Jokowi-JK: Kebahagiaan atau musibah?

70Joko

Tidak terasa sudah satu tahun Jokowi dan Jusuf Kalla menjabat menjadi presiden dan wakil presiden negara indonesia, dengan slogan-nya yang terkenal yaitu “Kerja, kerja, kerja.” Pada tanggal 20 Oktober 2014 lalu, tentu para masyarakat Indonesia mampu menyaksikan betapa meriahnya sambutan masyarakat terhadap pasangan Jokowi-JK dalam kemenangannya. Pawai budaya yang diikuti oleh ribuan orang di Jakarta mengiringi pasangan pemenang pilpres itu menuju Istana Negara. Meriah. Namun setelah satu tahun mereka memimpin, apakah euforia itu tetap bertahan? Apakah masyarakat puas dengan hasil pilihannya, atau justru sebaliknya?

Hasil survei lembaga Center for Strategic and International Studies menunjukkan bahwa, tingkat kepuasan publik terhadap hasil kerja Jokowi-JK masih cukup rendah. Survei ini mengikutsertakan kurang lebih 1.183 responden yang tentunya mempunyai hak pilih pada Pemilu tahun 2014 yang tersebar di 34 provinsi Indonesia. Menurut hasil survei tersebut, ketidakpuasan terbesar jatuh pada bidang ekonomi yakni 69,1%, dilanjut dengan bidang politik 53,8%, bidang hukum 45,8% dan yang terakhir adalah bidang maritim dengan hasil 32,8%. Adapun kepuasan tertinggi publik terhadap Jokowi-JK jatuh pada bidang maritim sebesar 59,4%, dilanjut dengan bidang hukum sebesar 51,1%, bidang politik 40% dan yang terakhir adalah bidang ekonomi sebesar 30%.

Mengapa bisa begitu? Disini saya ingin membahas kinerja Jokowi-JK selama satu tahun bersama dengan pro dan kontra publik.

Menurut salah satu anggota DPR komisi XI yang bernama M.Misbakhun, hasil kerja Jokowi-JK dalam setahun terakhir dalam bidang ekonomi bisa dibilang cukup memuaskan. Namun dalam hasil survei tersebut, tingkat kepuasan publik terhadap bidang ekonomi di Indonesia masih sangat kurang. Padahal Misbakhun mengungkapkan bahwa saat ini ekonomi Indonesia dalam tingkat yang bagus. Sebab, pertumbuhan kuartal III masih jatuh pada angka 4,85%, lebih baik dari perkembangan ekonomi kuartal II yang jatuh pada angka 4,67%.

“Pertumbuhan ekonomi 4,85 persen itu terbaik nomor 5 di dunia setelah India 7,4 persen, China 6,8 persen, Vietnam 6,1 persen, dan Filipina 5,7 persen,” kata Misbakhun.

Jokowi-JK pun dianggapnya dapat menekan angka inflasi sehingga masih pada angka 2,8% dalam periode waktu januari-september 2015. Perlu ditekankan bahwa Jokowi-JK melakukan semuanya di tengah-tengah peninggalan peninggalan ekonomi lama yang bisa dibilang tidak cukup baik. Ditambah lagi dengan keadaan ekonomi global yang tidak menentu, namun Jokowi-JK dapat mengatasi hal tersebut dan menstabilkan ekonomi Indonesia. Alasan mengapa hanya 30% masyarakat Indonesia yang puas akan hasil kerja Jokowi-JK di bidang ekonomi diperkirakan karena pelemahan ekonomi yang terjadi dalam satu tahun pemerintahan.

Dalam bidang politik, ternyata sudah banyak sekali yang Jokowi lakukan untuk Indonesia. Presiden Jokowi berhasil mendudukkan posisi TNI menjadi ranking 12 di dunia. Hal ini merupakan rekor dalam sejarah bangsa Indonesia. Jokowi pun berhasil mengevakuasi ribuan masyarakat Indonesia yang terancam di negara seperti Suriah dan Yaman dan mengevakuasi banyak masyarakat Indonesia di negara bencana alam seperti di Nepal. Jokowi juga berhasil meraih kembali hak kedaulatan udara RI bagian timur setelah puluhan tahun direbut kekuasaannya oleh Singapura. Dalam bidang maritim dan sumber daya, kabinet Jokowi ternyata berhasil menghancurkan kapal-kapal negara asing yang berusaha untuk mencuri ikan-ikan dari laut Indonesia. Kabinet Jokowi juga berhasil menciptakan varian baru BBM yang memiliki oktan lebih tinggi dan ramah lingkungan bernama Pertalite. Pun juga Jokowi telah menghapus anggaran BBM yang sangat membebani negara sebesar Rp 300 triliun per tahunnya untuk dialihkan ke sektor infrastrukur dan kesejahteraan rakyat. Kabinet Jokowi telah mengembangkan sistem pengendali banjir di Jakarta melalui program pembenahan Kali Ciliwung, sodetan Banjir Kanal Timur (BKT) dan revitalisasi waduk-waduk di Jakarta. Kabinet Jokowi telah mengucurkan 2.5 trilyun untuk membangun akses perbatasan yang menghubungkan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini. Kabinet Jokowi juga berhasil menarik dana investor asing hingga semester I 2015 sebesar 295,7 Trilyun demi menggerakkan ekonomi dan penyerapan penganguran di Indonesia.

Namun di balik semua itu, banyak juga masyarakat Indonesia yang bertentangan pendapat dengan Jokowi-JK. Jokowi dianggap lamban dalam penanganan kabut asap di Riau akibat pembakaran hutan di Kalimantan. Juga Jokowi-JK dianggap kurang konsisten dan banyak kebijakan yang terlalu cepat berubah dan mengganggu dunia usaha.

Jadi bagaimana, apakah anda sudah puas dengan hasil kerja Jokowi-JK atau justru sebaliknya?

Anisa Tsyalasyani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *