Haloo, P-assengers!
Selamat datang di artikel ku yang pertamaa, nama ku Kayla dari divisi Humas Media. Berkat Kak Mine, aku akhirnya punya kesempatan untuk bikin artikel di blog PIDAS, yey! Nah, seperti di judul di atas, aku akan membahas tentang literasi digital.
P-assengers nyadar gak sih? Di era digital ini, semuanya terasa instan dan mudah. Mau makan tapi mager? Pesen aja, mau beli barang tapi gak tau beli dimana? Beli di toko online aja, mau jadi artis? Share konten di sosmed aja. Kita pun menjadi saling terkoneksi berkat teknologi yang canggih, kita bisa berteman dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Infomasi pun dengan mudah dapat digali dari berbagai macam media. Seru juga ya, hidup di era digital!
Wait, bentar dulu nih. Tentunya gak semuanya dari era ini seru. Hoax tumbuh dengan subur di internet karena informasi nya terlalu mudah untuk dicari. Ada 800.000 situs penyebar hoax di Indonesia, orang-orang hanya menyebarkan informasi yang salah untuk keuntungan pribadi. Ada lagi Cyberbullying yang memakan korban, korban diejek, dicela, dihina, dipermalukan di media. “Tapi kan cuma di media doang, santai aja kali, alay banget”, well, dipikir korban baca doang? Kesehatan mental korban pun sangat terpengaruh, korban bisa gelisah, gangguan tidur, bahkan depresi. Netizen memang hobi asal berpendapat tanpa bertanggung jawab dan mengetahui konsekuensi nya ke korban. Memang, “Maha Benar Netizen Dengan Segala Tulisannya”.
Jadi, apa yang harus kita lakukan sebagai kaum milenial? Kita harus melakukan literasi digital. Literasi digital adalah pemahaman seseorang dalam menggunakan media digital dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan komunikasi. Literasi ini membuat kita menjadi lebih cerdas dalam memilih informasi yang baik dan bermanfaat. Jadi ngga ada tuh yang nama nya mengonsumsi informasi-informasi yang isinya negatif atau hoax.
Dampak dari literasi digital sangat banyak, salah satunya adalah kita menjadi berpikir kritis, kreatif, inovatif, berpemikiran terbuka. Tidak menyalahgunakan teknologi untuk kejahatan, membatasi diri agar tidak membuka privasi diri sendiri. Dan bertanggung jawab dengan semua yang kita tulis di sosmed.
Nah, P-assengers, ada program yang menggunakan literasi digital untuk menanggulangi berbagai macam masalah di Indonesia, yaitu SiBerkreasi. Apa itu SiBerkreasi? Berdasarkan webnya, SiBerkreasi merupakan gerakan nasional untuk menanggulangi ancaman potensi bahaya terbesar yang sedang dihadapi oleh Indonesia, yaitu penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoax, cyberbullying dan online radicalism. SiBerkreasi punya banyak program, salah satunya adalah web LiterasiDigital.id, web StopHoax.id, School of Influencer, dan Pandu Digital.
Aku percaya bahwa literasi digital adalah senjata kaum milenial untuk memberantas sifat-sifat negatif dalam berteknologi, sehingga teknologi akan berkembang berdampingan dengan kecerdasan masyarakat yang membuat Indonesia menjadi maju. Jadi, mari kita membiasakan melakukan literasi digital yang dimulai dari diri sendiri!
Artikel ku berakhir disini, semoga bermanfaat yaa, P-assengers. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!