Halo, P-assengers!
Nuha kembali menyapa kalian dalam artikel pertama di kepengurusan Radiant. Rasanya baru kemarin aku diumumkan masuk PIDAS, tidak terasa sekarang sudah mulai memasuki tahun kedua aku berada di dalam organisasi yang super kece ini. Tema dari artikel kali ini adalah tentang Harapan di PIDAS dan juga Stereotype dari PIDAS itu sendiri.
Sebelum masuk ke tema, aku mau berbagi sedikit cerita tentang kepengurusan baru, nih.
Untuk memulai sebuah kepengurusan baru, pastinya dibutuhkan calon pemimpin baru untuk menggantikan para pemimpin yang lama. Aku yang dulu tergabung dalam Departemen Daring yang dikepalai oleh Kak Nisa dan Kak Pepe ini hampir menjadi salah satu calon pengurus selanjutnya. Iya. Aku hampir menjadi penerus kedua orang hebat itu. Aku mengajukan diriku sendiri bawa aku ingin menjadi calon pengurus selanjutnya saat ditanya. Eh, tapi kenapa aku tulis hampir? Karena aku mengundurkan diri. Setelah aku diskusikan lebih lanjut dengan orang tuaku dan kupikirkan lagi sendiri, akhirnya aku nyatakan bahwa aku mengundurkan pencalonan diriku sebagai pemimpin. Tapi, aku merasa bahwa para pengurus terpilih yaitu Wina dan Todo dapat memimpin dengan baik dan aku bangga dengan mereka.
Oiya, di kepengurusan baru ini PIDAS juga mengalami beberapa perubahan, loh! Departemenku sendiri yaitu Departemen Daring juga termasuk ke dalam salah satu aspek yang mengalami perubahan, yakni kami berubah menjadi Bidang Humas Media! Wah, naik jabatan, nih! Hehehe. Untuk tugasnya ngga banyak yang berubah, sih. Tapi, tetap harus tekun, tidak main main, dan pastinya tetap harus sigap.
Mulai masuk ke tema, yuk!
Mengenai stereotype dari PIDAS. Stereotype dalam artian bagaimana aku melihat PIDAS saat pertama kali.
Satu tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi siswa siswa baru di SMAN 81 ini, aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang kegiatan ekskul yang ada di sini, apalagi tentang PIDAS. Satu tahun yang lalu, ketika mendapat buku tata tertib yang menyertakan daftar ekskul dan membaca kata “PIDAS”, pikiranku yang pendek ini hanya bisa berkata, “ini typo dari padus apa gimana, deh?”. Satu tahun yang lalu, ketika rangkaian demo ekskul tampil dan nama PIDAS terpanggil. Ketika derap langkah kaki dari barisan berjas merah itu memasuki lapangan.
Saat itu juga, aku tak sanggup berkata. Hanya kedua mata yang terbuka lebar menatap mereka. Setelah selesai penampilan mereka, hatiku dengan mantap berkata.
“Aku akan menjadi bagian dari mereka.”
Haha oke, jadi maksudnya, dari pertama aku melihat dan mendengar PIDAS menjelaskan apa itu mereka dan segalanya, dari pertama aku melihat hasil dari karya karya mereka, aku sangat kagum. PIDAS itu lebih dari sekedar ekstrakurikuler dan aku amat bangga dengan fakta bahwa aku dapat tergabung di dalamnya.
Mengenai harapanku di PIDAS.
Hm, untuk harapan harapanku sebenarnya sudah tertulis di dalam artikelku yang berjudul Found My Way. Tetapi, tetap akan kutuliskan dalam artikel ini tentang harapanku dalam PIDAS dan harapan untuk PIDAS ke depannya.
Harapanku di PIDAS tidak berbeda jauh dari harapanku sebelumnya yaitu agar aku bisa merubah sifat pesimisku jadi lebih optimis, dapat menjadi percaya diri dengan apa yang ingin aku raih, dapat menjadi pribadi yang selalu siap apabila dibutuhkan, dan tidak melupakan bahwa aku adalah seorang yang canggung, jadi aku berharap agar aku bisa mengurangi rasa canggung itu dan lebih outgoing dalam berteman.
Dan sesuai dengan judulku kali ini, yaitu Keeping in Track, aku ingin aku tetap berada dan tetap percaya pada jalan yang aku pilih dan aku jalani ini (baca Found My Way dan Halfway).
Harapan untuk PIDAS ke depannya pastinya agar PIDAS menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, agar PIDAS dapat meraih pencapaian dan prestasi yang lebih membanggakan lagi, dan pastinya dapat membuat bangga SMAN 81 dan para ILUNI.
Sekian tulisanku kali ini, sampai bertemu di artikel selanjutnya!