Pernahkah kalian mendengar sebutan “generasi micin” dan “kids zaman now”. Ya, sebutan – sebutan tersebut merupakan sebutan yang digunakan masyarakat untuk menggambarkan perilaku pemuda zaman sekarang. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa image pemuda di mata masyarakat semakin hari semakin jelek. Dengan semakin buruknya perilaku dan sikap pemuda zaman sekarang, bisakah kita bayangkan bagaimana masa depan bangsa Indonesia?. Nah, pada artikel ini, saya ingin membahas banyak hal tentang pemuda zaman sekarang yang disebut “generasi micin” itu.
Nah, pertama – tama mari kita bahas tentang apa arti pemuda itu sendiri. Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional. Seseorang dapat disebut pemuda jika berumur 15 sampai 25 tahun. Pemuda sendiri sangat berperan penting bagi suatu negara, pemuda merupakan masa depan dan harapan sebuah bangsa. Bahkan, presiden pertama RI yaitu Ir. Soekarno pernah berkata “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Dari perkataan beliau bisa kita lihat bahwa pemuda sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa dan bahkan dunia. Beberapa contohnya bisa kita lihat salah satunya saat peristiwa proklamasi, disitu kaum pemuda berperan besar dalam proklamasi sehingga Indonesia bisa merdeka. Contoh lainnya adalah tahun 1998, para mahasiswa dapat menurunkan presiden Soeharto karena krisis ekonomi yang parah. Disitu dapat kita lihat bahwa memang pemuda dapat mengubah sejarah bangsa Indonesia.
Tetapi, perilaku pemuda yang kita lihat sekarang sangat berbeda dengan harapan beliau. Banyak sekali pemuda yang terjebak pergaulan buruk, bertindak seenaknya, dan melenceng dari nilai – nilai bangsa Indonesia. Mereka yang seharusnya belajar dengan giat malah dengan seenaknya bolos sekolah. Waktu kosong mereka yang seharusnya mereka gunakan untuk hal yang positif malah digunakan untuk bermain game, nongkrong, dan berbagai kegiatan yang bisa dibilang membuang waktu.
Kini, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, semua informasi bisa didapat baik yang positif maupun yang negatif. Menurut riset terbaru yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, generasi muda berusia 20-24 tahun dan 25-29 tahun menyumbang hingga 80 persen dari pengguna Internet di Indonesia. Dan dari kisaran umur 20 sampai 24 tahun terdapat 22,3 juta jiwa yang menggunakan Internet.
Hal tersebut bisa berakibat baik atau buruk tergantung dari bagaimana pendirian dan perilaku pemuda dalam menggunakan Internet. Internet bisa membantu mereka untuk belajar dan juga menambah wawasan dan pengetahuan mereka. Sebaliknya, jika disalahgunakan, mereka bisa dengan mudah mengakses hal – hal yang negatif dan pada akhirnya bisa merusak diri mereka atau bahkan digunakan untuk hal yang bisa merusak orang lain juga.
Tetapi, saya cukup maklum dengan apa yang mereka lakukan. Saya menyadari kita sebagai pemuda memang sedang mengalami hal yang disebut orang dengan pencarian jati diri. Terkadang saya ingin mencoba banyak sekali hal yang menarik menurut saya. Ya, mencoba banyak hal memang penting untuk mengetahui dimana passion dan kemampuan kita, tetapi penting juga bagi kita untuk selalu menjaga diri dan pastinya selalu meminta bimbingan orang tua dalam memilih dan melakukan sesuatu.
Ya, peran orang tua dalam pertumbuhan seseorang memang sangat penting. Orang tua sudah jelas memiliki pengalaman yang banyak dan sudah pernah menjadi pemuda seperti kita sehingga dapat menuntun dan membimbing anaknya. Sehingga penting bagi kita untuk bertanya dan sekedar meminta saran kepada orang tua. Orang tua juga harus memberikan perhatian kepada anak muda yang kondisinya sedang tidak stabil sehingga bisa tumbuh dengan baik dan sesuai harapan orang tua. Selain itu, orang tua juga harus bisa membagi waktu untuk kesibukan dan waktu untuk anaknya. Seorang orang tua harus bisa menjadi tempat dimana anak bisa bercerita dan menumpahkan perasaannya sehingga orang tua mengerti jelas keadaan dan kondisi kehidupan yang sedang dihadapi anaknya. Hal itu dapat mengurangi kemungkinan terjebaknya seorang anak dalam pergaulan yang tidak baik.
Tetapi, walaupun orang tua sudah susah payah mendidik dan membimbing anaknya, tanpa kontribusi dan keinginan anak untuk berubah, hasilnya akan nihil alias tidak ada. Jadi, niat dan keinginan anak untuk berubah dan menjadi lebih baik tentunya harus ada. Hal tersebut bisa didapatkan dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter tersebut biasanya sudah banyak terdapat di sekolah – sekolah, tetapi sekali lagi disini peran orang tua untuk mendidik anak untuk menjadi lebih baik juga diperlukan.
Nah, jika peran orang tua sudah maksimal dan anak juga sudah memiliki karakter yang baik, ketaatan dan iman kita kepada Tuhan juga penting bagi kita. Dengan taat dan beriman kepada Tuhan, kita dapat terjaga dan tetap berada di jalan yang benar. Kita juga mendapat kekuatan untuk menjalani masa remaja yang cukup sulit untuk dijalani karena ketidakstabilan emosi diri kita dan tuntutan yang banyak baik dari sekolah, orang tua, dan masyarakat. Ketaatan dan iman kepada Tuhan dapat kita tingkatkan dengan banyak ibadah, bersyukur, dan membaca kitab keagamaan masing – masing.
Nah, dengan begitu, bangsa Indonesia diharapkan dapat melahirkan pemuda – pemuda yang berkualitas dan dapat menjadi harapan masa depan bangsa. Menurut saya, pejuangan pemuda sekarang mungkin berbeda dengan pemuda pada zaman dahulu, mereka tidak akan menggunakan bambu runcing dan berperang melawan penjajah. Tetapi, sesuai dengan perkataan presiden Ir. Soekarno, mereka akan berjuang melawan bangsanya sendiri. Walaupun begitu, api semangat sumpah pemuda yang diwariskan 89 tahun harus akan tetap menyala, dibawa, dan dijaga terang cahayanya untuk menerangi dan diri sendiri, lingkungan sekitar kita, dan pastinya masa depan bangsa Indonesia. Selamat hari Sumpah Pemuda!