang menjabat dua periode atau bahkan yang berperiode-periode di masa orde baru itu aja, nggak completely bisa ‘ngerapihin’ negara ini kan? Tapi ada satu pesan gue buat masa kepemimpinan Jokowi-JK. Yang kita mau adalah dipimpin oleh seorang presiden, bukan boneka. Revisi UU KPK itu sama sekali tidak dibutuhkan. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi perlu dilaksanakan secara serius, tegas, konsisten, dan tidak tebang pilih. Kalo pemberantasan korupsinya aja lemah, negara kita juga akan ikut lemah. Dan yang kuat adalah koruptornya. Hidup Indonesia!

Fatimah Azzahra

One thought on “Satu Tahun ‘Ngurusin’ Negara, Berhasilkah?

  • Rakyat tidak mencari solusi? Disaat jokowi-jk mengatakan bahwa mereka “Dengan Gampang mencari uang 40 milliar, gampang itu” (Referensi debat pilpres 2014) mereka meluncurkan paket kebijakan-kebijakan yang menyebabkan penurunan nilai rupiah serta berlipat gandanya hutang kita sebanyak 2x lipat. Dari Rp 2.273 Triliun menjadi Rp 4.376 Triliun. HANYA DALAM WAKTU KURANG DARI 2 TAHUN.

    Referensi:
    -http://finance.detik.com/read/2013/10/28/115654/2397116/4/utang-pemerintah-indonesia-kini-capai-rp-2273-triliun (2013)
    -http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150920094113-78-79808/bi-total-utang-luar-negeri-ri-rp-4376-triliun-per-juli-2015/ (2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *