Anak Lanang, sebuah film pendek yang berhasil membuatku kagum. Film berdurasi 14 menit ini diproduksi oleh Ravacana Films dan Humoria Films dengan diperankan oleh tokoh-tokoh yang menarik. Film pendek ini dibintangi oleh 4 siswa sekolah dasar bernama Sigit, Yudho, Samsul, dan Danang yang diantar pulang oleh seorang tukang becak. Film ini berhasil menunjukkan kepribadian anak-anak yang beragam dan mengundang gelak tawa.
Awalnya, saya merasa bahwa film ini hanya sebuah film pendek biasa dan ringan. Namun sebaliknya, dipertengahan film penonton mulai hanyut dalam pembawaan tokoh-tokoh tersebut yang selalu saja meributkan hal kecil seperti perilaku Yudho dan Samsul diikuti Danang yang selalu saja memprovokasi isi pembicaraan diatas becak kala itu. Lain dengan Sigit yang selalu saja sabar dengan tingkah laku teman-temannya itu bersama Tukang becak yang selalu berusaha melerai pertengkaran kecil anak-anak itu.
Percakapan dari seluruh tokoh mengalir dengan sangat lancar. Walaupun film ini terlihat sangat sederhana karena hanya menampilkan Tukang becak dan anak SD, kita sebagai penonton dapat melihat dan menilai makna film ini lebih dalam lagi. Diketahui bahwa mereka menonjolkan percakapan anak sekolah dasar terkait handphone, Instagram, Facebook hingga PlayStation. Diakhir juga kita mengetahui bahwa ternyata pada hari itu merupakan hari ibu. Dari situlah sifat dan latar belakang masing-masing pemeran mulai terungkap. Terutama Yudho dan Samsul yang ternyata merupakan saudara tiri. Mereka tinggal di satu rumah yang sama, memiliki satu bapak tetapi ibu yang berbeda karena cara memanggil yang berbeda.
Anak Lanang berhasil membuat saya kagum dengan teknik pengambilan gambar one shot. Tentu tidak mudah untuk melakukan teknik ini karena tokoh-tokohnya yang masih terbilang sangat muda. Namun ternyata film ini berhasil diambil dengan baik dan terlihat sangat natural. Saya justru terbawa suasana akan keseruan percakapan tokoh didalamnya.