Di era modern ini, banyak pemuda-pemudi Indonesia yang rasa cinta tanah airnya semakin memudar. Ada yang lebih mengagung-agungkan budaya negara lain yang berbeda jauh dari nilai-nilai bangsa Indonesia sendiri. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan minat untuk mencintai budaya negara sendiri. Selain budaya, pemuda-pemudi Indonesia bahkan ada yang lebih mencintai negara lain, sampai-sampai berharap untuk dilahirkan di sana. Mereka menganggap menjadi orang Indonesia itu payah, belum maju, pribumi.
Keadaan tersebut adalah hal yang sangat amat memprihatinkan. Bagaimana bisa generasi penerus bangsa ini lebih mencintai negara luar daripada tanah tempat ia dilahirkan? Hal tersebut sama saja seperti lebih mencintai orang lain daripada mencintai ayah-ibu sendiri. Bagaimana bisa seorang pemuda Indonesia tidak mencintai tanah tumpah darahnya sendiri? Kita dilahirkan di tanah Indonesia. Kita memiliki alasan yang kuat untuk mencintai tanah ini. Kita dibesarkan dan dididik di Indonesia, bukan di tanah luar. Seharusnya ikatan kita dengan tanah air jauh lebih erat daripada ikatan kita dengan tanah asing.
Ada lagi yang lebih memprihatinkan, banyak orang Indonesia yang lebih memilih untuk menggunakan Bahasa asing daripada bahasanya sendiri. Mereka memilih menggunakan Bahasa asing karena berbagai alasan. Ada yang ingin terlihat keren, ada yang merasa jika menggunakan Bahasa asing, akan terlihat lebih pintar dan lebih elit. Mereka menganggap Bahasa Indonesia itu kampungan. Bahasa Indonesia itu Bahasa pribumi. Mereka lebih baik menggunakan Bahasa asing agar terlihat lebih pintar. Mereka bahkan lebih mahir dalam menggunakan Bahasa asing daripada Bahasa negeri sendiri. Ironis. Hal tersebut adalah contoh penyia-nyiaan anugrah yang diberikan Tuhan kepada bangsa ini. Hal tersebut sama saja seperti menyia-nyiakan perjuangan pahlawan kemerdekaan yang berjuang mati-matian untuk mendapatkan semua itu.
Pemuda-pemudi Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis. Krisis nasionalisme, krisis cinta akan tanah air, krisis rasa bela negara. Di zaman ini, orang lebih memilih untuk membeli produk-produk luar negeri daripada membeli produk di negeri ini. Padahal, kualitasnya sama bagusnya. Bahkan ada yang lebih memilih untuk membeli batik yang diimpor dari luar negeri. Hal tersebutlah yang menyebabkan budaya Indonesia semakin lama semakin memudar. Padahal budaya yang dimiliki Indonesia adalah daya tarik Indonesia yang membuat Indonesia berbeda di kalangan negara-negara di dunia.
Oleh karena itu, saya sebagai pemuda mengikuti berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan nasionalisme saya sebagai pemuda Indonesia. Selain itu, saya bercita-cita untuk memajukan Indonesia lewat jalur hukum, yaitu menjadi Hakim Agung. Saya mengikuti ekstrakurikuler PIDAS agar saya bisa turut meliput kehebatan-kehebatan Indonesia. Selain itu, saya juga mengikuti ekstrakurikuler Paskibra. Lewat Paskibra, saya bisa merasakan bagaimana “gregetannya” pengibaran bendera. Seperti apa bulu kuduk saya sendiri merinding saat sedang mengibarkan bendera. Seperti apa rasa haru yang saya rasakan ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Saya juga mengikuti organisasi di sekolah dengan tujuan untuk mempersiapkan diri saya dalam menghadapi dunia kerja nantinya, sehingga perjalanan saya untuk membangun Indonesia bisa lebih mudah.
Harapan saya untuk pemuda-pemudi Indonesia adalah, tingkatkanlah nasionalisme diri masing-masing. Jadilah seorang patriot yang mencintai bangsanya sendiri. Fokuskanlah pandanganmu ke INDONESIA. Taruhlah hati dan pikiranmu hanya untuk kejayaannya. Buat apa kita melihat ke tanah lain, sementara tanah tempat kita berpijak saja semakin lama semakin hancur? Bangunlah Indonesia terlebih dahulu. Tanamkan rasa cinta kepada bumi pertiwi. Jangan lupa tempat dirimu dilahirkan, tempat dirimu dibesakan, asalmu, tanah airmu. Ingatlah syair dari suatu alunan lagu:
“Meskipun banyak negeri kujalani, yang masyhur permai dikata orang… Tetapi kampung, dan rumahku… Di sanalah ku, rasa tenang. Tanah ku yang ku lupakan… Engkau kubanggakan.”
Syair tersebut menunjukkan sifat yang seharusnya dimiliki oleh pemuda zaman sekarang. Meskipun mereka sudah dicekcoki oleh berbagai budaya asing, meskipun mereka sudah pergi ke tempat-tempat di luar sana yang keindahannya sangatlah menggoda, permai dan masyhur. Tetapi hatinya tetap di tanah asalnya. Tetap ingat akan rumah dan kampung halamannya. Karena sekali lagi, sekalipun kita bepergian ke tanah yang jauh, meskipun perjalanan kita di luar sana sangatlah lama, tetapi kita tetap orang Indonesia. Sifat-sifat Indonesia ada di dalam darah kita.
Berbagai hal dapat kita lakukan untuk meningkatkan nasionalisme kita. Mulailah dari hal-hal yang kecil, seperti menerapkan norma-norma orang Indonesia di kehidupan sehari-hari. Mulailah menaruh minat dalam mempelajari budaya-budaya dan keindahan-keindahan Indonesia. Lihatlah, saksikan. Dalam Indonesia ini, banyak sekali surga-surga yang jauh lebih indah dari keindahan dunia luar sana. Mulailah menghayati upacara pengibaran bendera. Nyanyikanlah lagu kebangsaan dengan sepenuh hati. Jangan anggap hal tersebut merupakan suatu kewajiban, tapi lihatlah kebiasaan tersebut merupakan suatu kebanggaan. Banggalah menjadi orang Indonesia. Orang Indonesia yang sudah berjuang selama tiga ratus lima puluh tahun melawan penjajah Belanda di bumi pertiwi. Orang Indonesia yang sudah berjuang selama tiga setengah tahun melawan penyiksaan Jepang. Orang Indonesia yang sudah merdeka, bersatu, berdaulat atas tanah airnya sendiri. Janganlah terjajah oleh budaya asing! Jangan terlalu tergoda oleh keindahan-keindahan luar sana.
Wahai pemuda-pemudi Indonesia, ingatlah akan asalmu. Ingatlah akan tanah airmu. Ingatlah tempat engkau dilahirkan, berdiri dan dibesarkan. Bangunlah bangsa ini agar menjadi bangsa yang lebih kuat. Banggalah menjadi orang Indonesia!