Horas P-assengers!
Ketemu lagi sama aku, Blandina!
Jadi, untuk artikel kali ini aku mau ajak kalian untuk lebih mengenal mengenai khasnya Indonesia. Pada kesempatan,kali ini aku mau bahas mengenai uning-uningan dari Sumatra utara.
Uning-uningan merupakan salah satu kebudayaan favoritku. Hal ini disebabkan karena uning-uningan mampu mengikuti zaman tanpa harus menghilangkan ciri khasnya. Uning-uningan juga memiliki daya tarik yang kuat, jadi kita sulit untuk melupakan atau mengabaikan ansambel satu ini. Pokoknya, uning-uningan tuh keren deh. Nih aku kasih referensi video uning-uningan yang wajib kalian lihat, tapi jangan salahin aku ya, kalo kalian bakal kagum atau ga bisa move on dari ansambel yang satu ini. Ini salah satu video referensi dari aku ni https://youtu.be/UyC15Y_AJ9s . Kalian harus tonton videonya biar kalian bisa jadi makin tau seistimewa apa sih uning-uningan dan apa yang patut dibanggakan dari kumpulan alat musik satu ini. Dibanding kalian jadi kepo tentang uning- uningan, di sini aku mau menjelaskan sedikit mengenai uning-uningan.
Pasti kalian jarang dan cukup asingkan dengan uning-uningan? Jadi uning-uningan merupakan kumpulan alat musik dari sumatra utara yang berguna untuk komunikasi kita dengan Tuhan. Fungsi lain dari ansambel yaitu untuk memanggil roh. Pada umumnya ansambel ini biasanya terdiri dari tiga sampai enam alat musik yang memiliki perbedaan yang divariasikan nadanya.
Uning-uningan berasal dari kata un yang berarti nada rendah (bongor) dan ing yang memiliki arti nada tinggi (sihil). Sebenarnya dulu, uning-uningan merupakan pentatonis (alat musik yang menggunakan 5 nada), tapi seiring berkembangnya zaman, karena musik semakin berkembang dan banyak agu yang menggunakan nada lenih dari lina maka uning-uningan berubah menjadi diatonis (alat musik yang menggunakan 7 nada).
Nah, bahas uning-uningan, kita juga harus bahas alat musik apa aja nih yang ada di dalam uning-uningan, jadi di dalam uning-uningan ada berbagai alat musik dari alat musik idiophone (alat musik yang dipukul), aereophone (alat musik ditiup), dan chordophone (alat musik yang di petik). Untuk alat musik idiophone ada taganing, garatung, saga-saga, jenggong, hesek,dan lain-lainnya. Untuk alat musik aerophone ada sarune na met-met, sulim, sordam, tulila, tataloat, salung, along-along dan alat Musik lain-lainnya . Nah, untuk alat musik idiophone terdiri dari hasapi, tanggetong atau mengmong, sidideng, dan alat Musik lain-lainnya.
Ini beberapa alat Musik yang ada di uning-uningan,pertama ada aramba merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang biasanya sering dimainkan pada suatu acara pernikahan. Aramba terbuat dari tembaga kuningan / logam perunggu, alat musik yang ini berasal dari Nias. Aramba dikenal dengan dimainkan secara dipukul, biasanya Aramba digantung pada sebuah tali, bentuk alat musik yang ini mudah kita kenal karena alat musik ini memiliki bentuk bundar yang menonjol di bagian atas alat musik ini. Aramba memiliki diameter 40 cm sampai 50 cm, sedangkan untuk yang digunakan para bangsawan bernama Aramba Fatao dan Aramba Hongo yang memiliki diameter yang jelas berbeda yaitu berdiameter 60 cm sampai 90 cm. Jika dilihat sepintas, Aramba seperti memiliki 2 bagian, yaitu bagian datar panjang dan bagian yang dipukul oleh pemain, gambar dari alat musik tradisional Sumatera Utara dapat kalian lihat diatas.
Alat Musik lain di dalam uning-uningan ada doli- doli. Doli-doli merupakan alat musik yang memiliki keunikan, secara sekilas bagi orang yang hanya memiliki batas kepahaman pada alat musik akan beranggapan bahwa bentuknya memiliki kemiripan seperti sebuah angklung. alat musik ini memiliki perbedaan dalam cara memegangnya dan cara bermainnya. Doli-doli terbuat dari 4 bilah kayu dan alat dari musik tradisional Sumatera Utara ini dapat dimainkan dengan cara ditiup. alat musik ini juga dapat kalian jumpai di Nias. Alat musik ini dapat dimainkan bersama dengan Aramba dan pakpak.
Faritia merupakan alat musik yang tergolong alat musik idiophone (alat musik yang menghasilkan suara dari getaran). Bentuk alat musik ini memiliki kemiripan seperti Talempong yang berasal dari Padang atau seperti Gamelan yang berasal dari Jawa. Fatiria berbentuk bundar dengan garis tengah yang berukuran 23 cm dan ketebalannya 4 cm dengan bagian tengah yang menonjol untuk dipukul. Fatiria memiliki pemukul khusus yang dinamai dengan Simalambuo atau kayu Duria, kabarnya masyarakat Nias dikenal menggunakan Fatiria ini sebagai alat barter pada jaman dahulu. Fatiria memiliki kemiripan dengan Gong tetapi berbeda dengan ukurannya, Fatiria Memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Gong, juga memiliki kemiripan dengan Gong.
Alat Musik lainnya yang ada di uningan yaitu garantung. Garantung atau kolintang merupakan alat musik tradisional Sumatera Utara tepatnya daerah Toba, Garantung / Kolintang ini terbuat dari sebuah kayu yang berbentuk rapi dan memiliki 5 buah sekat nada yang berbeda dan biasanya fungsinya sebagai pembawa melodi.Garantung / Kolintang ini termasuk kedalam kelompok Xylophone (batang-batang yang menghasilkan sebuah nada). Selain sebagai pengiring sebuah melodi, Garantung / Kolintang ini juga dikenal sebagai penstabil dari ritme variable pada lagu-lagu yang akan dibawakan, dengan sebuah teknik yang disebut dengan teknik “Mamalu“. Garantung memiliki fungsi juga sebagai resonator jika digantung diatas sebuah kotak dan Garantung memiliki 7 bilah yang tersusun rapi. dua buah stik yang berada di tangan kanan dan tangan kiri digunakan untuk memainkan alat musik tradisional Sumatera Utara tersebut.
Gonrang merupakan sebuah hasil dari seni masyarakat Sumalungun memiliki fungsi masyarakat daerah tersebut. Gonrang terdiri dari alat musik dan memiliki makna yang masing-masingnya berbeda, Gonrang tidak akan mungkin dapat lepas dari kehidupan atau acara adat dalam budaya Simalungun. Gonrang memiliki makna yang berbeda yaitu sifatnya yang religius/sakral dan memiliki sifat menghibur, dalam kesenian dan kebudayaan Simalungun.Gonrang adalah alat musik utama yang biasanya hadir dalam acara-acara seperti pernikahan, kematian, dan pesta adat. namun sayang alat musik ini sudah mulai kurang diminati karena sedikit demi sedikit tersingkirkan oleh alat musik modern.
Gordang adalah sebuah instrumen musik yang terdiri dari 9 buah Gendang, bentuk dari alat musik ini sendiri merupakan susunan dari gendang-gendang berbentuk besar yang disusun rapi dan berurutan. Gordang biasanya sering dimainkan ketika pertunjukkan upacara adat, penyambutan, pernikahan dan juga terkadang digunakan saat acara kematian. Cara memainkan Gordang biasanya dimainkan bersamaan dengan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang lain-lain.
Gung dan penganak merupakan salah satu dari alat musik tradisional dari Sumatera Utara alat musik ini dikelompokan sebagai alat musik Idiophone yang berarti ” Bergetar untuk menghasilkan suatu bunyi/suara “.Perbedaan antara alat musik ini dengan gong nusantara yang lain terletak pada ukuran dan garis tengahnya. Alat musik ini memiliki ukuran garis tengah yang berada di angka 68 cm dan penganaknya berukuran lebih kecil sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat dari logam/kuningan, dan alat pukulnya terbuat dari kayu dengan ban karet diujungnya atau juga bisa dengan kain. Pemukulnya disebut dengan sebutan Palu-Palu.
Nah,untuk alat lainnya aku akan bahas tentang hasapi nih, Alat musik ini sudah tercatat dan dikenal oleh Indonesia terbukti dari namanya ” Hapetan ” sudah tercatat pada KBBI, Hapetan adalah alat musik seperti kecapi yang berasal dari daerah Tapanuli, Memiliki dawai dan dimainkan dengan sebuah bilah petik.
Hapetan merupakan jenis alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara di petik, caranya mirip seperti jenis gitar tradisional berdawai 2 dari daerah Tapanuli. Di daerah Sumbawa, alat musik ini juga disebut dengan nama Jungga
Hasapi memiliki 2 jenis alat musik yaitu:
Hasapi Ende
Instrumen pembawa melodi dan merupakan yang paling utama di dalam ensambel Gondang Hasapi
Hasapi Doal
- Instrumen yang ini memiliki kemiripan dengan Hasapi Ende, tetapi dalam cara memainkannya berbeda, Hasapi Doal berperan sebagai pembawa ritme konstan.
Nah untuk alat Musik lainnya ada alat Musik oleh ole. Ole-Ole yang ini merupakan jenis alat musik tradisional Sumatera Utara yang cara memainkannya dengan cara ditiup, badan dari alat ini terbuat dari batang padi dan resonatornya terbuat dari daun kelapa atau biasa disebut dengan enau.
Ole-ole merupakan jenis alat musik sederhana yang masuk dalam jenis alat musik yang bersifat Solo, alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi.
Alat musik ini terkadang juga memiliki lubang yang terdapat pada batangnya. Lubang nada pada batang tersebut tidak beraturan tergantung kepada si pembuat alat musik dan juga nada-nadanya yang ingin dicapai dibuat sedemikian rupa karena memang alat musik tersebut dibuat hanya untuk hiburan belaka.
Panggora merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang sejenis seperti gong namun suara bunyinya sedikit lebih unik bila dibandingkan dengan gong, Bunyinya dapat dipukul dengan menggunakan alat yang biasa disebut dengan ” stik ” setelah bunyi telah keluar nanti akan diredamkan dengan sebuah pegangan tangan. Panggora ini adalah sebuah gong yang paling besar dengan ukuran garis tengah mencapai 37 cm dengan memiliki tebal sekitar 6 cm. Panggora menyerupai bentuk berupa gong berukuran yang sangat besar, besarnya sampai melebihi Aramba dan Faritia. Panggora terbuat dari bahan logam seperti besi, kuningan atau perunggu, agar suara yang dihasilkan juga lebih keras dan terdengar nyaring.
Sarune Bolon merupakan jenis alat musik tradisional Sumatera Utara yang memiliki 6 buah lubang nada yang berfungsi utuh dan berperan untuk mengiringi melodi yang keluar. Alat musik tradisional yang satu ini termasuk bagian dari perangkat Gondang Sabangunan.
Instrumen ini dapat digabungkan dengan Taganing, Gondang, Ogung, Hesek, dan Adap. Sedangkan pada masyarakat daerah Simalungun itu sendiri, Alat musik ini merupakan bagian dari perangkat Gindrang Saparangguan.
Taganing merupakan salah satu alat musik tradisional Sumatera Utara yang terdiri dari 5 buah gendang yang berfungsi sebagai pengatur ritme. Taganing juga dapat disebut sebagai Drum Set Melodis. Alat musik pukul ini semakin dipukul ke kiri semakin tinggi nada yang di keluarkan, Alat musik ini memiliki sebuah stik untuk memukul pada umumnya.
Demikian beberapa informasi yang bisa saya Sharing tentang alat musik tradisional Sumatera Utara beserta keterangannya semoga dapat bermanfaat bagi kita sebagai warga negara Indonesia. Fungsi-fungsi tersebut saya lihat dari https://alatmusikindonesia.com/alat-musik-tradisional-dari-sumatera-utara/
Alat alat musik yang tadi sudah dijelaskan yang memiliki berbagai perbedaan berusaha untuk saling melengkapi agar terciptanya nada-nada yang baik dan enak didengar. Yang terpenting ansambel ini mampu membuat aransamen-aransemen yang unik, yang berbeda dari yang lain. Kekhasan dari alat musik tadilah yang membuat ansambel ini unik.
Zaman sekarang, uning-uningan sudah sedikit yang menjaga kelestariannya, tetapi masih ada beberapa pihak yang menjaga dan mempertahankannya. Mempertahankanlah yang sulit, sehingga ada beberapa orang yang tetap mempertahankan budaya uning-uningan, terus berusaha agar alat musik ini diterima oleh khalayak umum. Dengan cara, alat musik ini mulai dibuat variasinya dan alat musik ini dicoba untuk mengaransemen lagu-lagu zaman sekarang. Ternyata, alat musik uning-uningan mampu dan tidak kalah saing dengan alat musik modern.Hal ini yang seharusnya kita banggakan, karena kebudayaan kita mampu mengikuti zaman dengan tetap menjaga kekhasannya.
Jadi, sebagai anak bangsa kita tidak boleh malu akan ciri khas Indonesia. Kita juga harus mempertahankannya dengan cara mempeljari kebudayaan tersebut. Kita juga harus merasa bangga karena kita memiliki kekhasan dan corak yang berbeda. Jadi tunggu apalagi,kita harus berusaha untuk tetap menjaga kelestarian uning-uningan.
Nah,ini beberapa video mengenai uning-uningan :