Tak rasa sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2022. Tapi sayangnya belum ada hal berarti yang Nadine lakukan di tahun ini. Dia mengawali tahun ini dengan memutuskan untuk tidak lanjut berorganisasi di MPK dan mendedikasikan waktunya itu untuk lebih banyak istirahat. Tapi apa yang dia lakukan? Bukan hanya demis semata tapi dia juga terlalu banyak beristirahat!
Meskipun itu memang hal yang sudah Nadine prediksikan sendiri, yaitu dia akan terlalu banyak waktu luang dan berakhir tidur setiap ada kesempatan. Tapi ini jelas sudah melenceng jauh. Alasan awalnya ingin menambah waktu istirahat adalah karena kepadatannya di tahun sebelumnya hingga membuatnya membatin, Capek banget udah kayak mayat hidup. Tapi entah mengapa bukannya tambah fresh untuk belajar dan rajin nugas sekarang ia malah asik berleha-leha, nonton drakor, dan main Genshin Impact. Mana permainan itu sangat adiktif lagi.
Meski begitu, yang sudah terjadi biarlah terjadi. Ia tidak punya time stone milik Dr. Strange untuk kembali ke masa lalu, jadi ia putuskan untuk “merelakan”. Lagipula tahun ini juga tidak terlalu buruk, kok. Nadine mempelajari hal baru yang bernama “Group Order”. Yang mana membuatnya asik berbelanja online tiap bulannya. Maaf, ralat, bukan berbelanja tapi sebutannya yang benar adalah self reward. Self reward karena sudah bertahan sejauh ini.
Mungkin hal yang Nadine paling sesali di samping boros waktu karena sering ketiduran bahkan saat hari libur adalah penurunan nilai akademis. Menurunnya nilai Nadine menjadi pertanda bahwa strateginya untuk meluangkan waktu adalah bullshit semata. Karena mau sekeras apapun ia belajar dan berusaha pasti nilainya tidak mengalami peningkatan, yang ada malah jatuh bebas seperti terjun payung. Sekarang yang bisa ia harapkan adalah empati para guru untuk menaikkan nilainya meskipun sedikit. Secara, itu bukan hal yang sangat mustahli sebab ia bukan anak yang bermasalah. Mungkin.
Oke, sudah cukup untuk self reflection-nya. Karena kita berada di penghujung tahun 2021 , saatnya untuk resolusi 2022. Meskipun Nadine bukan orang yang suka membuat resolusi tahun baru tapi tentu saja ada beberapa target yang ingin ia capai di tahun berikutnya. Harapannya yang pertama adalah agar dirinya di masa depan sudah bisa menentukan dengan pasti kemana ia akan melangkah setelah SMA dan juga cita-cita sata dewasa nanti. Klise memang, tapi ini merupakan hal krusial yang perlu dipikirkan secara matang. Lebih matang dari telur rebus yang biasa ia makan.
Dulu Nadine kecil memilki cita-cita untuk menjadi astronot atau setidaknya mempelajari angkasa luar dan mungkin menemukan alien. Tapi saat SMP cita-citanya berubah menjadi peneliti bawah laut dan mengeksplor lautan yang sangat luas. Sekarang? Entahlah, ia juga tidak yakin. Semua cita-cita lamanya sudah hilang dibawa ombak realita. Akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan seperti yang ia harapkan jadi Nadine tidak muluk-muluk. Ia ingin menjadi pekerja kantoran biasa di perusahaan swasta, bekerja dari jam 9 sampai 5 sore, dan mendapatkan gaji tiap bulannya. Pekerjaan monoton yang membosankan. Tapi ia tidak protes. Toh, yang penting adalah ia mendapatkan duit. Sesimpel itu.
Mungkin problematiknya adalah jurusan yang akan ia ambil saat kuliah. Terlalu banyak pilihan dan ia tidak memiliki skill apapun yang menonjol. Semua skill yang ia miliki berada di 2 tingkat, entah itu rata-rata maupun di bawah rata-rata. Menyedihkan sekali. Seperti manusia pada umumnya, Nadine ingin berkuliah di jurusan yang mudah tapi prospek kerja yang luas. Ha! Kalau semuanya semudah itu maka tidak akan ada mahasiswa yang salah jurusan. Karena itulah memiliki impian yang pasti sangat penting bagi gadis ini. Dengan begitu setidaknya ia tahu apa yang harus ia capai, tentu saja selain menjadi kaya raya 7 turunan.
Harapan lainnya adalah terjadi peningkatan nilai akademis di rapot. Harapan yang pasti selalu terucap dalam doa-doa para siswa, tak terlepas Nadine sendiri. Karena itulah ia bertekad akan menambah waktu belajarnya yang tadinya hanya sekitar 3 jam di luar jam pjj dan bimbel per harinya menjadi 4-5 jam. Apakah ia akan sanggup? Mungkin. Semoga sanggup. Harus sanggup. Yang pastinya ia berharap 2022 menjadi tahun yang lebih baik daripada 2021.