Badannya yang mungil, berkacamata, tak banyak bicara. Kezia Lasma, itulah namanya. Remaja 16 tahun itu tak suka berada dalam keramaian, apalagi jika harus dihadapkan dengan orang-orang yang jarang atau bahkan tak pernah ia temui. “Sepertinya dia galak dan sangat ambisius ya?”, ucap sekitar yang belum mengenalnya dengan baik.
Lahir pada 19 Maret 2004, masih masuk dalam zodiak pisces, yang memang terkenal tak banyak omong. Bukan sombong, namun ia memang lebih menikmati waktu sendiri. Mulai dari pergi karaoke hingga berkeliling di mall. Malas membangun banyak relasi, katanya. Terlalu mudah berharap banyak kepada sekitar, hingga membuatnya berkali-kali dikecewakan.
Berbeda hampir 180 derajat ketika kita sudah akrab dengannya. Melawak, bernyanyi dengan keras, itulah yang ia sering lakukan sebenarnya. Hal-hal kecil pun sering ia perhatikan. Ia bukanlah seseorang yang mudah kesal, apalagi marah. Namun ketika habis kesabarannya, teriak dan tangisnya akan meluap di waktu yang bersamaan. Kata-kata setajam duri pun bisa keluar dari mulutnya.
Nampaknya masih ada yang kurang. Oh hampir saja lupa, kehidupannya sehari-hari. Masalah makanan, ia bukan tipe yang pemilih. Berbagai jenis makanan ia suka, dengan syarat, ada sayurnya. Makan hanya nasi dan lauk saja baginya sangat aneh, tidak nyaman di tenggorokan.
Kalau minuman, hampir setiap minggu ia memesan kopi kekinian dan boba. Berbagai toko sudah ia coba, hingga ia punya menu favorit di tiap toko. Dengan menyicip sambil menutup mata saja, ia sudah bisa menebak dari toko mana kopi yang baru saja ia minum.
Soal hobi, biasanya anak pendiam sepertinya suka membaca novel. Tapi kalau dia, jangankan membaca, membukanya saja sudah malas. Ia lebih senang pergi menyanyi di ruangan karaoke, atau keliling dari mall ke mall di Jakarta dengan transportasi umum, entah itu KRL, MRT, LRT, ataupun Transjakarta. Ya, seperti itulah kehidupannya, entah ia akan seperti ini seterusnya, atau mungkin berubah ketika keadaan memaksa, kita lihat saja nanti.