Film pendek Anak Lanang dirilis pada tahun 2017 silam ini disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan berdurasi 14 menit 51 detik. Film yang diproduksi oleh Racavana Films dan Humoria Films ini diawali dengan munculnya empat anak laki-laki yang masih duduk di bangku SD hendak pulang sekolah. Keempat anak tersebut pulang bersama menaiki satu becak. Ada dua anak yang duduk di atas, mereka bernama Danang dan Sigit. Sedangkan dua anak yang duduk di bawah bernama Yudho dan Samsul. Di belakang ada Tukang Becak yang tentunya sedang mengendarai becak, mengayuh sepedanya agar becak yang dinaiki empat anak tersebut dapat berjalan. Sepanjang jalan tersebut, mereka membahas banyak hal. Mulai dari PR sekolah, Ngawi, Hari Ibu, Yudho yang merasa Instagram lebih kekinian dari Facebook, Yudho dan Danang yang berdebat akibat Yudho membuang sampah sembarangan, dan masih banyak lagi topik yang membuat mereka atau lebih tepatnya Yudho, Danang, dan Samsul berdebat. Di akhir film, ada Bapak dari Danang dan Yudho berkata, “Mah, Bu ini anak-anakmu pada pulang!” yang berarti mereka berdua mempunyai ayah yang sama namun ibu yang berbeda. Dengan kata lain, bapak dari Danang dan Yudho berpoligami. Hal ini mungkin saja menjadi penyebab mengapa di sepanjang perjalanan pulang tadi, mereka berdua terus berdebat.
Jika dilihat dari sifat keempat anak tersebut di sepanjang film, Sigit adalah tipikal anak rajin dan paling kalem. Ia rela mengerjakan PR dan saat teman-temannya meminta ia untuk mengirim hasilnya ke Whatsapp group, ia tidak menolak. Ia juga tetap tenang saat teman-temannya saling berdebat.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan video di film ini unik, yaitu teknik one shoot. One shoot merupakan teknik pengambilan video yang hanya menggunakan salah satu kali take atau pengambilan. Teknik ini membutuhkan aktor/aktris yang pandai menghafal seluruh naskah dengan baik, dari awal hingga akhir. Fakta bahwa empat tokoh utama dalam film pendek ini adalah anak-anak membuat banyak penonton termasuk saya kagum.
Di dalam film tersebut, Tukang Becak sempat melontarkan tebak-tebakan kepada Danang, Sigit, Yudho, dan Samsul. “Siapa yang bikin Hari Ibu?” tanya si Tukang Becak. Sigit sempat mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban Pak Lik Soekarno dan Budhe Kartini. Dan ternyata jawaban Sigit salah. Akhirnya mereka pun menyerah dan bertanya langsung apa jawaban dari tebak-tebakan tersebut kepada si Tukang Becak. Tukang Becak bilang bahwa yang bikin Hari Ibu adalah orang Amerika. Jika dilihat sejarahnya, memang betul bahwa Hari Ibu dicetuskan oleh orang Amerika. Namun Hari Ibu yang dimaksud adalah Hari Ibu sedunia, bukan Hari Ibu nasional.
Seorang wanita bernama Anna Jarvis adalah pencetus pertama Hari Ibu tersebut. Hari Ibu di Amerika Serikat pertama kali dirayakan pada tahun 1908. Pada saat itu, ia mengadakan peringatan atas kematian ibunya di Grafton, Virginia Barat. Sayangnya pada tahun 1908, Kongres Amerika Serikat menolak proposal Jarvis untuk menjadikan Hari Ibu nasional. Namun ia tidak menyerah dan tetap bejuang mempromosikan Hari Ibu ini. Dan pada tahun 1914, Presiden Amerika saat itu, Woodrow Wilson menetapkan hari ibu sebagai hari ibu resmi nasional.
Mungkin cerita dari Anna Jarvis inilah yang dimaksud oleh si Tukang Becak sehingga ia bilang bahwa jawaban dari tebak-tebakan tersebut adalah orang Amerika.
Divisi News Cetak
Aura Nadya Kusumawardhani