Budaya Patriarki di Indonesia

Patriarki, sebuah “budaya” negatif yang telah mengakar di masyarakat Indonesia. Saking eratnya budaya tersebut, kita sering kali menormalisasikan hal tersebut, lho. Padahal banyak sekali dampak buruk yang timbul akibat patriarki itu sendiri, tetapi jarang disorot oleh masyarakat. Tapi sebelumnya, P-assengers tahu nggak apa itu patriarki? 

Dikutip dari velopedia, patriarki adalah kondisi sosial di mana kepemimpinan serta otoritas dipegang dan didominasi oleh kaum laki-laki. Sedangkan dikutip dari jurnal karya Nina Nurnila, patriarki adalah sebuah  sistem  yang  menempatkan  laki-laki  dewasa  pada posisi sentral atau yang terpenting, sementara yang lainnya seperti istri dan anak diposisikan  sesuai  kepentingan laki-laki tersebut. Sekarang, P-assengers sekalian sudah mengerti kan arti dari patriarki tersebut? 

Nah, contoh mudahnya yang biasa terjadi adalah peran ayah sebagai kepala keluarga yang selalu mengambil keputusan tertinggi atau mungkin banyaknya pemimpin laki-laki daripada perempuan di Indonesia. Itu ternyata merupakan salah satu bentuk budaya patriarki, lho! Sayangnya di Indonesia sendiri budaya ini sudah terlalu mengakar kuat sehingga berimbas pada banyak sekali dampak buruk. Seperti ketidakadilan gender yang dapat bermuara pada kekerasan pada kaum wanita, intimidasi sosial, dan banyaknya stigma buruk yang berkembang di masyarakat. 

Salah satu stigma yang pasti sudah sering kalian dengar adalah “Perempuan itu nggak perlu belajar tinggi-tinggi, toh akhirnya pasti akan ada di dapur dan melayani suami”. Ternyata patriarki ini juga bisa berimbas ke kaum pria, lho. Salah satunya adalah munculnya toxic masculinity di masyarakat dimana laki-laki harus selalu kuat dan sebagainya.

 Dengan adanya budaya ini maka akan semakin sulit bagi kita untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia. Kira-kira ada nggak ya cara untuk mematahkan budaya patriarki? Pasti ada, dong. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi patriarki meskipun hanya di lingkup kecil.

  1. Bagi tugas rumah (mencuci, mengepel, menyapu, dsb) secara adil dengan semua anggota keluarga, bukan hanya yang perempuan saja 
  2. Patahkan stigma gender negatif yang beredar di masyarakat, seperti laki-laki yang harus selalu kuat ataupun stigma wanita untuk tidak mengenyam pendidikan yang tinggi
  3. Perluas wawasan diri dan orang lain serta berikan ruang untuk “tumbuh”
  4. Fokus mencari cara alternatif untuk mematahkan patriarki lewat sistem yang telah ada
  5. Saling support satu sama lain dan jangan menjatuhkan

P-assengers, bagaimana nih artikel kali ini? Apa kalian sudah tahu serba serbi tentang budaya patriarki di Indonesia serta cara mematahkannya? Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel berikutnya! Stay safe and healthy!

Referensi:

  1. https://koolkanya.com/blogs/speak-up/8-ways-to-smash-the-patriarchy-with-love-and-compassion/
  2. https://id-velopedia.velo.com/kenapa-sih-budaya-patriarki-masih-ada-di-indonesia-berikut-alasannya/
  3. https://media.neliti.com/media/publications/146914-ID-pengaruh-budaya-patriarki-terhadap-pemah.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *