Halo, P-assengers! Balik lagi, nih sama aku. Kali ini aku akan bercerita tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi tugas-tugas yang menumpuk tanpa henti. Kebetulan, beberapa saat yang lalu, anggota PIDAS mendapat kesempatan untuk mendengarkan materi dari Kak Alifa tentang “I Dare You to Eat the Frog” yang berisi tentang bagaimana kita harus memulai untuk melakukan hal-hal yang diprioritaskan seperti tugas meskipun kita merasa bahwa tugas-tugas tersebut sangat menyebalkan. Ya, seperti ‘memakan kodok’. Terdengar menjijikan dan tidak mau kita lakukan. Tapi ketika kita ada di situasi yang mengharuskan kita memakannya, apa kita tetap memilih untuk menolak dan mati kelaparan? Maka dari itu, untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas yang menumpuk, kita harus belajar untuk mulai ‘makan kodok’. Sebenarnya, masalah apa yang menjadi kunci dari tumpukan tugas yang bergunung-gunung? Penundaan. Makanya, kali ini aku akan memberitahu kalian semua tentang tips untuk berhenti menunda pekerjaan. Beberapa tips ini aku ambil dari materi yang Kak Alifa sampaikan dan aku gabungkan dengan tips dariku. Tips-tips ini aku dapat dari pengalamanku dalam mencoba untuk berhenti procrastinating. Memang awalnya pasti tidak mudah, tapi aku pun masih berusaha dalam menjalankan tips-tips ini agar bisa menjadi lebih baik.
Sebenarnya apa, sih masalah dari menunda pekerjaan? Menunda pekerjaan sebenarnya termasuk gangguan psikologis, loh P-assengers. Di sini, menunda pekerjaan itu artinya mengerjakan tugas atau hal di akhir waktu meskipun tugas tersebut merupakan tugas yang seharusnya diprioritaskan.
Pertama-tama, kita bisa melihat bahwa kita sering menunda pekerjaan kalau kita sering tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan malah melakukan hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Gimana, sih cara agar kita bisa melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan meninggalkan apa yang tidak seharusnya kita lakukan? Yuk, kita bahas!
Hal yang pertama harus dilakukan adalah menjauhkan diri dari segala hal yang memungkinkan untuk mengganggu konsentrasi kita dalam melakukan suatu pekerjaan. Contohnya handphone. Kita dapat melakukannya dengan cara menggunakan silent mode dan menjauhkannya dari jangkauan kita seperti menaruhnya di tempat yang sangat sulit untuk dijangkau agar ketika kita ingin mengambilnya, kita akan merasa malas dan kembali fokus pada pekerjaan kita.
Kedua, yang dapat kita lakukan adalah untuk langsung mengeluarkan pekerjaan yang harus kita kerjakan dan memulai untuk mengerjakannya. Memang pasti sulit pada awalnya, namun dengan mengeluarkan tugas yang harus dikerjakan, sebenarnya kita sudah mulai berusaha untuk tidak menunda pekerjaan kita karena jika langkah pertama sudah dilakukan, lalu langkah ini juga dilakukan, maka kita akan merasa bahwa tidak ada yang harus kita kerjakan selain menyelesaikan pekerjaan kita.
Ketiga, kita harus tau apa yang akan kita capai dari hal yang kita lakukan. Maksudnya, kita gak bisa melakukan hal/tugas tapi tidak tau apa tujuan kita dari menyelesaikan hal itu. Ini juga sebenarnya mengingatkan kita tentang seberapa penting kegiatan yang akan kita lakukan. Ketika kita butuh menyelesaikan suatu tugas penting, seperti biasa akan ada distraction tidak terduga, bahkan ketika kita sudah mencoba untuk menghilangkannya. Maka dari itu, kita harus menanyakan lagi ke diri kita sendiri ‘apa yang bakal gue dapet abis nyelesain ini?’ sebelum kita mengerjakan suatu pekerjaan.
Hal keempat adalah kita harus menentukan prioritas tentang apa yang harus kita selesaikan. Terkadang kita menunda suatu pekerjaan karena kita berpikir bahwa terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan, padahal jika kita sudah menuliskannya, tumpukan pekerjaan tersebut bisa terlihat lebih sedikit. Caranya adalah untuk menuliskan semua tugas, mengurutkan dari tugas mana yang memiliki prioritas tertinggi hingga terendah, lalu menuliskan batas waktu pengerjaan tugas tersebut. Dengan begitu, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan dan kapan kita harus menyelesaikannya.
Kelima, mungkin ini adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam penundaan pekerjaan. Lingkungan. Yup, berada di lingkungan yang memiliki ambisi tinggi dapat membantu kita dalam menumbuhkan ambisi dalam diri kita. Jika teman-teman sudah mengerjakan tugas, maka rasanya kita juga akan terbawa untuk ikut mengerjakan tugas.
Jadi begitu, P-assengers. Yuk, kita mulai untuk melakukan hal-hal kecil seperti yang telah disampaikan sebelumnya agar kita bisa terlepas dari kebiasaan buruk yang mungkin kebanyakan dari kita miliki. Semua usaha yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Perjalanan 1000 langkah pun dimulai dari 1 langkah pertama. Jadi jangan sungkan untuk memulai dengan hal-hal kecil dan menjadikannya kebiasaan. Karena dari kumpulan hal kecil tersebut jika dibiasakan akan menjadi sesuatu yang besar.
Kali ini, sudah dulu, ya, P-assengers! Semoga kalian semua bisa mendapat sedikit inspirasi untuk memulai perubahan dari tulisanku kali ini. Sampai jumpa!