Halo, P-assengers!
Kembali disini bersama Nice! Nah, artikel kali ini adalah artikel kedua yang aku tulis, lho! Dan hari ini aku akan membahas tentang peristiwa yang spesial yang jatuh pada bulan Oktober.
Kira-kira P-assengers tau gak yaa peristiwa apa yang aku maksud?
“Sumpah Pemuda”
Yap! Benar sekali. Hari ini, aku ingin membahas tentang peristiwa penting yang berdampak pada sejarah negara Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda!
Tahukah kalian isi dari teks Sumpah Pemuda yang diikrarkan pertama kali pada tanggal 28 Oktober 1928?
Yuk, disimak baik-baik teks dibawah ini!
Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia
Kedoe :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Ketiga :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Teks Sumpah Pemuda pertama kali dibacakan pada Kongres Pemoeda di Waltervreden atau yang sekarang dikenal sebagai Jalan Kramat Jati Raya no.106 Kota Jakarta. Pada saat itu bukan hanya satu golongan yang datang, tetapi seluruh pemuda-pemudi Indonesia datang pada pertemuan tersebut. Teks Sumpah Pemuda ini merupakan hasil pemikiran para pemuda-pemudi Indonesia dan dijadikan sebagai tonggak awal sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia menuju kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ikrar ini merupakan dasar dari semangat untuk menegaskan cita-cita rakyat Indonesia, berdirinya sebuah negara, dan terbebas dari penjajahan. Mulai sejak diikrarkan, tak peduli mereka, para pemuda-pemudi, berasal dari suku mana, agama apa yang diantut, warna kulit yang mereka miliki, mereka semua bersatu dengan satu tujuan yang sama, yaitu melawan penjajah dan memerdekakan Indonesia. Sangat sulit untuk melakukan itu. Dengan sikap nasionalisme (cinta tanah air), mereka tak gentar melakukannya meskipun nyawa taruhannya. Sungguh, aku bangga menjadi rakyat Indonesia dan mengetahui jasa para pahlawan yang amat besar.
Sudah 89 tahun, bangsa Indonesia merayakan Sumpah Pemuda dan mengumandangkan teks tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu kehidupan manusia , nilai-nilai kesatuan yang terdapat di teks Sumpah Pemuda mulai memudar. Saat ini, rakyat Indonesia hanya mengucapkan tanpa menjalankan isi teks tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Wah! Kenapa bisa seperti itu?” hatiku selalu bertanya-tanya.
Jujur, sebagai generasi muda bangsa Indonesia, aku merasa kesal terhadap perlakuan rakyat Indonesia yang kian tidak membaik. Mereka seperti tidak menghargai perjuangan pemuda-pemudi Indonesia yang pada saat itu berjuang demi masa depan Indonesia. Sering kita lihat di berita televisi, berita di koran, berita di internet, dll menampilkan banyaknya perpecahan yang terjadi di Indonesia, banyak hal yang tidak baik untuk dilakukan, seperti foto-foto “Kids Jaman Now”, banyaknya kasus-kasus yang mencoreng nama baik Indonesia dan masih banyak lagi. Miris sekali melihat berita-berita seperti itu. Padahal Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki banyak keberagaman yang lainnya.
“Mengapa hal tersebut dapat terjadi pada generasi Indonesia saat ini”
Pertama, hal itu dapat terjadi, apabila para pemuda-pemudi saat ini tidak dibekali dengan sikap nasionalisme dan patriotisme sejak dini dengan baik oleh kedua orang tuanya maupun orang lain. Selain itu, adanya ego dan gengsi yang tinggi dari dalam diri masing-masing anak generasi muda saat ini, menjadi awal dari kesusahan menciptakan semangat kekeluargaan. Dengan ego yang tinggi, banyak sekali perpecahan di negri karena adanya perbedaan pendapat maupun di adu domba oleh segelintir golongan.
Kedua, hal-hal kecil yang tidak baik yang mereka lakukan juga berpengaruh pada kepribadian mereka, lho! Apabila sejak dini suka melakukan hal mengejek, membully, mencemooh, berkata kasar, berlaku curang, tidak menghormati orang yang lebih tua, tidak berlaku sopan, membangkang dll dan tidak diperingatkan, maka pada sudah tumbuh besar, perilaku tersebut dapat terus “dilestarikan” oleh orang tersebut karena dianggap hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa saja. Hal tersebut dapat menjadikan alat untuk perpecahan.
Contohnya adalah saat kita berkata kasar dengan membawa nama SARA dan orang tersebut tersinggung, maka dapat terjadi perkelahian dan perpecahan antara dua orang. Selain itu, contohnya adalah saat A melakukan hal yang salah dan sang guru menghukumnya. Ternyata, si A tidak terima dengan perlakuan gurunya dan ia melaporkan kejadian tersebut kepada orang tua dan guru tersebut dipenjarakan.
Nah, mulai dari sekarang, hati-hati dalam bertindak ya P-assengers! Karena hal tersebut merupakan awal dari sebuah masalah yang besar.
Ketiga, pendidikan yang diberikan dengan kurang baik, dapat memicu hal tesebut juga, lho! Mereka selalu berpikir “Buat apa sih belajar?” “ Apa deh capek kali upacara melulu” “Ogah banget gue belajar ama ni guru!” dan lain-lain. Pola asuh dan didikan yang kurang baik dapat menjadikan mereka menjadi pribadi seperti itu lho. Seperti, berani melawan guru. Padahal dulu, guru adalah orang paling dihormat sepanjang negri ini, setelah kedua orang tua. Malas untuk belajar, berkata kasar, dll. Melecehkan nama Indonesia dan mereka tidak pernah merasa bersalah, bahkan mereka tidak sadar akan apa yang mereka lakukan. Miris sekali.
Keempat, hal tersebut dapat terjadi apabila rakyat Indonesia, terutama generasi muda Indonesia saat ini, tidak dapat memilah yang baik dan buruknya saat adanya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia. Sebagian besar generasi muda saat ini sangat menerima dan mengikuti perkembangan budaya barat yang masuk. Hal tersebut menjadikan kurangnya rasa nasionalisme dan kurangnya rasa cinta akan negri sendiri. Sehingga banyak kebudayaan Indonesia yang terlupakan dan punah, lho! Di dalam pekembangan teknologi yang berkembang pesat, budaya barat masuk, dll yang saat ini terjadi, masyarakat Indonesia lupa akan dampak buruk yang terjadi bagi diri sendiri maupun bagi Indonesia.
Indonesia memiliki banyak perbedaan, seperti agama, ras, suku, kebudayaan, dll. Sebagai generasi bangsa Indonesia kita harus melestarikan perbedaan itu dan membuat perbedaan itu terasa ‘indah’ di mata rakyat Indonesia maupun duni. Bukan malah menjadi alat penghancur negara kita ini. Tahukah kamu terkadang kamu menjadikan perbedaan itu sebagai alat perpecahan dan kehancuran negara? Terkadang kamu pasti tidak menyadari telah melakukan tersebut, seperti mengejek teman dengan bersangkutan SARA, lho! Hayoo ngaku yang pernah seperti itu?!
Hal ini perlahan dapat menghancurkan bangsa
Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita pasti ‘dituntut’ agar dapat membuat negara Indonesia tercinta ini menjadi lebih baik dan maju. Tuntutan tersebut merupakan motivasi tersendiri untuk kita karena ketidakinginan negara Indonesia menjadi negara terbelakang.
“Harapan untuk Indonesia saat ini”
Harapanku saat ini untuk Indonesia agar ke depannya rakyat Indonesia dapat menghargai perbedaan-perbedaan yang ada karena fakta menyebutkan bahwa negara Indonesia merupakan negara multikultural. Aku ingin mengajak P-assengers untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya demi masa Indonesia. Jangan sampai 89 tahun perjuangan para pemuda-pemudi Indonesia hancur karena keegoisan dalam diri sendiri dan lebih mementingkan kepentingan Indonesia. Tidak ada kata untuk terlambat dalam melakukan kebaikan!
Aku juga berharap Indonesia dapat dijadikan “motivasi” bagi negara-negara lain di dunia yang sedang memperjuangkan hak kemerdekaan negara mereka. Menjadi motivasi untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
“Hal apa yang dapat generasi ini dan aku dapat lakukan untuk Indonesia lebih baik lagi?”
Jujur, pertanyaan ini sering kali terpikirkan oleh diriku. Seperti ‘doi’ yang selalu aku pikirkan. Hehehe. Sebenarnya aku juga bingung apa yang harus aku lakukan untuk dapat berpartisipasi untuk membantu generasiku dalam memajukan Tanah Airku. Karena terkadang, aku juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan ini.
Aku berharap dapat berpartisipasi dalam persatuan dan kesatuan Indonesia saat ini. Aku ingin mencegah adanya perpecahan lagi diantara kita. Kita juga harus mempertahankan persatuan agar kita tidak dengan mudahnya dipecah belas, kita harus maju dan diakui dunia. Banyak kok cara untuk mempertahankan persatuan dan kemerdekaan Indonesia!
Aku ingin memajukan pendidikan Indonesia yang saat ini terbelakang dengan negara-negara lainnya. Semakin canggih teknologi masa kini, pasti banyak cara untuk mendapat pendidikan lebih baik.
Selain itu, sebagai pemuda-pemudi Indonesia kita perlu belajar dari kesalahan-kesalahan yang terdahulu dan mencari cara agar kita tidak mengulangi kesalahan tersebut di masa kini maupun masa depan. Untuk melindungi Indonesia agar tidak terjatuh “dilubang” yang sama lagi.
Nah, hal itu dapat bermanfaat banget lho bagi Indonesia di masa yang akan datang. Setelah ini berhasil, aku yakin mereka dapat menjadikan Indonesia lebih baik, makmur, tentram, dan maju dan lebih menghargai jasa para pahlawan.
Siapkah kalian untuk berubah menjadi pemuda-pemudi yang baik dan menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang? AYO PASTI KITA BISA‼
Nah, untuk menambah semangat persatuan dan kesatuan, aku kasih gift spesial deh untuk P-assengers berupa quotes ‼
“Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri” –Ir. Soekarno
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” –Ir.Soekarno
“Jatuh bangunnya negara ini sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta.” –Moh.Hatta
“Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milk kita semua dari Sabang hingga Merauke.” –Ir.Soekarno
Jujur, aku tidak tahu harus menulis apalagi. Sekian dari aku yaa! Udah mulai capek nih dan aku terkejut ternyata aku nulis sampai 8.801 huruf tanpa spasi (Wah, melebihi ketentuan hehe). Terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan adanya kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca.
Salam hangat,
Nicewara Amelia Handhara