Halo P-assengers! apa kabar? saya harap kalian semua baik – baik saja. Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan bagaimana kaitan materi yang diberikan kak Alifa tentang “I Dare You to Eat the Frog” dengan pengalaman hidup yang pernah saya lalui. Sebelum saya menceritakan pengalaman saya, saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Imanuel Radhitya Pratama, biasa dipanggil Imanuel, saya dari Departemen CDMS.
Apa yang kalian pikirkan dan bayangkan jika mendengar kalimat “I Dare You to Eat the Frog” ? Mungkin kalian akan berpikir tentang memakan kodok, tetapi kodok yang dimaksud disini bukanlah seekor hewan, kodok disini diartikan sebagai “task” atau hal yang harus kita kerjakan. Saya percaya bahwa semua manusia di dunia ini pasti memiliki tugas, baik tugas yang mudah, sulit, banyak, ataupun sedikit. Tugas juga merupakan hal yang harus kita lakukan sebaik mungkin. Mungkinkan kita dapat mengerjakan tugas kita yang menumpuk begitu banyak dengan semaksimal mungkin? jawabannya adalah tentu bisa, dan kalimat “I Dare You to Eat the Frog” akan menjadi jawabannya.
Pertama – tama, harus menentukan “frog” atau hal yang mana yang ingin kita “makan” atau lakukan. Pada hal ini, skala prioritas sangat menjadi faktor utama. Pada kehidupan saya, saya sudah berusaha untuk menentukan skala prioritas dalam melakukan berbagai kegiatan saya, dimana untuk sekarang, belajar merupakan prioritas saya sebagai pelajar. Saat ada ulangan, saya akan fokus belajar dahulu baru saat selesai belajar, saya bisa bermain.
Kedua, hal yang bisa kita lakukan adalah menuliskan apa “goals” kita. Hal ini berguna agar keinginan kita bukanlah hanya angan – angan yang bisa tiba – tiba terlupa dan hilang. Dengan menulis, kalian akan cenderung ingat dan terpacu untuk mencapainya. Walau sekarang saya belum melakukan hal ini, namun saya akan berusaha untuk melakukannya kedepan.
Yang ketiga adalah menulis deadline atau batas waktu dimana goals kita sudah harus tercapai. Hal ini merupakan salah satu hal yang paling penting dimana, dengan menuliskan deadline, kita akan merasa dikejar oleh waktu, dan karena itu kita akan lebih terpacu untuk menyelesaikannya. Jika semua hal sudah kita berikan deadline, saya rasa Time Management kita pastinya sudah menjadi lebih baik, karena kita tau hal apa yang harus diselesaikan duluan dan hal apa yang harus diselesaikan nantinya. Sampai sekarang, saya sudah berusaha selalu mematuhi deadline yang ada, walaupun kada rasa malas muncul. Namun saya sudah berusaha untuk menyelesaikannya sebelum deadline.
Yang keempat adalah membuat to-do list. Dengan membuat to-do list, kalian bisa mengetahui hal yang perlu dilakukan dan hal yang sudah dilakukan, jadi kalian sudah tidak bingung lagi melakukan kegiatan kalian sehari – hari. To-do list ini juga mencegah kalian menjadi “keteteran” oleh tugas kalian sendiri.
Yang kelima, kalian harus melakukan planning akan kegiatan kalian dalam sehari. Planning yang kalian buat bisa dibuat berdasarkan to-do list kalian. Hal apa saja yang belum dan yang harus dilakukan dapat kalian lihat dari to-do list kalian. Misalnya kita sebagai pelajar harus membuat planning jam berapa saja untuk belajar, dan bersantai atau bermain. Prinsip 6P bisa menjelaskan pentingnya planning, 6P adalah Proper Prior Planning Prevents Poor Performance. Dimana rencana yang matang dapat mengurangi kemungkinan atau resiko eksekusi yang buruk. Untuk sekarang plan yang saya lakukan adalah jam 6 – 10 untuk belajar dan 10 – 12 untuk bersantai dan tidur.
Yang keenam, lakukannya apa yang sudah kalian rencanakan. Semua rencana yang sudah kalian buat pastinya akan sia – sia dan tak berguna tanpa eksekusi yang baik dan disiplin. Lakukanlah apa yang sudah kalian rencanakan agar mendapat hasil yang maksimal. Jika rasa malas muncul, ingatlah cita – cita yang sudah kalian tulis. Janganlah membuang – buang waktu untuk hal yang tidak penting.
Yang terakhir, lakukanlah hal itu setiap hari. Jadikanlah hal itu sebuah habit atau kebiasaan. Saat hal itu sudah menjadi kebiasaan, kita dapat melalui hal itu dengan mudah, karena kalian sudah biasa dengan kegiatan kalian yang seperti itu.
Kalian dapat menjadikan metode ABCDe sebagai acuan kalian untuk menentukan skala prioritas kalian. kegiatan kelompok A adalah kegiatan yang sangat penting dimana hal tersebut mempunyai konsekuensi yang sangat besar jika tak dilakukan. Contoh hal ini bagi seorang pelajar adalah belajar, mengerjakan pr dan lain – lain. Kegiatan kelompok B adalah kegiatan yang harus dilakukan tetapi konsekuensinya ringan. Kegiatan kelompok C ialah kegiatan yang ada baiknya dilakukan entah mempunyai konsekuensi atau tidak. Kegiatan kelompok D ialah kegiatan yang bisa kita percayakan kepada orang lain, sehingga kita dapat fokus untuk mengerjakan kegiatan kelompok A. Dan kegiatan kelompok e ialah kegiatan yang tak penting dimana jika dilakukan ataupun tak dilakukan tak berpengaruh apa – apa.
Dalam pelaksanaan “I Dare You to Eat the Frog”, terdapat dua peraturan. Yang pertama, lebih baik kita memakan the ugliest frog. Lebih baik kita mengerjakan tugas yang tersulit dahulu dimana tugas yang sulit biasa membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan. Dan dengan begitu kita bisa menyelesaikannya sebeluum deadline.
Peraturan kedua adalah jangan menatapi tugas yang banyak itu, tetapi mulailah mengerjakannya, karena mentapi tugas kita adalah hal yang sia – sia dan takkan merubah apa – apa.
Sekarang saya akan mengutip perkataan Mark Twain.
“Eat a live frog first thing in the morning and nothing worse will happen to you the rest of the day.”
―
Sekian dari saya, saya harap kalian dapat mengambil menfaat dari artikel ini. Terima Kasih!