Apa kabar, P-assengers?
Ketemu lagi nih sama gue di artikel kedua dalam kepengurusan #INCREDIBLE! Nah, di artikel kali ini gue akan membahas tentang Sumpah Pemuda dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-89.
Kenapa sih harus diperingati toh juga udah lewatkan peristiwanya?
Nah, kalau kalian bertanya seperti ini, sama saja dengan tidak menghargai perjuangan para pemuda-pemudi Indonesia dalam rangka mempersatukan Indonesia. Sumpah Pemuda harus diperingati agar kita tetap ingat bahwa kita harus mempertahankan persatuan yang telah ada demi kemajuan Indonesia.
Membahas sedikit tentang Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 dan bertempat di Jakarta. Bila dilihat kilas balik sedikit, sebelum adanya Sumpah Pemuda, Indonesia tidak bersatu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia berulang kali gagal meraih kemerdekaan bersama.
Sebelum Sumpah Pemuda, perjuangan Indonesia dalam upaya mendapat kemerdekaan bersifat kedaerahan, dalam artian setiap daerah mempertahankan daerah masing-masing tanpa mempedulikan daerah lain. Saat daerah lain kesusahan, mereka tidak peduli dan memilih untuk menjaga daerahnya agar tidak ikut diserang oleh penjajah-penjajah. Inilah yang membuat kemerdekaan Indonesia sangat susah untuk diraih.
Lama-kelamaan, pemuda-pemudi Indonesia sadar akan hal ini. Organisasi-organisasi yang bersifat kedaerahan dari berbagai daerah mulai bersatu seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Java, Jong Minahasa, dan masih banyak lagi. Mereka mulai bersatu dan munculah Kongres Pemuda I dan II yang akhirnya melahirkan Teks Sumpah Pemuda yang dibacakan oleh Soegondo dan dijelaskan secara rinci oleh Mohammad Yamin. Berikut isi dari Sumpah Pemuda:
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Kenapa sih Sumpah Pemuda itu penting?
Bila tidak ada Sumpah Pemuda, mungkin tidak akan ada Indonesia yang bersatu seperti sekarang atau bahkan, Indonesia tidak akan merdeka seperti sekarang ini dan masih berada di bawah jajahan para penjajah.
Gue pribadi merasa bangga dengan para pemuda pada zaman itu, tanpa pemikiran mereka yang sangat dewasa dan melihat ke depan, kita pasti masih dikekang oleh para penjajah sekarang. Kegigihan mereka akan persatuan itulah yang membuat Indonesia bersatu seperti sekarang ini. Gue, semakin bertambah umur gue alias semakin dewasa, malah merasa malu dengan generasi pemuda dan pemudi Indonesia zaman sekarang. Gue bahkan merasa malu dengan diri gue sendiri. Kira-kira kenapa ya gue merasa begini? Betul, gue malu karena kita sebagai pemuda dan pemudi Indonesia tidak bisa menjalankan amanat dengan benar. Kita tidak bisa menjaga persatuan dan malah lama-kelamaan menimbulkan perpecahan di Indonesia yang membahayakan Negara kita ini.
Kita ini dikenal dengan sebutan “Generasi Nunduk” dimana kita tidak bisa lepas dari gadget kita hanya dalam beberapa jam dan terus menundukan kepala untuk memperhatikan gadget kita dan mengabaikan orang-orang di sekitar kita. Yaa, gue masih bisa maklumin kalau nge-check gadget buat ngurusin bisnis atau ngerjain tugas dan belajar. Tapi, gue nggak bisa toleransi sama para remaja dan pemuda Indonesia yang menyalahgunakan gadget untuk menimbulkan perpecahan.
Zaman kita ini, kalau ada orang yang berantem itu bukannya dilerai tetapi malah di-videoin buat menjadi bahan upload-an di Instagram, Twitter, LINE, FaceBook, dan sosial media lainnya. Begini deh, emangnya kalau diupload doang terus cuma buat liatin orang-orang berempati dengan comment “Aduh, anak zaman sekarang kerjanya berantem terus. Bagaimana mau maju negara kita ini?”. Gue mau kita instropeksi diri masing-masing. Apakah dengan comment begini akan membuat orang yang berkelahi tadi tidak akan mengulangi perbuatannya? Kan tidak juga ya? Langsunglah lerai demi persatuan Indonesia!
Banyak juga remaja dan pemuda zaman sekarang yang menggunakan gadget untuk mengejek perbedaan yang ada. Begini ya, dulu para pejuang-pejuang kita telah memperjuangkan kita untuk bersatu terus sekarang kita mau menghancurkan apa yang ada hanya dengan sentuhan jari di layar ponsel atau di atas ketikan keyboard kita? Perjuangan selama bertahun-tahun itu sia-sia hanya karena beberapa deret kalimat yang kita ketik di gadget kita!
Apa sih yang seharusnya kita lakukan sebagai pemuda dan pemudi Indonesia?
Menurut saya, pemuda dan pemudi adalah tenaga yang sangat kuat untuk membuat pengaruh di negara manapun. Kita memiliki kreativitas yang tinggi dan tenaga yang luar biasa banyaknya serta semangat yang berkobar-kobar. Ini dianugerahkan Tuhan untuk kita gunakan dengan tujuan yang benar salah satunya untuk mempertahankan Negara Indonesia kita yang tercinta ini.
Bagaimana cara konkritnya?
Tidak sulit, kita sebagai “Generasi Nunduk” bisa menggunakan gadget kita untuk keperluan yang lebih baik. Daripada gadget kita digunakan untuk sekedar nge-roast orang yang tidak bersalah di sosial media, lebih baik kita gunakan untuk menyebarkan komentar positif dan membangun. Gunakan gadget dan sosial media kita untuk menyebarkan kekayaan-kekayaan alam maupun budaya yang Indonesia miliki. Daripada hanya untuk mengabadikan orang yang sedang berkelahi, lebih baik digunakan untuk meng-upload video kalian sedang menari tarian Indonesia, menyanyikan lagu Indonesia, dan lain-lain.
Apa harapan untuk Indonesia ke depannya?
Gue berharap kita bisa mempertahankan apa yang sudah diperjuangkan oleh para pemuda dan pemudi Indonesia 89 tahun yang lalu. Tidak susahkan hanya mempertahankan? Coba bandingkan bila kita yang harus berkorban untuk meraih persatuan Indonesia demi kemerdekaan? Pasti jauh lebih susah ketimbang mempertahankan.
Gue berharap pemuda dan pemudi Indonesia bisa memanfaatkan kreativitas dan tenaganya untuk tujuan yang lebih baik. Gue bilang begini karena berdasarkan apa yang gue liat, kita pemuda dan pemudi Indonesia semakin lama semakin malas untuk berkarya. Bisa dilihat dari kita yang menunda-nunda kerjain PR, nunda belajar padahal besok ulangan, atau contoh simple-nya nunda buat kerjain artikel ini. (Yah ketauan deh hahaha)
Gue berharap pemuda dan pemudi Indonesia bisa membuat batasan diri di social media. Menurut gue, gadget dan sosial media ini adalah hal yang kelihatannya kecil namun bisa berdampak sangat besar dan berpotensi menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, gue berharap ke depannya kita bisa memanfaatkan gadget dan sosial media untuk tujuan yang lebih baik lagi dan buatlah batasan diri kalian dalam jangka waktu lama penggunaan gadget karena gadget “Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Bergaulah dengan sekeliling kita agar rasa kebersamaan kita sebagai satu bangsa bisa terus terbangun!
Gue berharap Sumpah Pemuda yang diperjuangkan 89 tahun yang lalu tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Jangan hanya menghafalkan teksnya namun camkanlah di hati dan benak kalian bahwa kita ini adalah sama-sama pemuda dan pemudi Indonesia yang beberapa tahun ke depan akan memimpin Indonesia Kalau dari sekarang kita tidak bersatu bagaimana kita sebagai generasi penerus akan memajukan Indonesia ke depannya?
Akhir kata, yuk kita hargai perbedaan yang ada dan jangan jadikan perbedaan menjadi bahan cemoohan di dunia maya yang bisa menimbulkan perpecahan. Jagalah persatuan Indonesia dan terus kobarkan api perjuangan kita sebagai pemuda dan pemudi Indonesia!
Sampai di sini dulu artikel yang panjang ini, terima kasih sudah membaca sampai akhir!
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!
Selamat Hari Sumpah Pemuda!