Ibaratkan hidup kita sebagai buku yang dari lahir sampai sekarang terus berjalan kisahnya. Setiap tahun baru adalah bab yang baru. Tahun 2015 ini adalah bab baru yang masih kosong 365 halamannya. Semua isinya tergantung pada diri kita masing-masing. Mau kita buat cerita itu membosankan, biasa-biasa aja, atau seru, menegangkan, dan banyak plot twist yang membuat orang terkejut dan ingin tahu lebih banyak lagi.
Sebelum lanjut, gue mau ucapkan selamat tahun baru 2015 dulu untuk kita semua, sukses ya! Nah, sekarang gue mau sedikit cerita tentang 2014 bagi gue dan harapan-harapan untuk 2015 ke depan.
Tahun 2014 itu beda banget buat gue dengan 2015. Di 2014 gue masih kelas 3 SMP dan awal tahun itu saat-saat sibuknya dengan banyak Try Out persiapan UN. Jadi kangen rasanya kalau mengingat masa-masa SMP. Saat pelaksanaan UN dan ributnya sekolah gue saat selesai untuk membahas soal-soal UN. “Eh, tadi lu dapet soal yang ini gak?” “Eh, iya gua juga ada soal yang begini…” Lanjut ke liburan yang super panjang, pelepasan, dan pendaftaran masuk SMAN 81, sampai ke kehidupan gue sekarang ini di SMAN 81.
Setelah masuk 81, semuanya baru buat gue. Sekolah baru, suasana baru, teman baru, pelajaran baru, semuanya baru. Enggak lupa juga kurikulum baru, yang buat gue capek banget. Ya, sebenarnya, gue pribadi sih sudah terbiasa dengan kurtilas (kurikulum tiga belas). Lagipula, mungkin perubahan itu bagus.
Walaupun baru beberapa bulan jadi siswa di 81, sekolah ini sudah punya pengaruh besar banget buat gue. Belum lama disini, gue sudah membuat banyak teman dari banyak kelas, banyak sahabat, dan juga mungkin musuh (siapa tahu lah ya, ada pepatah bilang “No matter how good of a person you are, there will always be someone criticizing you”).
Ikut PIDAS juga salah satu pengaruh besar buat gue. Gue bisa dapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru dari sini. Mulai dari wawancara awal untuk pembagian divisi, kenalan dengan anggota divisi masing-masing, mulai mengerjakan mading bareng-bareng, meliput GRAFITY, inagurasi, sampai sekarang ini.
Selain sekolah, pastinya keluarga juga berperan sangat penting di hidup gue. Pulang sekolah itu gue bisa-bisa sampai rumah sekitar pukul 4, yang berarti gue cuma punya waktu 5-6 jam bersama keluarga gue setiap harinya terkecuali Sabtu dan Minggu. Jadi kalau dihitung-hitung bisa dibilang kalau gue lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman dan sekolah daripada dengan keluarga. Walaupun begitu, bukan berarti keluarga enggak penting. Keluarga itu tetap nomor satu buat gue.
Tanpa didikan dan usaha mama dan papa, enggak akan gue bisa sekolah di 81, sekolah unggulan ini. Tanpa nasehat-nasehat dan kasih saying mama, enggak mungkin gue bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik sejauh ini. Tanpa teguran dan ketegasan papa, enggak mungkin gue bisa jadi anak yang setegar ini. Tanpa sahabat yang senyaman, sebaik dan semenyebalkan adik gue, gue enggak tahu lagi jadi apa gue sekarang.
Di tahun 2014 banyak banget kenangan-kenangan yang sudah membentuk gue yang sekarang ini, dan nantinya akan berpengaruh besar dalam hidup gue. Mulai dari kenangan yang indah banget, membahagiakan, susah dilupakan, sampai kenangan yang pahit banget, istilah dramatisnya, membekaskan luka di hati, membuat kita menyesal banget. Gue sudah bikin banyak banget kesalahan di 2014, tapi dari kesalahan-kesalahan itu gue bisa punya pengalaman.
Nah, menurut gue, 2015 ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk kita memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, kesempatan kita untuk jadi yang lebih baik. Harapan gue untuk 2015 ini banyak banget, enggak terhitung jumlahnya, tapi ya harapan-harapan itu cuma akan jadi impian belaka kalau gue enggak ada usaha. Jadi mohon doanya juga supaya gue bisa sadar dan berubah di tahun 2015.
Kalau gue sih, ingin bab gue yang baru di buku kehidupan gue ini diisi dengan kesalahan-kesalahan yang lebih baik dari bab sebelumnya, hal-hal yang seru dan baru, gue juga mau bab baru ini, 2015, menjadi bab yang lebih baik daripada 2014. Kalian?