Halo semuanya! Senang bertemu lagi. Kali ini, saya akan menorehkan pendapat dan pemikiran saya mengenai sebuah film pendek yang kerap diperbincangkan di dunia maya beberapa waktu lalu. Yap, film itu adalah Anak Lanang yang diproduksi oleh Ravacana Films. Disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, film berdurasi lima belas menit ini telah berhasil memenangkan penghargaan “Outstanding Achievement” di Indonesian Film Festival (IFF) Australia ke-14 dalam Short Film Competition. Pencapaian ini menurut saya pantas diterima oleh Anak Lanang karena produksi film yang sangat profesional dan pengeksekusiannya yang sangat baik. Hal ini terlihat jelas dari casting, sinematografi, hingga properti. Apalagi film ini menggunakan teknik pengambilan gambar one take shot dimana tidak ada jeda dalam mengambil gambar.
Sesuai dengan judulnya, anak lanang yang dalam bahasa Jawa artinya anak laki-laki, menceritakan obrolan santai di antara empat orang anak Sekolah Dasar lekas pulang sekolah selagi menaiki becak bersama. Keempat anak tersebut bernama Danang, Yudho, Sigit, dan Samsul. Sepanjang perjalanan, mereka membahas mengenai kehidupan sehari-hari mereka. Mulai dari tugas sekolah yang malas mereka kerjakan, rencana untuk menyewa playstation untuk dimainkan bersama, hingga Hari Ibu yang sangat signifikan terhadap alur cerita film pendek ini. Bahkan di tengah perjalanan terjadi kecelakaan kecil yang membuat mereka semua jengkel. Pembicaraan kecil mereka menarik dan mudah dicerna sehingga penonton dapat ikut tertawa bersama kejenakaan keempat anak. Sampai pada akhir film, dimana terkuak inti dari cerita singkat ini. All in all, film ini sangat saya rekomendasi untuk kalian semua!
Selama durasi film, ada beberapa adegan penting yang menggugah rasa penasaran saya. Mari telusuri bersama.
Becak – Ruang Lingkup Berbicara
Obrolan kekanak-kanakan di antara keempat anak laki-laki tersebut terdengar hangat di atas becak yang mereka tumpangi sepanjang perjalanan singkat mereka. Danang yang kerap beradu mulut dengan Yudho, Samsul yang kesal karena ibunya yang terlalu fokus pada sinetron favoritnya, hingga lawakan garing yang diucapkan sang tukang becak. Becak telah menjadi ruang lingkup berbicara bagi keempat anak untuk mencurahkan perasaan dan pendapat mereka. Penggunaan becak sebagai latar tempat tetap film singkat ini merupakan keputusan unik yang diambil oleh sutradara. Pada awalnya, saya menganggap keputusan menggunakan kendaraan roda tiga ini cenderung membatasi kreativitas sutradara dalam menampilkan suasana yang sesuai. Namun setelah menonton film ini hingga akhir, saya menyadari bahwa becak justru menjadi ciri khas yang penting dalam menyajikan alur cerita Anak Lanang.
Di Balik Ucapan Selamat Hari Ibu
“Siapa yang bikin Hari Ibu? Yang bikin Hari Ibu itu.. orang Amerika.” Beberapa kali sepanjang film Anak Lanang disebutkan hari spesial yang bertepatan pada tanggal 22 Desember. Nah, kenapa sih Hari Ibu dirayakan pada tanggal tersebut? Hal ini dikarenakan tanggal 22 Desember merupakan hari diselenggarakannya kongres perempuan pertama di Yogyakarta pada tahun 1928. Pada tanggal tersebut, berbagai pemimpin dari organisasi perempuan di seluruh Indonesia berkumpul untuk bersatu dalam suatu wadah mandiri dan berjuang untuk kemerdekaan serta perbaikan nasib kaum perempuan. Peristiwa bersejarah inilah yang memprakarsai Hari Ibu yang sekarang dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk juga Danang, Yudho, Sigit, dan Samsul yang sempat berbincang mengenai ucapan selamat Hari Ibu yang akan disampaikan pada ibu mereka.
Mak, Bu, Iki Loh Anak Lanangmu Mulih
Tanpa disadari, tema terselubung yang diungkit oleh film Anak Lanang ini adalah poligami dan akibatnya terhadap anak-anak. Danang dan Yudho yang terlihat selalu berselisih pendapat dan mengolok satu sama lain dengan nama orang tua mereka ternyata tinggal di rumah yang sama. Tema ini juga tersisipkan dalam selabaran iklan jual rumah yang terpampang jelas beberapa kali selama perjalanan pulang. Selain menjadi plot twist cerita yang mencengangkan bagi penonton, saya berpendapat bahwa sikap mereka selama perjalanan juga ada hubungannya dengan sikap kedua ibu mereka saat di rumah. Anak adalah cerminan dari kedua orangtuanya dan karena itu, mungkin pola pertengkaran mereka tercipta karena permasalahan yang ada di rumah.
That’s all from me! Terima kasih sudah membaca resensi film singkat Anak Lanang ini dan apabila kalian belum menonton film fenomenal ini, kalian bisa langsung menontonnya pada akun YouTube Ravacana Films.