Pasti yang kalian pikirkan setelah melihat judul ‘Kolam Renang Jakarta’ adalah banjir. Memang banjir sudah menjadi suatu bencana yang hampir tiap orang tidak ingin menjadi korbannya. Duh, sepertinya akhir-akhir ini banjir sudah merupakan makanan sehari-hari warga Jakarta, apalagi ditambah dengan musim hujan. Hujan hampir turun setiap harinya dengan curah air yang besar, melanda ibukota Indonesia yang begitu padat. Ditambah dengan adanya beberapa daearah di Jakarta yang ketinggiannya dibawah permukaan laut.
Banjir memiliki sejarah di Indonesia, khususnya Jakarta. Sejak tempoe doeloe, kurang lebih sudah terjadi 11 banjir besar yang melanda pusat ibukota. Tercatat banjir besar di Jakarta terjadi pada tahun 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007, 2008, 2013, 2014. Nah, penyebab banjir itu beragam. Pada Jakarta tempoe doeloe, banjir bahkan sudah terjadi pada masa penjajahan Belanda. Dan pemerintahan Belanda sendiri sudah merasakan sulitnya menangani banjir pada waktu itu. Nah, banjir sendiri bisa disebabkan oleh beberapa hal. Namun yang paling utama adalah penanganan sampah yang buruk. Seperti yang kita ketahui sampah dapat menyumbat saluran air jika tidak ditangani dengan baik. Selain sampah, faktor lain adalah global warming. Seperti yang kita ketahui juga, efek dari pengunaan kendaraan bermotor yang berlebihan akan memperparah keadaan bumi, sehingga menjadi lebih panas yang kemudian akan membuat es di kutub mencair sehingga permukaan air laut naik. Sebagai korban yang rumahnya terkena banjir, saya tentu ingin masalah ini cepat terselesaikan, dan pasti warga Jakarta berpikiran hal yang sama.
Warga Jakarta Produksi Sampah 6500 ton tiap harinya
Apa sih hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan/atau menanggulangi banjir?
- Perbaikan drainase
Saluran air yang dapat dipelihara dengan baik dapat mencegah banjir. Seperti yang saya lihat di beberapa titik di Jakarta, pemerintah memang sudah memelihara saluran air. Namun tidak hanya di Jakarta itu sendiri, kita harus memulai dari hal yang terdekat. Peliharalah saluran air di sekitar rumah kalian. Dan hal ini ada kesinambungannya dengan sampah. Ketika saluran air terpelihara, dan sampah yang terolah tentu dapat menimalisir bencana banjir.
- Pengolahan Sampah
Sampah. Sesuai namanya adalah barang yang sudah tidak dipergunakan lagi/bekas. Sampah adalah masalah utama banjir di Jakarta. Sampah yang menyumbat selokan, menumpuk di sungai dapat memberhentikan aliran air sehingga jika air hujan turun, air tersebut dapat meluap. Hal ini dapat dicegah jika kita memperhatikan sisi baik dari sampah tersebut. Sisi baik disini berarti bahwa kita harus dapat mempergunakan/mengolah sampah. Artinya, janganlah membuang sampah di sembarang tempat, karena seperti yang saya katakan, dapat menyumbat aliran air. Dan sampah tidak selamanya menjadi barang yang tidak ada gunanya, justru kita dapat mempergunakannya lagi jika kita mengolahnya dengan baik.
- Menanam pohon
Pohon. Sesuai fungsinya, akar yang dimiliki pohon dapat menyerap air yang berada di dalam tanah. Semakin banyak pohon yang kita tanam, semakin banyak pula air yang dapat diserap. Tapi tentu ini harus memperhatikan daerah sekitar, maksud saya, menanam pohon di lingkungan yang ditutupi dengan semen tidak ada gunanya. Kalian juga bisa mengikuti kegiatan penanaman 1000 pohon yang saya yakin sudah banyak organisasi yang melaksanakannya.
- Lebih membataskan pembuatan gedung di Jakarta
Jakarta memang adalah negara yang sedang berkembang untuk menjadi negara maju. Namun tidak ada gunanya jika kita berkembang dengan menggunakan cara yang salah. Di sini pemerintah sudah membatasi pembangunan bangunan khususnya di ibukota Jakarta. Namun, taman-taman yang ada di ibukota juga harus terpelihara dengan baik agar dapat memaksimalkan fungsinya.
- Modifikasi cuaca
Seperti yang saya dengar akhir-akhir ini, pemerintah telah berupaya untuk memodifikasi cuaca. Artinya, awan-awan penyebab hujan dapat diarahkan menuju tempat lain dengan menggunakan sebuah pesawat. Namun ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
Saya tahu beberapa dari yang saya sebutkan diatas memang sudah menjadi kicauan-kicauan biasa untuk mencegah dan/atau menanggulangi banjir. Tapi ternyata tidak semua warga Jakarta sadar dan malah tetap melakukannya tanpa memperhatikan dampaknya.
Semoga dengan tulisan ini kita bisa lebih terbangkit lagi untuk membantu memperbaiki keadaan Jakarta yang sedang buruk ditimpa bencana ini.
Semoga Jakarta lebih baik lagi….