Halo, P-assengers! Kembali lagi bersama artikel PIDAS81. Bagaimana kabar P-assengers semuanya? Semoga baik-baik saja ya! Nah kali ini kami ingin membahas filosofi kintsugi. Dalam budaya Jepang mungkin kita pernah melihat sebuah tembikar yang terbagi menjadi beberapa bagian dan disatukan dengan emas. Ternyata dari kebudayaan Jepang tersebut, kita dapat memetik beberapa hal yang tentunya berguna bagi kehidupan kita. Maka dari itu, yuk simak pembahasannya.
Kintsugi sendiri merupakan seni memperbaiki tembikar yang sudah rusak menjadi sebuah tembikar yang memiliki nilai jual dan nilai guna. Latar belakang adanya Kintsugi adalah cangkir kesayangan Ashikaga Yoshimasa yang tidak sengaja pecah. Ashikaga Yoshimasa berusaha untuk memperbaikinya dengan memerintahkan ahli seni Cina memperbaikinya, namun oleh sang ahli hanya distaples dengan logam. Hal ini tentunya membuat Ashikaga Yoshimasa tidak senang hingga pada akhirnya dia bertemu dengan perajin Jepang yang memperbaikinya dengan menyatukan pecahannya dengan emas yang sudah dileburkan.
Dari Kintsugi kita dapat mempelajari beberapa hal. Jika kita diibaratkan seperti tembikar tersebut, lalu tembikar tersebut terpecah, maka dapat diibaratkan diri kita yang diterpa berbagai kegagalan. Namun, jika kita memperhatikan hasil dari kesenian Kintsugi, maka dari kegagalan tersebut dapat disatukan kembali menjadi sesuatu yang lebih indah dan bermakna. Ketika kita gagal, kita perlu sekali mengevaluasi diri kita dan memperbaikinya secara perlahan, namun pasti.
Terkadang kita menginginkan semua secara sempurna, namun pada kenyataannya diri kita tidak sempurna. Namun, ketidaksempurnaan bukan alasan bagi kita untuk gagal. Jika kita tidak memperbaiki diri kita, maka diri kita ibarat seperti tembikar yang pecah. Tembikar yang pecah tentu tidak memiliki nilai guna sama sekali, namun jika kita memperbaiki diri kita, maka diri kita jauh lebih berguna daripada saat kita tidak memperbaikinya. Oleh karena itu, ketidaksempurnaan justru menjadi alasan untuk kita terus mengevaluasi dan memperbaiki diri kita.
Nah, itulah alasan mengapa filosofi Kintsugi itu penting untuk dipelajari. Semoga selain dipelajari, kita juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekian untuk artikel kali ini, mohon maaf jika apabila ada kekurangan. Terima kasih juga untuk P-assengers yang sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Sampai bertemu di artikel-artikel selanjutnya!
Sumber: