Film pendek berdurasi 15 menit yang di produksi oleh Ravacana Films dan Humoria Films, di sutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, dan di produseri oleh Jeihan Angga ialah berjudul “Anak Lanang”.
Bercerita tantang empat orang anak Sekolah Dasar yang bernama Sigit, Samsul, Yudho, dan Danang yang baru saja pulang sekolah, mereka pulang bersama menggunakan becak, diatas becak mereka membahas tentang kegiatan sehari – hari mereka. Mulai dari membahas Pekerjaan Rumah yang diberikan dari sekolah, teman yang baru saja pindah ke sekolah mereka, membicarakan tentang hari ibu, dan permainan PS. Dan pada saat di atas becak ada dua orang anak yang selalu bertengkar, yaitu Danang dan Yudho, yang ternyata mereka berada dalam satu keluarga tetapi berbeda ibu.
Film pendek ini memiliki pesan tersirat di dalamnya, yaitu adanya peringatan Hari Ibu, pemanfaatan handphone dan media sosial yang benar, dan dampak perceraian orang tua. Film ini juga menggunakan teknik pengambilan video yang unik, yaitu teknik one shot, sehingga dapat dilakukan dalam waktu sehari saja, bertempat di Yogyakarta, dan kurang lebih melibatkan 25 anak – anak. Dan juga film ini satu – satunya film Indonesia yang menjadi pemenang dalam Short Film Competition yang diadakan oleh Indonesian Film Festival Australia pada tahun 2019 dengan tema “The Unknown”.
Info tambahan mengenai peringatan Hari Ibu ialah, asal mulanya Hari Ibu di Amerika yang diusulkan pada tahun 1872 oleh Julia Ward Howe, yang bertujuan untuk kedamaian. Pada tahun 1907, Ana Jarvis asal Philadelphia, mulai mengkampanyekan agar Hari Ibu diakui secara resmi. Jarvis dan para pendukungnya mulai menulis surat kepada menteri-menteri, pengusaha dan politisi untuk meminta pengesahan Hari Ibu nasional. Pada tahun 1911, usahanya berhasil dan sejak itu, Hari Ibu diperingati hampir di seluruh negara bagian Amerika.
Sedangkan sejarah Hari Ibu di Indonesia dimulai pada tahun 1928. Saat itu pertama kalinya diadakan Kongres Perempuan Indonesia. Kongres ini diadakan di Jayadipuran, Yogyakarta pada 22 – 25 Desember. Kongres ini menandakan pergerakan perjuangan perempuan pada pembangunan bangsa. Saat Kongres Perempuan Indonesia yang ketiga di Bandung pada 1938, diputuskanlah tanggal 22 Desember sebagai momen peringatan Hari Ibu.