Halo P-assengers! Kembali lagi nih sama aku, Keysa Anadea, dari Departemen CDMS. kali ini aku mau membawa topik tentang pro dan kontra era digital, bagaimana ya cara kita mencari solusinya?
Pada saat ini, era digital sudah memasuki kehidupan kita. Sebelumnya, era digital itu apasih? Era digital adalah adalah masa dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedemikian dekat walaupun salng berjauhan. Kita dapat dengan cepat mengetahui informasi tertentu bahkan real time. Nah, di era digital ini kita dapat melakukan banyak hal dengan mudah. Pertama, kita dapat sangat mudah berkomunikasi dengan orang lain. Semua manusia saling terhubung dengan adanya internet. Apalagi dengan munculnya email dan social media seperti sekarang ini.
Kita bisa kirim surat melalui email secara cepat. Kita bisa menyebarkan informasi kepada khalayak ramai via twitter dan instagram. Bisa saling bertegur sapa dengan teman lama melalui Facebook. Kita bisa mengirimkan kabar dengan keluarga via video call di Line ataupun Whatsapp, dan sebagainya. Semua seakan terhubung tanpa ada batasan waktu dan wilayah. Kedua, kita dapat lebih mudah untuk berbelanja. Kita bisa memilih barang tanpa harus repot pergi ke toko atau ke mall. Cukup bermodalkan smartphone atau layar laptop serta internet, kita bisa memilih barang sesuai kebutuhan. Dari mulai kebutuhan pokok, fashion, souvenir, bayar listrik, bayar pulsa, bayar tiket kereta, bayar paket data sampai dengan membeli game online. Kita bisa pilih barang dan harga sesuai kondisi dompet. Untuk proses pembayarannya juga mudah. Kami tidak harus memiliki uang dalam bentuk cash jika ingin berbelanja produk mahal. Cukup transfer saja sesuai nominal, dan barang akan langsung diantar ketempat.
Ketiga, segala hal akan lebih mudah. Hidup di era digital, takut tersesat? mungkin kamu belum kenal yang namanya teknologi GPS. Sekarang ini, kamu bisa bepergian kemanapun tanpa harus takut tersesat dengan menggunakan aplikasi GPS seperti Google Maps. Kamu hanya perlu mengikuti rute yang ditunjukkan dalam aplikasi. Kamu juga bisa menentukan perkiraan waktu tempuh, rute terdekat, serta memilih jalan mana yang mengalami kemacetan. Ingin berdonasi? Sekarang ini ada banyak aplikasi crowdfunding yang bisa digunakan. Terakhir, kita dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Namun, dari segala kemudahan yang didapatkan dari era digital, pasti ada kontra yang membuntuti. Hukum ini tak bisa dihindari, termasuk saat berbicara tentang perkembangan era digital. Masyarakat akan lebih individualis. Vincent Miller melalui tulisannya berjudul “Social Media and the Problem of Community” menyatakan jika pola komunikasi bergeser seiring dengan perkembangan digital. Baginya, tingkat pertemuan langsung (tatap muka) berkurang sehingga memicu manusia untuk semakin individual. “We don’t value the real meeting as much as previous era. This has lead an increase in individualism,” paparnya. Lalu, orang-orang akan menjadi lebih tempramen. Meningkatnya penggunaan gadget dan teknologi membuat koneksi dan aktivitas sosial nyata berkurang, sehingga memberikan dampak serius akan perkembangan psikologis, terutama anak-anak. Jika anak-anak terbiasa dengan gadget, akan terbentuk pemahaman bahwa dunia luar adalah ancaman. Hal ini yang membuat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang lebih temperamen; mengacu pada penelitian dari Family Online Safety Institute dan Heart Research dalam tulisannya yang berjudul “Parenting in the Digital Age”. Masyarakat akan bersuara tanpa tanggung jawab.
Perkembangan dunia digital membuat banyak orang lebih berani bersuara melalui media sosial. Sayangnya, hal ini tidak diiringi tanggung jawab, sehingga memicu terjadinya cyber bullying. Tak hanya itu, penyampaian informasi tanpa tanggung jawab juga menyebabkan banyaknya berita hoax tanpa ada saringan saat mempublikasikannya. Terakhir, era digital dapat membuat masyarakat tak menikmati hidup. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Anda tentu tak asing dengan istilah ini. Aktivitas di gadget seolah menjadi lebih menarik ketimbang peristiwa yang terjadi di saat tersebut. Hal ini membuat Anda kurang menikmati hidup yang sedang berlangsung. Misalnya, ketika menonton konser, Anda justru sibuk mengabadikan di ponsel, bukan menikmati musiknya secara nyata.
Terbentuknya sebuah masyarakat digital baru di Indonesia ini perlu disikapi serius oleh kita semua. Kita tidak ingin masyarakat digital ini menjadi liar yang justru memberi efek negatif bagi bangsa. Negara harus hadir membuat arahan berupa grand design masyarakat digital yang berisi pembinaan dan edukasi bagi masyarakat secara umum dalam memanfaatkan teknologi digital.
Di beberapa negara seperti Inggris misalnya, ada program pembinaan yang sering disebut ”digital inclusion”. Masyarakat dibina untuk bisa memanfaatkan teknologi digital secara maksimal sesuai dengan jati diri bangsa. Dengan begitu tidak hanya menggunakannya untuk komunikasi pertemanan dan persahabatan, tapi bisa untuk kepentingan ekonomi dan bisnis.
Sepertinya kita bisa mengadaptasi program seperti ini namun dengan titik tekan pada ”how to treat a digital life?” Program pembinaan digital ini tidak melulu mengajarkan masyarakat bagaimana cara mengakses internet, bagaimana cara mengiklankan sebuah produk, atau bagaimana melatih kemampuan mereka agar mampu mendatangkan keuntungan finansial seperti dengan Google ads atau Facebook ads.
Namun, lebih jauh dari itu perlu diajarkan bagaimana etika dalam pergaulan di internet, bagaimana interaksi budaya digital, bagaimana pola hidup sehat dengan manajemen gadget, kapan kita boleh menggunakan gadget, dan kapan sebaiknya tidak menggunakannya (dalam 24 jam). Karena itu, perlu ditekankan juga muatan UU ITE agar masyarakat termotivasi mewujudkan internet sehat yang minim cacian, makian, menyinggung ras, suku, cyber crime, dan lainnya.
Gimana nih menurut kalian semua P-assengers? Banyak pro dan kontra dalam era digital sekarang ini? tapi pada akhirnya semua efek negatif yang disebabkan oleh era digital, bisa kita meminimalisir dengan mencari solusinya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai sini aja ya aku memaparkannya, gimana nih P-assengers menurut kamu, kamu pro atau kontra? Oh ya sampai sini dulu ya, sampai jumpa lagi di artikelku selanjutnya!