Siapa Panutan dalam Hidupmu?

Dalam hidup, tentunya masing-masing dari kita memiliki salah satu sosok yang kita jadikan panutan dalam berperilaku. Karena kita sadar kita bukanlah makhluk yang sempurna kita diharuskan mengintrospeksi diri kita sendiri. Biasanya, apabila kita mengagumi seseorang yang menurut kita baik dan pantas kita ikuti dari segi penampilan, tata bicara, berperilaku dan sebagainya kita secara tidak sadar akan mengikutinya agar pribadi kita menjadi baik. Untuk saya sendiri, sosok yang paling pantas untuk dijadikan panutan ialah orangtua. Mengapa?

 

Ayah. Tanpa dia kita tidak bisa ada didunia, tanpa dia kita tidak bisa makan, tanpa dia kita tidak bisa sekolah, tanpa dia kita tidak bisa melakukan hal hal yang berat dan lainnya. Ayah adalah sosok yang paling tegar, sabar, dan pantang menyerah jika mendapatkan cobaan. Dia tidak pernah menunjukkan rasa amarahnya, kekecewaannya dihadapan anak-anaknya. Selain itu, yang saya kagumi dari sosok ayah ialah kerja kerasnya. Dia memulai karir dari titik nol dan bisa menjadi seperti yang sekarang bukanlah merupakan hal yang mudah. Suka duka banyak ia jalani namun ia tetap yakin dan berusaha ia bisa berhasil dan itu terbukti. Dan walaupun ia sudah berhasil, semuanya ia curahkan hanya untuk istri dan anak-anaknya. Jarang ia memikirkan kepentingan dirinya. Kepentingannya bukanlah yang penting. Menurutnya, kebahagiaan keluarga jauh lebih penting dari kebahagiannya. Sekarang berbicara mengenai ibu.

 

Ibu. Seseorang yang mengandung kita selama 9 bulan. Tak pernah mengeluh. Tanpa dia kita tidak bisa ada di dunia, tanpa dia kita tidak bisa menjadi pribadi yang kuat seperti dirinya. Kesabarannya dalam membesarkan anak-anaknya bukan merupakan hal yang mudah tak tak semua orang mampu melakukannya. Ia rela menghabiskan waktu luangnya untuk kebutuhan anaknya, padahal kita tahu waktu luangnya hanya sedikit dan ia pun sebenarnya lelah. Saat kita kecil, setiap malam kita selalu menangis dan setiap malam itu juga ibu selalu terbangun dari tidurnya untuk rmenenangkan kita. Bisa dibayangkan hampir setiaphari tidurnya terganggu hanya untuk kita. Namun, ia tidak pernah mengeluh. Kesabaran seorang ibu juga merupakan suatu anugerah dari sang pencipta. Betapa tidak, tanpa kita sadari kita sering kali menyusahkan ibu dalam berbagai hal namun dia tetap sabar menghadapi kita. Itu dikarenakan rasa sayang seorang ibu yang begitu besar. Seperti contoh, saat kita kecil kita ingin bisa naik sepeda. Ibu yang mengajari kita dari yang tidak bisa menjadi bisa. Walaupun kita jatuh berulang-ulang hingga menangis ia tetap memberi dukungan kepada kita karena dia yakin kita pasti bisa. Mengajari sesuatu kepada anak kecil itu bukan merupakan hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran yang luar biasa, diharuskan menahan amarah dan harus tetap tersenyum dihadapan anak-anaknya.

 

Saat kita sakit, ibu selalu ada disamping kita menemani kita bahkan ia bisa saja tidak tidur untuk mengawasi kita. Akan tetapi, apabila ibu sakit apa kita seperti itu? Malah justru ibu masih bertanya bagaimana keadaan kita, dan seolah-olah dia tidak peduli dengan sakitnya. Apabila ia sakit, ia simpan sakitnya sendiri, akan tetapi, apabila kita yang sakit justru ia ingin sakitnya pindah ke tubuhnya agar anaknya tidak sakit. Itu merupakan contoh kecil dari rasa sayang seorang ibu.

 

Jika saya sudah dewasa nanti, saya ingin menjadi seorang ibu seperti ibu saya dan memiliki jiwa yang pantang menyerah sabar layaknya ayah saya.

 

Menurut saya, panutan yang paling cocok ialah orangtua. Akan tetapi, mungkin dari kalian berpikir oranglain juga bisa dijadikan panutan. Sebenarnya, selain orangtua ada satu tokoh yang saya kagumi. Saya pernah menonton film Thailand berjudul “Top Secret to be Billionare”. Itu merupakan kisah nyata. Di situ diceritakan bagaimana seorang anak laki-laki yang berjuang keras untuk membangun usahanya sendiri walaupun mendapatkan masalah yang banyak tapi ia tetap berusaha hingga akhirnya dia berhasil. Kalau kalian tau, rumput laut yang dijual di 7-Eleven yang bernama “Tae Ko Noi” itu merupakan usaha yang dibangun oleh anak laki-laki tadi dan berhasil.

 

Itu panutanku dalam hidup, siapa panutanmu? Terima kasih telah membaca.

 

Shafira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *