Halo, P-assengers!
Setelah sekian lama gak nulis artikel akhirnya gua kembali. Untuk mengawali artikel ini, gua mau mengucapkan Selamat Hari Sumpah Pemuda untuk semua pemuda-pemudi Indonesia di luar sana. Seperti yang kita ketahui, belum lama ini bangsa Indonesia merayakan salah satu hari besarnya yaitu Hari Sumpah Pemuda!
Hari Sumpah Pemuda adalah suatu hari nasional yang bertujuan untuk mengenang jasa para pemuda Indonesia yang telah bersatu dan menghasilkan suatu ikrar bersejarah yaitu Sumpah Pemuda. Tahun ini, bangsa Indonesia telah merayakan Sumpah Pemuda untuk yang ke-89 kalinya. Hari bersejarah ini dirayakan dalam berbagai bentuk salah satunya adalah upacara.
Tapi, karena Sumpah Pemuda tahun 2017 ini jatuh di hari Sabtu, gua merayakannya dengan cara memposting suatu foto di Instagram dilengkapi dengan caption yang sangat nasionalis (untuk memenuhi tugas PIDAS, hehe). Jujur aja, gua cukup bangga dengan caption yang gua tulis di post tersebut karena kelihatannya gua nasionalis banget. Tapi, disaat yang bersamaan gua juga berpikir, ini gua nge-post beneran tulus atau hanya untuk memenuhi kriteria tugas? Atau bahkan yang lebih parah, hanya untuk pencitraan?
Gua akuin, gua masih belum pantas disebut warga negara yang baik, gua masih sering males-malesan saat upacara, ngeluh tentang kinerja pemerintah tapi gak melakukan apa-apa, dan belum memberi apapun untuk mengharumkan nama bangsa kita ini. Tapi, gua mau berubah. Gua mau punya rasa nasionalisme yang besar. Rasa nasionalisme yang dulu gua punya.
Dulu, gua bangga banget jadi warga Indonesia, setiap ada internet friends yang nanya gua berasal darimana, gua bakal jawab dengan bangga kalau gua berasal dari Indonesia, negeri dengan sejuta perbedaan, sejuta pesona alam, sejuta kebudayaan tapi semua perbedaan itu diterima dan masyarakatnya hidup harmonis. Namun, semakin bertumbuhnya gua, semakin banyak berita yang gua baca, semakin banyak fakta yang gua ketahui, gua sadar bahwa Indonesia gak seindah apa yang gua bayangkan.
Kasus rasisme yang merajalela, korupsi, toleransi yang menurun, permainan politik yang kotor semuanya perlahan-lahan merubah pandangan gua terhadap Indonesia. Menurut gua, orang-orang inilah yang menodai kemerdekaan. Kemerdekaan yang dulu diperjuangkan mati-matian oleh para pahlawan yang bersatu untuk Indonesia.
Kita dititipkan negeri ini oleh para pahlawan tersebut untuk dijaga. Dijaga persatuannya, dijaga alamnya, dijaga keadilan dan dijaga demokrasinya. Tapi apa kenyataannya sekarang? Menghargai satu sama lain aja kesannya sulit banget. Perbedaan yang dulu dielu-elukan sekarang menjadi akar semua masalah. Apa penyebabnya? Sikap toleransi yang udah menipis.
Kemajuan teknologi dan internet yang seharusnya digunakan untuk memajukan bangsa dan pendidikan malah dipakai untuk menyebar kebencian dan memprovokasi.
Orang-orang yang salah dibela, yang benar dipenjarakan. Dimana letak keadilannya?
89 tahun yang lalu pemuda-pemuda Indonesia mengesampingkan perbedaannya untuk satu tujuan yaitu untuk kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Mereka sadar bahwa untuk maju mereka harus bersatu.
Hal inilah yang harus kita tanamkan di dalam diri masing-masing terutama di zaman modern ini dimana begitu banyak berita-berita hoax dan provokasi orang-orang yang tersebar bebas dan berpotensi untuk memecah persatuan.
Pada Sumpah Pemuda yang ke-89 ini, gua punya sejuta harapan untuk Indonesia yang gua yakini pasti akan terwujud kalau ada kemauan dari masing-masing rakyat Indonesia untuk memajukan bangsa kita tercinta ini.
Harapan gua yang pertama adalah kembalinya rasa toleransi yang besar kepada rakyat Indonesia. Dengan wilayahnya yang luas dan terdiri dari berbagai pulau, gak bisa dipungkiri bahwa Indonesia berdiri dengan sejuta perbedaan. Perbedaan adat, perbedaan suku, perbedaan budaya, bahkan perbedaan agama. Keberagaman inilah yang menjadi salah satu “nilai jual” Indonesia di mata dunia. Perbedaan yang kita miliki ini dipandang sebagai sesuatu yang indah oleh negara asing.
Tapi kenyataannya di negeri kita sendiri, perbedaan ini malah menjadi akar dari berbagai perselisihan. Golongan mayoritas berkuasa dan minoritas harus tunduk dengan terpaksa. Bukan itu cara untuk hidup harmonis, semua golongan harusnya bisa hidup bersama-sama dan berdampingan, melengkapi satu sama lain.
Hal ini harus berhenti. Dan semuanya bisa dimulai dengan menghargai satu sama lain. Hargailah sesama warga Indonesia tanpa memandang darimana ia berasal, atau kepada Tuhan yang mana ia berdoa. Karena sebenarnya kita semua saudara. Saudara sebangsa, saudara setanah air.
Harapan gua yang selanjutnya adalah untuk pemerintahan yang lebih bersih dan dapat mendukung kemajuan rakyat Indonesia. Seperti yang bisa kita lihat di media, masih banyak petinggi-petinggi negara yang melakukan tindak korupsi, penipuan, maupun pemerasan. Padahal petinggi-petinggi inilah yang dipilih rakyat Indonesia untuk menyalurkan aspirasinya dan membangun negeri. Tapi mereka malah menyalahgunakan kepercayaan yang sudah diberikan oleh rakyat Indonesia untuk memperkaya diri sendiri. Gua berharap banget semoga kedepannya manusia-manusia seperti ini bakal cepat ditangkap dan diberi hukuman yang sepantasnya.
Selanjutnya gua juga berharap masyarakat Indonesia bisa lebih mendukung program-program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Jujur aja gua juga sering ngeluh kok tentang kinerja pemerintah yang kadang gua anggap terlalu lamban. Tapi, gua baru sadar kalau semuanya butuh proses. Pembangunan-pembangunan yang sedang dilakukan sekarang ini memang gak instan dan butuh waktu cukup lama, bahkan kadang pembangunan tersebut menjadi salah satu alasan jalanan macet yang sudah pastinya bikin kesal sendiri. Namun, at the end of the day, semua pembangunan ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup kita. Jadi daripada ngeluh dan protes non-stop, lebih baik kita mendukung. Siapa tau pembangunannya jadi lebih cepat, kan? Dan kita jadi mengurangi beban batin tentunya.
Sebenarnya, masih banyak harapan-harapan yang gua punya untuk negeri kita tercinta, Indonesia tapi kayaknya kalau gua jabarin semua bakal panjang banget, ya. Ini sih tiga harapan paling utama yang gua punya sekarang untuk Indonesia. Semoga bisa cepat terwujudkan, ya!
Dan seperti slogan yang dikumandangkan Pak Jokowi di Sumpah Pemuda tahun 2017 ini yaitu, “Kita Tidak Sama, Kita Kerjasama” mari hargai perbedaan yang ada dan bersatu untuk terus membangun negeri.
Sekali lagi, Selamat Hari Sumpah Pemuda!