How to Eat ‘Frog’

Halo, P-assangers! Akhirnya setelah lama enggak menulis artikel, aku balik lagi, nih. Kali ini, aku bakal membahas sesuatu yang sepertinya relatable banget sama anak-anak SMA seperti kita. Ya, masalah mengatur waktu dan menumpuknya tugas-tugas atau pekerjaan. Sehari-hari, aku sering melihat teman-teman sekelas yang kelabakan karena belum mengerjakan PR, mengeluh banyak tugas, dan bingung mau belajar yang mana karena saking banyaknya ulangan. Sebenarnya, itu terjadi sama aku juga, sih. Tapi bedanya, aku selalu berusaha bagaimana caranya agar pekerjaan-pekerjaan itu enggak menumpuk. Nah, beberapa waktu lalu, aku dan teman-teman PIDAS81 lainnya mendapat materi yang sangat bermanfaat dari Kak Alifa. Judulnya, ‘I Dare You to Eat the Frog’. Saat pertama kali denger, pasti ngerasa jijik, kan, ya? Tapi, maksud dari ‘I Dare You to Eat the Frog’ ini bukan berarti harus memakan kodok beneran, melainkan keadaan dimana mengharuskan kita untuk melakukan suatu pekerjaan, yang mau enggak mau, harus kita selesaikan. Meskipun kita merasa sangat berat untuk melakukan pekerjaan itu—seperti makan kodok—kalau terus ditunda, akhirnya akan muncul lagi pekerjaan-pekerjaan lain, sehingga jadi menumpuk dan malah menimbulkan masalah. Dari penjelasan Kak Alifa kemarin, aku mendapat berbagai tips bagaimana caranya agar tidak menunda pekerjaan. Apa saja, ya?

 

Tips yang pertama, kita harus menentukan pekerjaan mana yang lebih kita prioritaskan, dan mana yang bisa diselesaikan lain waktu. Contohnya, kita punya tugas merangkum Biologi yang harus dikumpulkan besok lusa dan juga PR Fisika yang harus dikumpulkan minggu depan. Dua-duanya sama-sama penting. Tapi jika dilihat dari waktunya, tugas merangkum Biologi lebih diprioritaskan karena harus dikumpulkan dalam waktu dekat. Tapi sebenarnya, ini kembali lagi ke diri masing-masing. Intinya, kita harus tahu pekerjaan mana yang harus diprioritaskan untuk dikerjakan.

 

Selanjutnya, jangan lupa untuk mencatat segala hal yang harus kita kerjakan. Kita bisa menulis dimana saja, misalnya di buku agenda, di note handphone, atau dengan menggunakan post-it lalu ditempel di meja belajar. Mencatat seperti ini sangat bermanfaat agar kita enggak lupa apa saja, sih, yang harus kita kerjakan atau lakukan. Dengan mencatat seperti ini, kita pun bisa menjadi lebih terorganisir dalam mengerjakan sesuatu.

 

Yang ketiga adalah mengatur deadline. Jadi, kita harus menentukan deadline kapan pekerjaan kita harus diselesaikan. Contohnya, walaupun guru sudah memberitahu kapan tugas harus dikumpulkan, bakal lebih baik kalau kita membuat deadline kita sendiri. Misalnya tugas harus selesai dua hari sebelum waktu pengumpulan. Dengan begitu, jika ada tugas-tugas baru enggak akan menyebabkan pekerjaan kita jadi menumpuk.

 

Tips selanjutnya adalah membuat to-do-list. Ini sebenarnya lumayan mirip dengan tips yang kedua. Bedanya, kalau to-do-list ini ditulis di satu tempat dan jangka waktunya lebih singkat. Misalnya, kita membuat to-do-list apa saja yang harus dilakukan atau dikerjakan hari ini.

 

Yang kelima jangan ragu untuk melakukan sesuatu. Jika kita punya waktu dan niat untuk mengerjakan pekerjaan itu, langsung dilakukan. Intinya, jangan menunda-nunda apalagi dengan menggunakan alasan “masih ada hari besok”. Karena belum tentu besok kita juga punya waktu dan kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan itu.

 

Nah, kita sudah sampai, nih, di tips terakhir. Kira-kira apa, ya? Kita harus membiasakan diri untuk melakukannya setiap hari. Jadi, rajinnya jangan sehari atau seminggu doang, hehe. Pasti dengan melakukan tips-tips tadi setiap hari, pekerjaan kita akan terasa lebih ringan.

 

Sebenarnya, tips-tips di atas enggak bakal terlaksana kalau hal ini enggak dipenuhi. Hmm, apa, ya? Yap, niat! Kalau kita melakukannya dengan asal-asalan tanpa niat yang jelas, pasti hasilnya juga enggak sesuai yang diinginkan.

 

Selain niat, ada lagi, nih. Yaitu, rencana. Jadi, sebelum kita melakukan pekerjaan atau tugas kita, kita harus sudah bikin rencana. Nah, dalam membuat rencana itu, kita harus bisa menentukan mana pekerjaan yang paling penting atau kita prioritaskan. Wah, balik lagi, dong, ke tips yang pertama? Membuat rencana atau menentukan pekerjaan mana yang harus kita lakukan lebih dahulu ini bisa dibantu dengan metode ABCDE.

 

A, maksudnya adalah suatu pekerjaan yang paliingg penting. Jadi, A ini benar-benar harus kita kerjakan. Karena kalau tidak, pasti konsekuensinya. Contohnya, besok ada tugas UKBM yang harus dikumpulkan. Pasti harus kita selesaikan, dong? Kalau kita enggak mengerjakan atau telat mengumpulkan, bisa saja nilai kita dikurangi atau bahkan enggak diterima.

 

B, adalah suatu pekerjaan yang juga penting. B ini juga harus dikerjakan. Bedanya, konsekuensi yang diterima apabila enggak mengerjakannya tidak se-berat A.

 

Selanjutnya, C. Kalau C ini suatu pekerjaan yang terserah mau kita kerjakan atau tidak. Karena C sendiri enggak mempunya konsekuensi tertentu. Misalnya, ada latihan soal di buku paket yang mau kita kerjakan meskipun belum disuruh guru. Tapi, dengan mengerjakannya, otomatis kita jadi bisa belajar dan memahami materi.

 

Setelah C, ada D. D adalah suatu pekerjaan yang bisa kita ‘lempar’ ke orang lain. Tapi ingat, kita juga harus tahu apa orang lain ini sanggup dan mau untuk menerima pekerjaan kita. Jangan sampai, mentang-mentang dia bisa, kita seenaknya menyuruhnya.

 

Yang terakhir, E. Kalau E ini bukan suatu pekerjaan yang penting banget. Jadi, mau dikerjakan atau tidak, enggak bakal ada bedanya.

 

Bagaimana, P-assangers? Setelah baca beberapa tips di atas, jadi mulai paham, kan, bagaimana caranya ‘makan kodok’? Eh, maksudnya berani mengerjakan sesuatu tanpa menunda-nunda dan mengetahui mana yang harus kita prioritaskan terlebih dahulu. Semoga, tulisan ini bisa bermanfaat dan menginspirasi P-assangers, ya! Sampai ketemu di artikel selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *